Prolog

6.8K 71 1
                                    

"AQIL, KAMU APAIN ADEK AKU?!" Bentak Shana pada Adik temannya itu. Aqil mengejek Asha dan membuatnya menangis sesenggukkan. Melihat itu, Shana sebagai Kakak tidak terima. Ia menanyakan sesuatu kenapa Adiknya ini bisa menangis seperti ini?

"Asha, kamu diapain sama Aqil?" Tidak mendengar jawaban dari Asha, Shana langsung bertanya sekali lagi dengan nada membentak. Membuat Asha semakin menangis dan tak sanggup untuk membuka suaranya.

"Asha, jawab dong! Kamu diapain sama Aqil?!"

"AKU EJEK, KAK! DIA SALAH JAWAB PERTANYAAN DARI BU GURU! HAHAHA, CEMEN." Ini suara Aqil yang sedari tadi hanya menonton Shana dan Asha yang bertengkar karena ulahnya. Ujung bibirnya terangkat sebelah.

"Aqil! Sini kamu!" Shana menghampiri Aqil yang tengah menjulurkan lidahnya seolah mengejek, Shana semakin kesal dengan hal itu. Ia memegangi lengan Aqil dengan sangat erat sehingga membuat sang empunya meringis kesakitan.

"Awh! Kak! Sakit, lepasin!"

"Kamu minta maaf dulu sama Asha! Baru Kakak lepasin." Tegasnya.

"Nggak mau!" Kini Aqil menghampiri Kakaknya, yaitu Arga yang tidak tahu dengan pertengkaran tadi. "Hiks Kak Arga, ayo pulang, tangan aku sakit... tadi habis di pukul sama Kak Shana! Aqil mau bilang ke Mama aja!!"

"Astaga! Biar nanti Kakak marahin Kak Shana, ayo pulang!" Ajak Arga.

Arga menggandeng tangan Adiknya itu sambil berjalan cepat menuju rumahnya. Setelah sampai, Aqil langsung memeluk Mamanya dan mengadu, "Mama! Tangan Aqil sakit. Tadi habis dicubit sama Kak Shana!" Adunya.

Mendengar itu Arga lantas kaget, dicubit? Bukankah Adiknya tadi mengatakan kalau dirinya dipukul?

Mama Arga dan Aqil tak langsung mengambil tindakan. Justru hanya mengelus lembut kepala Aqil, lagian toh, kalau ingin memarahi pelakunya juga tidak ada gunanya.

***

Shana Carollien, ia berumur 11 tahun, dan masih duduk di bangku SD kelas 6. Begitu juga dengan Arga. Shana dan Arga bersekolah di tempat yang sama. Sedangkan Adiknya—Asha, masih menjalani sekolah TK dengan Aqil. Wajar saja jika mereka berempat sering bertengkar.

Sejak 18 tahun yang lalu, di masa-masa seperti itulah yang membuat mereka merasa rindu. Karena dipisahkan oleh sekolah dan juga tempat tinggal yang berpindah. Serta di umur 14 tahun, Arga dan Shana tidak menjalin hubungan pertemanan yang begitu dekat seperti sebelum-sebelumnya. Entah kenapa, hanya merasa canggung saja.

Mereka pun dipertemukan kembali di kala kedua orang tua mereka hendak menjodohkan keduanya. Shana yang tak begitu tahu lagi tentang Arga, hal tersebut sama dengan Arga. Rasa penasaran semakin bergejolak ketika ingin bertemu satu sama lain.

Perjodohan itupun dilakukan dengan lancar, mereka menikah dengan acara resepsi yang begitu mewah nan meriah. Kehidupan rumah tangga mereka justru sudah mendapatkan paket komplit.

Bagaimana tidak, humor, keromantisan, belum lagi masalah-masalah kecil yang bisa membuat mereka bertengkar. Mungkin karena di umur yang sangat muda untuk menikah, emosional belum sepenuhnya terkendali. Mereka masih labil.

Hingga pada suatu hari... Shana Carollien dinyatakan positif!

.
.
.
.
.
.

Positif Corona?
Positif thinking?

ARSHANA | ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang