Sumber Bahagia

18 1 0
                                    

Pagi ini Chandra dibangunkan dengan suara kegaduhan dari luar rumah, saat ia membuka mata, Mahesa, sang abang sudah ada di depan pintu dengan tampilan yang sudah rapih. 

"di luar ada temennya tuh dek,mandi gih" kata Mahesa sembari memberikan handuk pada Chandra. Chandra yang kaget lalu berlari menuju kamar mandi setelah menerima handuk dari Mahesa tanpa mengatakan apapun.

"Kalian ngapain sih ke sini? dah tau gua kalo hari Minggu bangunnya telat" gerutu Chandra yang sedang mengeringkan rambutnya lalu duduk di samping Rendy. "Ya kita kan mau ngasih surprise ulang tahun buat lo Chan" jawab Jendra yang gemas melihat sahabatnya yang mengomel. "cih, surprise apaan, bawa kue juga ngga" gerutu Chandra lagi.

Mahesa yang baru saja dari dapur pun ikut bergabung bersama mereka dengan membawa 2 piring penuh roti bakar coklat. "Sudah Chan jangan ngomel mulu, ayo sarapan. Chan, tolong ambilin susu sama gelas" perintah sang abang pun langsung dipatuhi Chandra, ia kembali dari dapur dengan 6 gelas dan 2 dus susu dingin.

Sarapan pagi itu tak terlalu mewah tapi diisi dengan kebahagiaan, bagaimana tidak? Chandra ditemani sang abang dan 3 sahabat yang sangat menyayanginya, ditambah ucapan selamat ulang tahun yang entah sudah berapa kali ia dengar pagi ini.

Terlihat sempurna dan penuh kebahagiaan bukan? Tapi menurut Chandra ada yang kurang, kasih sayang ayah dan bunda.




"Adek kan ulang tahun, mau jalan-jalan ga? Sekalian sama temen-temennya" tanya Mahesa sambil mengelus surai sang adik. Chandra dengan semangat mengangguk "ke dufan boleh ga bang?" Mahesa dengan gemas menyubit pipi Chandra "boleh dong, abang siapin mobil dulu ya. Kasih tau temennya gih"

"woi, kita ke dufan yak. Bareng bang Eca" kata Chandra semangat. "yeay dufaannn I'm coming!!!" teriak Nando  semangat. "yaelah katro lo Nan" ucap Rendy lalu melempar tissue yang telah ia gunakan ke wajah Nando.

Sesampainya di dufan, Chandra dan ketiga sahabatnya lalu berlari ke wahana yang ingin mereka naiki. Sementara sang abang hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka. "dasar bocah, gemas banget" gumam Mahesa pelan.

Setelah lelah bermain, sore harinya mereka memutuskan untuk pulang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah lelah bermain, sore harinya mereka memutuskan untuk pulang. "abaang, adek laper" rengek Chandra "itu sih, tadi kan abang bilang berhenti dulu mainnya biar bisa makan" omel Mahesa. "ih kan lapernya sekarang, lagian ade pengen makan mie kanton di restonya Lucas ge." bela Chandra. Sahabatnya hanya terkekeh geli melihat sepasang kakak beradik yang sama cerewetnya.

Dan di sini mereka sekarang, sebuah restoran Chinese yang tidak terlalu mewah namun sangat ramai. Ini adalah resto milik sahabat Mahesa, Lucas. Lucas sendiri adalah anak pengusaha sukses asal Hongkong yang menikah dengan wanita asal Indonesia.

"Woi, Sa tumben ke sini. Gimana hotel?" ucap Lucas menghampiri meja mereka. "iya Cas, nih Chandra pengen makan di sini, baik kok hotel mah" ya, Mahesa adalah pemilik hotel yang terbilang cukup besar. "eh Chandra ulang tahun ya? Selamat ulang tahun Chandra, dah gede ya 15 tahun" ucap Lucas mengelus surai kecoklatan milik Chandra. "makasih Lucas ge" ucap Chandra setelah menelan mie nya. "bang Esa, Jendra boleh nambah ga?" tanya Jendra polos. "Jen malu-maluin aja sih" ucap Rendy menyenggol lengan Jendra. "pesen aja, pokoknya semuanya gratis" ucap Lucas lalu tertawa. "Eh ga usah Cas" sergah Mahesa. "Udah sih gapapa, Chandra ade gua juga kan. Lagian udah lama ga ketemu Chandra" ucap Lucas santai.




Saat ini Chandra dan Mahesa telah sampai di rumah setelah mengantar temannya satu persatu ke rumah masing-masing. Mereka pun segera membersihkan diri dan bersiap untuk tidur. "Makasih ya bang untuk hari ini, adek seneeng banget" ucap Chandra menatap ke arah Mahesa yang tersenyum. "sama-sama. Udah sekarang kamu tidur, besok sekolah" 

Chandra pun tidur, menyisakan Mahesa yang tenggelam dalam pikirannya. "ayah sama bunda bahkan ga mau pulang di hari ulang tahun Chandra, kenapa ayah sama bunda benci banget sih sama Chandra?"

Tentang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang