4. Baik-Baik Saja

1.4K 33 2
                                    

Arga yang sudah dengan pekerjaannya pun berjalan santai keluar, ia terkejut dengan adanya Shana yang sudah tersungkur di lantai. Memegangi pipinya dan menangis sesenggukkan.

"Shana?! Lo kenapa bisa gini? Siapa yang berani-beraninya bikin lo begini? Kasih tahu gue!" Ucap Arga panik.

Shana yang masih menangis tak bisa menjawab itu semua. Ia masih sakit dengan perkataan Meira tadi, apa sebegitunya Meira membenci dirinya?

"Jawab, Shan!" Tegas Arga. Ekspresi yang kesal pun memunculkan dirinya di wajah Arga, seperti ingin balas dendam karena membuat 'princess' cantiknya menangis.

"Kalau lo nggak mau jawab, gue bakal cari tahu sendiri. Setelah gue ketemu orangnya, gue bakal hajar dia! Kalau bisa, sampai dia mati, nggak peduli mau dia cewek atau cowok."

Shana? Ia langsung menatap tajam ke arah Arga. "Nggak, Ar! Jangan, biarin aja. jangan diapa-apain, aku mohon."

"Kalau gitu, kasih tahu gue siapa orangnya!" Bentak Arga sekali lagi.

"Kalau aku kasih tahu kamu, kamu pasti bakal buat yang macem-macem 'kan sama dia? Jangan, aku nggak mau."

"Gue janji, gue janji setelah lo kasih tahu orangnya, gue nggak akan buat yang macem-macem sama dia."

Keduanya terdiam. Shana yang menunduk, semakin deras mengeluarkan air matanya. Sedangkan si Arga, laki-laki itu menatap ke arah Shana. Menunggu Shana untuk memberitahu siapa pelakunya.

"Dia..."

"Dia? Dia siapa!"

"Dia... dia Meira." Akhirnya Shana memberanikan diri untuk memberitahu Arga, toh, juga Meira hanya melarang untuk tidak memberitahukan ke orang tuanya... jadi kalau ke Arga, nggak apa-apa 'kan?

Arga terdiam sejenak. Ia memikirkan berbagai cara untuk membalas Meira. Setelah beberapa menit, Arga berlari cepat ke arah kelas Meira, mencari keberadaan cewek itu. Matanya menangkap satu cewek yang rambutnya dikuncir satu, itu Meira. Arga berjalan santai ke arah meja Meira, tetapi wajah cewek itu sama sekali tidak menunjukkan rasa panik, seolah tidak ada apa-apa dalam dirinya. Arga menarik kerah baju Meira hingga cewek itu terkejut.

"BANGSAT LO!" Ucap Arga.

Bukannya takut, Meira malah menampilkan senyumnya. "Apa? Oh, jadi si jalang itu ngadu ke lo?" Rasa kesal dan marah Arga meningkat dalam sekejap. Mengambil nafas dalam-dalam, dan mengeluarkannya dengan emosi.

Semua yang berada di dalam kelas itu hanya menonton pertengkaran itu, tak ada satupun yang berani memisahkan keduanya.

"SIALAN, LO CEWEK NGGAK TAHU MALU! MURAHAN LO ANJING."

"Loh? Bukannya Shana yang murahan? Udah berapa kali lo tidurin si Shana?" Jawab Meira dengan santai.

"Jaga mulut lo, emang lo ada buktinya?" Kini nada Arga menurun, tetapi tidak dengan emosinya.

"Tadi lo di kamar mandi sama Shana ngapain?"

"Itu gue dihukum sama Pak Trio buat bersihin kamar mandi, Shana ikut buat ngebantuin gue, tanya aja ke Pak Trio!"

"Oh? Kalau sampe salah gimana? Gue bakal cemarin nama baik lo sama Shana!"

"Oke, tapi kalau sampe lo yang salah, gue bakal keluarin lo dari sekolah ini dan nggak akan diterima di sekolah manapun! Termasuk luar negeri."

Meira menatap sinis ke arah Arga, ia tak mau itu terjadi. "Sialan lo!"

Arga tidak menggubris perkataan Meira, ia langsung menyusul Shana yang ia tinggalkan begitu saja tadi. Sesampainya di luar kamar mandi, tak ada satupun cewek yang duduk tersungkur sambil menangis di sana. Arga mulai panik, ia terus berlari ke sana ke mari mencari Shana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARSHANA | ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang