27

763 26 3
                                    

Bismillah

"SUAMI DARI ALAM LAIN"

#Part_27

#by: R.D.Lestari.

"Bima!"

"Lha?"

"Kok pikiran kita sama, Sri?" Rena tergelak bersamaan dengan Sri. Wanita berhidung bangir itu terdiam sesaat lalu menoleh ke sahabatnya, Sri.

"Apa itu makhluk sejenis Bima, ya?" ia mengernyitkan dahi. Mikir. Telunjuknya menepuk-nepuk dagu.

"Ah, sudahlah, Ren. Loe terlalu banyak mikir hari ini. Beruntung loe selamat tadi. Mata loe di taruh mana sih, sampe mau ketabrak?" omel Sri.

" Loe tu yang pikirannya ke mana ! ngapain manggil-manggil gue tadi!" Rena mencebik.

"Gue? ga ada tuh, Ren. Loe ni, mikir apa sih, Ren?"

"Ah, ga taulah," Rena berjalan meninggalkan Sri yang masih geleng-geleng dengan sikap Rena yang amat aneh hari ini.

Ia mengikuti sahabatnya itu dari belakang. Rena yang masih cemberut tak menentu akhirnya mau ikut Sri untuk berkunjung ke kediaman Indri.

Tanpa mereka sadari, sejak tadi mereka berada di kedai Mie, ada sepasang mata berwarna biru yang tak henti mengekori gerak-geriknya. Sepasang mata yang terjerat kecantikan dan tertarik karena ucapan Rena yang di anggap menghina. Bagaimana nasib Rena selanjutnya?

***

"Yah ... kenapa melamun?" Ibu yang sejak tadi memperhatikan sikap Ayah merasa amat heran. Semenjak kepulangan mereka yang di sambut antusias warga dan keluarga karena di nyatakan hilang, selama hampir sebulan setelah mengantar anak mereka ke hutan Uwentira, Ayah menjadi amat pendiam. Sedangkan Ibu, wanita itu masih bisa berlapang dada, karena Indri masih kerap hadir dalam mimpinya.

"Ayah memikirkan Indri, Bu. Beberapa hari ini perasaan Ayah tidak enak. Apakah terjadi sesuatu pada Indri, Bu?" Ayah menatap dalam mata Ibu.

"Kita doakan saja, Yah. Ibu sempat bermimpi tentang Indri, kelihatannya ia baik-baik saja," sahut Ibu.

"Ya, mudah-mudahan," Ayah tersenyum getir.

"Yah, beras oleh-oleh orang tua Bima kenapa ga habis-habis ya, Yah?" tanya Ibu.

"Mungkin itu beras ajaib, Bu. Bagaimana dengan emas yang mereka beri, apakah berkurang?"

"Kalau emas kayaknya berkurang, Yah. Kan sudah buat bikin rumah gede ini,"

"Hmmmmh, Ayah merasa seperti kita menjual Indri, Buk,"sesal Ayah.

"Kita mau bagaimana lagi, Yah. Cinta mereka teramat kuat. Susah untuk di pisahkan,"

"Apa kita berdosa,Bu? sampai saat ini, Ayah masih bingung,"

"Jangan jadi beban pikiran, Yah. Doakan saja Indri bahagia di sana," Ibu mengulas senyum untuk suaminya. Ia berusaha tegar, tapi wajahnya tak mampu menyembunyikan lara. Ia pun sesungguhnya terluka dan tak rela kehilangan Indri. Walau pun mereka dapat pengganti, tapi ternyata harta sebanyak apa pun tak dapat menggantikan Indri di hati.  Anak yang amat mereka kasihi.

***

"Huekkk ... huekkkk!"

Sudah beberapa bulan ini Indri di atas kasur dan tak bisa kemana-mana. Mata nya cekung karena kurang makan dan istirahat.

Semenjak terkomfirmasi hamil, Indri memang tak dapat makan dengan tenang. Bawaannya mual dan malas makan. Itu membuat Bima khawatir, apalagi ia juga harus tetap bekerja. Beruntung ada Ibu, Ayah dan Anima yang sabar merawat Indri saat tak bisa apa-apa.

SUAMI DARI ALAM LAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang