aneh

6.6K 688 32
                                    

Jake memberhentikan laju motornya tak jauh dari seorang perempuan yang terduduk dengan kepala menunduk di kursi halte bus yang terlihat sepi. Pantas sepi karena jam sudah memasuki pukul 5 sore, langit sudah mulai menggelap.


"Velyna?"ucap Jake entah dorongan dari mana sehingga ia berakhir mengeluarkan suaranya mengucap nama perempuan yang selama ini selalu ia tolak kehadirannya tanpa rasa kasihan.

Velyna yang merasa namanya dipanggil seseorang itu akhirnya menoleh. Wajahnya nampak terkejut dan berniat berlari namun gagal saat lengannya ditarik begitu saja sehingga ia tertahan. Velyna meringis kecil saat Jake entah tanpa sengaja atau bagaimana menarik tangannya itu menggunakan tenaga.

"Lepas kak."

"Gak. Lo ngapain masih di sini? Ini udah sore, anak fakultas lo udah bubar semua gua liat."

"Bukan urusan kakak."sahut Velyna dengan nada ketusnya.

Jake menghela nafas. Melepaskan genggaman tangannya pada pergelangan tangan Velyna yang ia lirik itu sedikit memerah.

Sudah tahu dilepas begitu, Velyna bukannya kabur tetapi ia malah diam tanpa mau menatap wajah Jake sedikitpun.

"Ayo naik. Gua anter pulang."

"Gak perlu. Makasih kak, aku bisa pulang sendiri."

"Pulang pake apa? Bus udah lewat jam segini. Lagian bentar lagi turun hujan, lo gak liat awannya mendung? Ayo naik."

"Gak mau kak. Lagian aku mau dijemput supir ku kok."kali ini Velyna mengeluarkan suara dengan nada sedikit tinggi. Kali ini ia tidak perduli kesopanan terhadap orang yang lebih tua. Sumpah demi apapun Velyna sungguh tidak mengerti dengan Jake.

"Sampe kapan? Supir lo aja belum datang. Ini udah mau malem lo gak mungkin diem disini terus sampe ini langit gelap. Ayo naik."

"Gak mau kak! Kak Jake kenapa sih? Aneh banget."

Jake menarik nafas dalam.
"Apa perlu gua paksa dengan kekerasan biar lo mau? Cepet naik gua gak mau kena kasus kekerasan pada perempuan."ucap Jake tanpa ekspresi wajah sedikitpun.

Velyna mendongak. Kali ini dirinya memberanikan diri untuk menatap tepat wajah Jake yang terlihat menyeramkan namun ia tahan sebisa mungkin untuk tidak bergetar ketakutan.

Tuhan, Velyna harus apa? Pria di hadapannya ini sungguh membuatnya kebingungan. Jake baru saja menyuruhnya dengan tegas untuk tidak muncul di hadapan pria itu, tapi kenapa sekarang justru pria itu yang malah menghampirinya bahkan sampai menawarinya tumpangan seperti ini.

"Naik, Velyna. Gua gak bakal ngapa-ngapain lo."Jake menarik pelan lengan Velyna. Menyuruh perempuan itu untuk segera menaiki jok motor besarnya. Tapi sebelum Velyna naik, Jake membantu menurunkan kedua step motor nya sebagai pijakan Velyna dan membantu dengan menahan tubuh Velyna dengan cara terus memegang lengan Velyna agar tidak jatuh.

"Pegangan. Gua mau ngebut, nanti lo jatuh kalo gak pegangan."

"Udah."sahut Velyna singkat yang ternyata perempuan itu berpegangan pada bagian sabuk jok belakang motor.

"Jangan pegangan ke sana, nanti lo jatuh."

"Tinggal jalan aja apa susahnya sih?"

Jake lagi-lagi menghela nafas. Mencoba sabar menghadapi Velyna saat ini.

Mau tidak mau akhirnya motor sport warna hitam pekat itu berjalan membelah jalanan kota yang tak begitu ramai.

Hening tidak ada yang mau membuka mulut selama di perjalanan. Bahkan, saat sampai di rumah besar tempat Velyna tinggal pun gadis itu hanya mengucapkan kata terimakasih lalu masuk ke dalam meninggalkan Jake yang diam tanpa mengalihkan pandangannya padahal Velyna sudah tidak terlihat lagi keberadaannya di sana.

[On Going] I Like U| NoMin GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang