BAB 15 : Mawar merah & untuk Sakit hati nya

20 1 0
                                    

      "You're a special" —Davin Angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

      "You're a special"
—Davin Angkasa

0o0

      Pukul setengah sepuluh lewat lima belas menit Davin sudah sampai tepat didepan gerbang pagar coklat rumah Sabina. Davin memencet bell, tak sampai sepuluh menit Sabina pun keluar dengan tawa kecilnya ia membuka gerbang rumahnya.

Davin memasukkan motornya kedalam lingkungan Rumah Sabina. Davin mengambil bungkus plastik yang ia gantung di stank motornya makanan yang sudah ia beli, sekalian buket bunga yang tersimpan di paperbag.

"Nih, bunga. Biar kamu cepet sehat." Davin mengeluarkan buket nya, ternyata ia membeli buket bunga mawar merah.

Perasaan senang tak terhingga saat Sabina menerima bunga tersebut. "Makasih Vin!" Senangnya

Davin terkekeh "Yoi brader" Sabina dan davin pun berjalan memasuki area rumah Sabina yang begitu sunyi. Sebelas dua belas seperti rumahnya.

"Mama mana?" Tanya Davin yang hendak melepas sendalnya. "Mama lagi kerumah tante sari. Tetangga,"

"Owh." Davin pun yang hendak masuk rumah Sabina pun tidak jadi, ia memundurkan langkahnya. Sabina yang sadar pun menoleh kebelakang "Kenapa vin?"

"Ada setan"

Sabina pun menepuk Davin "Apaansih! Jangan ngaco deh!" Davin tergelak tawa "Enggak enggak. Bercanda Sab,"

"Terus kenapa?" kata Sabina. "Di teras aja, gaenak didalem berdua gaada siapa siapa."

Sabina pun mengganguk "Iya juga, yaudah. Aku mau ambil air dulu, kamu mau kopi? Atau teh? Atau air putih?"

"Jus mangga ada ga ka?" Tanya Davin meledek. Sabina berdesah "Tamu ngelunjak. Belom aja gue usir"

Davin tertawa disela ia duduk di bangku teras. "Apa aja. Keluarin aja kalo ada semuanya." Sabina tertawa sinis "Enak aja. Emang kamu tamu penting, udah ah air putih aja. Gabagus minum kopi sering sering, kayaknya dirumah aku kalo teh ga disediain buat dedemit kayak kamu"

Davin tertawa melihat kepergian Sabina yang masuk kedalam rumahnya. Sambil menunggu, Davin membuka bungkus makanan yang rumayan banyak ia beli.

Dari mulai martabak manis, martabak telur, ditambah gorengan molen dan onde onde.

Davin mencuci tangannya di keran dekat dengan tanaman.

"Kamu kenapa ga masuk aja sih, kalo mau cuci tangan mah." Ternyata Sabina sudah datang membawa satu teko air dingin dengan dua gelas.

CASSANOVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang