"Hyunwoo kembalikan buku ku!!""Aku pinjam dulu Hari,PR ku belum selesai."
Gaeun yang duduk di bangkunya sembari membaca buku terkekeh,melihat kedua temannya itu kejar kejaran di kelas seperti kucing dan tikus. Padahal ini masih pagi,bahkan teman sekelas lainnya belum datang. Mereka berangkat pagi karena suruhan Hyunwoo,tapi ternyata ia hanya ingin menyontek PR saja.
Gaeun senang persahabatan mereka masih terjalin. Semenjak SD sampai mereka beranjak remaja yang sekarang sudah duduk di bangku SMA,mereka tetap berada di sekolah yang sama. Gaeun benar benar sangat beruntung memiliki teman seperti mereka.
Hari dengan tingkah dan sifat keras kepalanya namun ia sangat baik kepada semua orang. Dan Hyunwoo yang konyol dan penakut tetapi sangat peduli kepada teman nya. Merekalah yang membuat Gaeun selalu bahagia.
"Akhirnya aku mendapatkan buku ku kembali." Hari mengambil paksa bukunya dari tangan Hyunwoo "Sekarang aku harus menghajar mu!" Hari merangkul pundak Hyunwoo bermaksud agar ia tak bisa kabur.
"Kumohon Hari jangan pukuli aku,aku akan melihat buku Gaeun saja." Pinta Hyunwoo dan mencoba melepas rangkulan Hari darinya.
"Jangan menyontek PR ku ya!" sahut Gaeun.
Hari makin mempererat rangkulan dipundak Hyunwoo yang terlihat kesakitan. "Gaeun tidak akan memberikanmu contekan, salah siapa kau tidak-"
"Hari."
Hari terkejut. Pipi nya mulai memerah. Ia tahu itu suara siapa. Spontan ia melepas rangkulannya dari Hyunwoo lalu berbalik badan menghadap asal suara itu.
"K-kanglim,kenapa kau kemari." Ucap Hari gugup.
"Kau datang sangat pagi,apakah kau mau berjalan jalan sebentar?"Ajak Kanglim.
"Ahh jalan-jalan ya...hehe,b-baiklah."
Hyunwoo yang masih sedikit kesakitan karena lilitan tangan hari dilehernya,mendekat ke bangku Gaeun.
"Huh padahal mereka sudah lama berpacaran tapi Hari tetap malu malu setiap bertemu Kanglim." Bisik Hyunwoo.
Hari yang mendengar bisik bisik tentangnya merasa tidak setuju."Aku dan Kanglim tidak berpacaran tau!"
*Suara hati Kanglim
lalu aku ini kau anggap apa Hari?"Ayo Hari,sebelum kelas dimulai." sela kanglim dengan senyum tipis.
"Ahh ya ayo."
Pasangan malu malu itu akhirnya pergi meninggalkan Gaeun dan Hyunwoo sendiri di kelas. Memang mereka berangkat sangat pagi,bahkan sampai saat ini teman sekelas mereka belum datang.
Tidak tau kenapa, Hyunwoo merasa tidak nyaman berdua dengan Gaeun seperti ini. Ia terus menatap wajah tenang Gaeun saat membaca buku itu dari bangkunya. Satu yang terlintas dari pikiran Hyunwoo ketika melihat Gaeun adalah "Cantik".
"Bagaimana dengan PR mu Hyunwoo."
Lamunan Hyunwoo buyar,entah kenapa dia tiba tiba keringat dingin."Ahh i-itu,biarkan saja aku akan dihukum haha"
Gaeun mulai melangkah ke bangku Hyunwoo, ia meletakkan buku PR nya di meja Hyunwoo."Lihatlah PR ku,mungkin kau bisa mempelajarinya juga agar kau paham." Ujar Gaeun pelan lalu kembali ke bangkunya.
"Waah terima kasih Gaeun, kau memang teman terbaikku." Ucap Hyunwoo antusias. Gaeun hanya mengangguk tanda responnya.
Hyunwoo tidak tau perasaan ini,ketika ia berdua dengan Gaeun rasanya sangat berbeda. Perasaan apa ini?
•••••••••••••••••••
Matahari mulai menghilang,terlihat bersembunyi di langit bagian barat. Sebentar lagi malam akan tiba dan bulan akan mengganti matahari yang bersinar.
Malam itu benar benar memukau, bulan sabit menggantung di langit, tiada awan hanya gemerlap berserakannya bintang bintang kecil.
Gadis dengan paras cantik yang kini menikmati indahnya malam dingin ini dengan sehelai roti ditangannya. Rambut panjangnya melambai tertiup angin.
"Apa kau menunggu ku,hm?" Tiba tiba Seseorang datang dihadapan Gaeun,seorang pria yang sedang tersenyum tipis, terlihat begitu manis.
"Tidak,aku tidak menunggu siapapun." Ujar Gaeun pelan dengan senyuman sinis nya.
"Ohh begitu...jadi aku akan pergi saja." pria itu berbalik,bersiap pergi dari sana.
Gaeun memegang tangan dingin pria itu,bermaksud agar pria itu tidak pergi "Ian,Kau tau kan aku hanya bercanda." Pinta Gaeun dengan wajah memelas.
Ya,Pria itu adalah Ian. Seorang vampir,bukan vampir biasa lagi tapi raja vampir. Meskipun seorang vampir,ia sangat baik kepada manusia. Menurut vampir seperti dia manusia itu bukan mangsa tetapi seorang teman,atau bahkan lebih dari teman.
Ian kemudian berbalik lagi menghadap Gaeun. Melihat wajah Gaeun yang terlihat lucu,Ia pun mencubit pipi Gaeun gemas "Kau sangat lucu jika begitu." lalu berganti mengusap rambut Gaeun pelan.
Gaeun hanya diam di perlakukan seperti itu,toh itu sudah rutinitas Ian setiap bertemu dengannya.
"Kau mau membicarakan apa?" Tanya Ian memulai pembicaraan.
Mereka memang sudah berjanji akan bertemu hari ini di taman depan Apartemen Rumah Gaeun. Mereka sebenarnya jarang bertemu terkadang 1 Minggu sekali atau 1 bulan sekalipun.
"Kau ingatkan 2 minggu lagi ada apa." jawab Gaeun antusias.
Ian berpikir sejenak "Tenang Gaeun aku tidak akan melupakan nya." Sahut Ian dengan senyum kecilnya.
*Senyum Mulu,saya yang bayangin senyumannya udah leleh duluan😞
"Aku tau kau pasti ingat,tapi untuk tahun ini aku ingin merayakan nya."
"Eh benarkah? Wahh itu pasti sangat menyenangkan!"
"Sebenarnya aku sangat gugup,aku mengundang semua teman sekelas ku." Gaeun menunduk sedih."Aku hanya takut mereka tidak menyukai ku."
"Kau sangat baik."Ian mengangkat dagu Gaeun "Mana ada yang tidak menyukai mu."
Gaeun tertawa kecil,lalu kembali berbicara."Ian,kau akan datang kan? aku berharap sekali kau akan datang."
Ian diam sejenak sebelum menjawab pertanyaan Gaeun."Demi dirimu aku akan datang." Jelasnya.
"Kau berjanji?" Gaeun menyodorkan jari kelingking nya lalu dengan cepat Ian mengaitkan jari kelingking nya ke jari Gaeun.
"Janji."
Terima kasih sudah membaca(●♡∀♡)
Menurut kalian,Gimana ceritanya?
I hope you like it.
Ingatkan untuk typo:)
Kalau kalian suka cerita ini jangan lupa vote ya. Satu vote berharga banget buat aku⊂(・▽・⊂)
Terimakasih (≧▽≦)
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR NIGHT |Shinbi House: Gaeun And Ian|
Mystery / ThrillerKisah cinta memang sangat rumit, seperti kisah cinta manusia dan vampir ini. Gaeun dan Ian percaya bahwa mereka pasti akan bersama sampai kapanpun. Tapi terlalu banyak perbedaan dari mereka yang bisa membuat mereka berpisah. Akankah mereka akan teta...