blue diary : 01

43 8 0
                                    

Katanya takdir itu selalu indah

namun nyata nya semua itu hanya omong kosong yang orang ucapkan karena takdir mereka begitu baik, baik di awal maupun di akhir

sedangkan takdir ku?
hanya kekosongan dan hampa

rasanya seperti mati rasa karena tak pernah lagi merasakan jatuh cinta,

masih di ambang penasaran sebab dan akibat dari kejadian tiga tahun yang lalu

melamun dan terus melamun sambil memikirkan dan menebak nebak jawabannya sendiri lalu berakhir frustasi karena tak bisa menjawab

"aghrr kejadian itu udah lama, kenapa masih lo pikirin sih?" teriak ku frustasi

"fokus fokus, tugas Lo masih banyak jangan mikirin masalah yang udah berlalu, lo bakal selalu stuck kalo begitu caranya" celetuk yuna, sahabat ku yang merangkap jadi teman kerja ku

"gua masih penasaran yun, kenapa jungwon bisa ada di situ? harusnya dia udah pergi tapi kenapa malah balik dan-"

Yuna membekap mulutku secara tiba tiba, membuat ku terdiam tak lagi mengoceh tentang kejadian itu

"lo masih belum ikhlas? ayolah ray, lo ga mau jungwon sampai ga tenang kan disana? ikhlas emang bukan perkara mudah, tapi gua yakin lo bisa kalo lo mau" ucap Yuna panjang lebar

aku tau..
tapi bagaimana caranya ikhlas kalau saja jungwon masih ada di hati ku dan pikiran ku?

bahkan terkadang hampir setiap malam aku memimpikan dirinya dan terbangun dengan keadaan mata sebab akibat menangis di dalam tidur

"makan siang dulu sini, jangan debat mulu" lerai kak eunha sambil memberikan aku dan yuna masing masing satu kotak ayam lengkap dengan nasi

"makasih kak, makan tuh jangan ngelamun Mulu" ucap Yuna ke arah kak eunha lalu beralih ke diriku

"Iya iya, cerewet lo" ketus ku bercanda

kak eunha hanya tersenyum lalu ikut duduk di antara aku dan yuna, memperhatikan kami makan sambil sesekali bertanya

"debat apa sih kalian? perasaan setiap hari kerjaannya debat mulu" tanya kak eunha kepo

Yuna hampir saja membuka mulutnya dan membocorkan masalah yang membuat diriku dan dirinya berdebat, namun tak jadi karena dengan sigap aku memasukan segumpal nasi ke arah mulutnya

"Enggak ada kak, biasalah namanya cewe" jawab ku sambil terkekeh kecil

Kak eunha hanya mengangguk, syukurnya seperti biasa kak eunha tak terlalu penasaran dengan urusan orang lain, termasuk urusan ku dan yuna

bisa saja aku memberitahu kak eunha tentang aku yang masih memikirkan jungwon, tapi rasanya tak tega karena kak eunha adalah kakak kandung jungwon

bahkan ia sempat pingsan saat pemakaman jungwon di mulai,

Dan aku tak mau membuat hatinya kembali terluka karena mengingat kejadian itu.

"hari ini pulang lebih awal, beberapa stok obat belum dateng soalnya, jadi setelah ini langsung beres beres aja ya"

setelah berkata demikian, kak eunha pamit pergi dari hadapan ku dan yuna

"tumben? biasanya walaupun habis gitu tetep buka kok?" gumang yuna

aku menaikan bahu tanda tak tau,
"yaudahlah bisa tidur lebih lama gua, ayo cepet yun, gua mau drakoran"

"heleh drakoran katanya, paling juga ke perpustakaan, mandi buku"

aku tertawa menanggapi ocehan Yuna yang tak percaya dengan ucapan ku

ya memang sih, aku tipe perempuan yang jarang nonton drama, sekali nya nonton bakal gagal move on dan bakal rewact berkali kali

Blue diary - yang jungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang