1. Arga Tamadi

2.5K 45 1
                                    

Dewi, yaitu Bunda Shana berniat minggu ini untuk menceritakan tentang Arga dan dirinya di masa kecil... betapa lucunya mereka saat bertengkar. Shana sangat tidak sabar mendengar cerita dari Bundanya tentang dirinya bersama teman laki-lakinya.

"Bun, Arga sekarang emang masih di sini, ya?" Tanya Shana penasaran.

Dewi terkikik. "Iya, sayang.. kenapa? mau ketemu? Dulu rumahnya dekat sama rumah kita, tapi sekarang Arganya pindah agak jauhan." Jelasnya.

"Ohh, Shana sama Arga dulu ngapain aja, Bun? Banyak tingkah pasti, yaa?" Shana tertawa keras membayangkan dirinya dan Arga bermain kesana-kemari, serta pasti banyak juga tingkahnya.

"Banget, Arga dulu suka bilangin kamu cantik." Goda Dewi.

Shana tersenyum malu, pipinya merah seketika seperti tomat. Lagi dan lagi Dewi membuat pipi Shana memerah.

"Terus sekarang, kita mau ketemu sama Arga, ya, Bun?"

"Iya, Shan. Kamu cepetan makannya, kitanya udah ditunggu, loh!" Ucap Dewi menyuruh anaknya itu untuk mempercepat makannya. Dewi sudah membuat janji kepada Hani untuk bertemu di sebuah cafe tepat pukul 07.20. Kini sudah pukul 07.55, dikarenakan Shana sangat susah dibangunkan.

Setelah selesai dengan makannya, Shana bersiap-siap secepat mungkin. Bundanya sudah menunggu di dalam mobil bersama Ayahnya. Berlari terburu-buru menuju mobil, dan memasukinya.

"Cafenya deket nggak?" Tanya Shana pada Dewi. "Lumayan, sekitar dua puluh menit sampai kok, Shan." Sahut Dewi.

Di perjalanan, hanya hening yang ada. Dewi dan Shana sibuk dengan ponselnya masing-masing, dan Adi--Papa Shana menyetir dengan fokus.

Adel
Beb, hari Minggu nih. Jalan kuy!

Fika
Kuy lah! Bosen gue di rumah mulu

Dinda
Gue kayaknya nggak bisa deh, doi lagi ngelarang soalnya

Fika
Pamer pacar mulu lo Din. Nanti putus nangesss

Adel
^2

Shana
^3

Dafa
^4

Fadil
^100

Fika
😭

Dinda
Iri bilang boss

Shana
Aku juga lagi ga bisa nih. Sorry banget

Fika
Siap, yg lain? Gimana?

Adel
Gue ikutt!

Fadil
Skuyy

Dafa
Hayukk, gass

Nia
Gue ga dulu, sorry.

Shana menyudahi percakapan kecil itu, ia sangat heran dengan kelakuan Nia. Kenapa malas sekali? Nia pun jarang sekali keluar, keluar bersama temannya pun dapat dihitung oleh jari. Shana mematikan ponselnya, ia memilih manatap kaca mobil untuk menikmati pepohonan hijau yang sedang ia lewati. Damai rasanya.

"Sebentar lagi kita sampai, Shan. Siapin diri kamu buat ketemu sama Arga, jangan gugup." Peringat Dewi pada anak perempuannya itu.

ARSHANA | ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang