Siapa yang akan sangka, kalau saat ini seorang Lee Donghae dan Yoona jalan berdua menuju halte bus sepulang sekolah. Siapapun yang mengenal keduanya tidak akan pernah menyangka dua kombinasi ini. Tapi, tuhan selalu punya cara tersendiri untuk membuat makhluknya terkejut dengan skenarioNya.
Donghae melirik ke samping kanan, di sana Yoona hanya diam menatap ke depan dengan bibir yang rapat. Donghae jadi semakin bingung harus bicara atau tetap diam sampai halte.
1 ... 2 ... 3 ... 4 ... 10 detik berlalu cukup lama bagi keduanya.
"Jadi..."
"Ya??!" Donghae langsung menyambar satu kata ragu yang baru saja keluar dari bibir Yoona. Wajah terkejut si gadis cantik itu menjawab situasi mereka saat ini.
"Aku..." Yoona kembali bersuara.
"Kamu mau makan tteokpoki, Yoona-ssi?" tanya Donghae spontan ketika melihat penjual tteokpoki di pinggir jalan tak jauh di depan mereka.
Sesungguhnya, Donghae cukup ragu dalam menggunakan akhiran 'ssi' saat memanggil nama gadis di sebelahnya. Tapi apa lagi yang harus dia katakan? Yoona-ya? Eiy... Mereka tidak maksudku belum cukup akrab untuk sampai di fase itu, bukan?
"Boleh," jawab Yoona.
"Kenapa kamu tiba-tiba ingin pulang bersamaku?" Donghae, kini sedikit lebih berani meski masih ada sisa kegugupan di nada suaranya.
"aku hanya penasaran dan ingin mengenalmu,"
"Ha??!" donghae setengah berteriak, kali ini wajahnya benar-benar sepenuhnya menghadap ke arah Yoona. Mereka berhenti 2 meter dari tempat penjual tteokpoki.
"Kenapa?" tanya Yoona heran.
"ti-tidak, hanya saja..." donghae menggaruk tengkuknya yang tentu saja tidak gatal sama sekali.
"kenapa kamu ingin mengenalku?" lanjut Donghae.
"Karena aku penasaran denganmu."
"Ha? Wae?!" lagi-lagi Donghae bertanya.
Yoona menghela napas, lalu lanjut berjalan ke arah penjual tteokpoki, meninggalkan Donghae yang masih keheranan di tempatnya.
"kamu mau berdiri di sana terus, Lee Donghae?" tanya Yoona, lama-lama gadis itu kesal juga dengan sikap polos pria bermata sipit itu.
Sadar dirinya dipanggil, Donghae segera menyusul teman sekelasnya tersebut. Sebenarnya, Donghae tidak tau kenapa dia harus makan jajanan pedas dimomen yang cukup aneh ini.
"Jadi, apa aku memang tidak semenarik itu?" Donghae hampir saja menyemburkan bumbu jajanan pedas itu dari mulutnya. Siapa yang akan mengira, Yoona akan bertanya seperti itu?
"Maaf soal tempo hari, aku sebenarnya..."
"Tertarik padaku?" tebak Yoona, langsung tanpa basa-basi.
Donghae terpaku. Dia baru menyadari rupanya, Yoona punya sifat yang cenderung blak-blakan dibalik keanggunan yang terlihat. Memang benar, gadis ramping itu selalu mengatakan apa yang ada di isi kepalanya, Yoona tidak betah jika harus menyimpan terlalu lama hal yang cukup mengusik dirinya.
Dan di sisi lain, dalam hati Yoona membenarkan kata Hyukjae di kelas tadi, sebenarnya dia cukup sering memerhatikan Donghae yang tidur di kelas, dan jarang bersuara itu, dia pun tau sesekali pria tersebut melirik ke arahnya diam-diam. Tapi hanya sebatas itu, sampai dua hari lalu Yoona mendengar Donghae menyebut dirinya tidak menarik. Hal itu cukup membuat Yoona terusik, yang benar saja, bagaimana mungkin seorang pria biasa seperti Lee Donghae menyebut dirinya tidak menarik. Sedangkan siswa lain selalu berebut untuk bisa ngobrol satu kalimat dengan dirinya.
"bukan begitu, aku hanya sesekali memerhatikanmu," jawab Donghae setelah beberapa detik terjadi blackout di otaknya.
"itu artinya kamu tertarik padaku." Jelas Yoona.
Donghae hanya bisa ternganga dengan kalimat terakhir teman gadisnya itu. "Yoona yang anggun cukup pandai bicara" batin Donghae
"baiklah, anggap saja begitu." Kata Donghae menyerah, lalu pergi setelah membayar tteokpoki miliknya. Tidak untuk milik Yoona. Donghae, cukup kehabisan akal untuk menyikapi Yoona saat ini, jadi dia memutuskan akan berusaha bersikap sok cool atau sok tidak peduli. Meski hatinya tidak karuan.
"Ya, Lee Donghae! Kamu tidak membayar milikku?"
"Kan aku tidak bilang ingin mentraktirmu."
"Lalu kenapa kamu mengajakku ke sini?" sungut Yoona setelah dengan kesal membayar jajan miliknya.
"Aku kan hanya basa-basi, kamu tidak menyadarinya?"
"rupanya kamu menyebalkan. Wah, kenapa tadi aku harus termakan omongan si Hyukjae sih!"
"Hyukjae?" donghae berhenti mengunyah tteokpoki di dalam mulutnya, rasa penasaran seketika mengambil alih perhatiannya.
"Hyukjae mengatakan sesuatu?" tanya Donghae lagi. Sedangkan yang di tanya hanya asik memakan tteokpoki sambil melihat jalan sekelilingnya.
"Yoona-ssi?" lagi, Donghae mendesak.
"tidak penting. Ayo pulang! aku hampir ketinggalan bus gara-gara berlama-lama denganmu."
"Yoona-ya!" teriak Donghae ketika Yoona lari meninggalkannya.
"Sekarang kamu sudah memanggilku yoona-ya? Wah, Lee Donghae ternyata cukup berani." Kata Yoona dengan smirk khas di bibir.
"Bukankah kita teman?" Donghae akhirnya berhasil sejajar dengan Yoona.
Melirik dengan geli Yoona berkata, "sejak kapan kita berteman?"
"Kita kan teman sekelas!" jelas Donghae sedikit keras.
"Okay, tapi secara fakta ini hari pertama kita ngobrol satu sama lain, benarkan Donghae-ssi?"
Benar juga, selama ini mereka tidak pernah bertegur sapa. Hanya saling lihat jika tidak sengaja berpapasan. Pun, saling memerhatikan diam-diam.
Donghae diam, ingin membalas tapi dia khawatir Yoona akan lebih aktif lagi membalas kalimatnya. Bodo amat dengan apa yang diucapkan Hyukjae pada Yoona, Donghae hanya ingin pulang saat ini, dan menyembunyikan wajahnya dari yoona, kalau bisa saat ini juga.
Yoona dia memerhatikan dengan senyum jahil di wajahnya. Sambil menunggu bus datang, mereka akhirnya duduk di halte dalam diam.
"Baiklah, sekarang kita teman." Kata Yoona dengan tiba-tiba, sekali lagi. Jujur, gadis ini cukup sering membuat Donghae terkejut siang ini.
Yoona mengulurkan tangan kanan ke arah Donghae, dan yang dituju hanya diam tidak mengerti.
"Lee Donghae, aku mengajakmu bersalaman untuk meresmikan pertemanan kita," ucap Yoona akhirnya.
"O-oh... oke.." Donghae membalas uluran tangan tersebut dengan sedikit ragu. Sungguh dia cukup kewalahan saat itu.
"teman. Mulai besok, kamu bisa mengajakku ngobrol atau makan bersama di kantin, karena ternyata kamu orangnya cukup menarik. Aku pergi dulu, busku sudah datang!"
Donghae hanya mampu melongo sambil mencerna apa yang barusan Yoona katakan padanya.
"Teman? Ngobrol dengannya? Makan bersama di kantin? Apa maksud gadis itu?" hanya lalu lalang kendaraan di depannya yang menjawab sederet pertanyaan kosong Lee Donghae.
Hari esok, tak akan lagi sama bagi Lee Donghae. Semua berubah sejak hari ini.
***
"lucu, rupanya dia pria yang cukup menarik. Kenapa aku baru menyadarinya?"
To be continue...
hai! terimakasih untuk kalian yang sudah membaca ceritaku ini. semoga kalian suka ya, please tinggalkan jejak vote, dan komen untuk kritik dan saran yang membantu. thank you~
KAMU SEDANG MEMBACA
Haru (You Are My Day)
Teen FictionCerita biasa, cerita halu tentang masa muda Donghae dan Yoona. Hingga tentang kehadiran Jeno di antara mereka.