SEVEN - Sick

294 32 0
                                    

You held me down but I got up
Already brushing off the dust
You hear my voice you hear that sound
Like thunder gonna shake the ground
You held me down but I got up
Get ready 'cause I've had enough
I see it all, I see it now-Roar(katy.p)
~~

"Siapa? Jangan bilang kalo  Arsen?"

"Loh ko lo tau sih? tapi gue bingung harus terima atau gak"

"terima aja deh, lumayan tuh dapet orang blasteran"

"Arsen blasteran ? sejak kapan?"

"yaiyalah, ibunya orang Indonesia bapaknya orang Spanyol"

"baru tau gue"

"yauda trima gih"

"beneran nih gue harus terima?"

"kesempatan ngga dateng dua kali"

"apa  kata lu deh ya. bye"

"Goodluck ya! Bye" panggilan terputus.
.

Hari demi hari berlalu, aku menjalani hariku seperti biasanya. Sekarang Prily dan Arsen sudah berpacaran,aku ? semua kesibukanku membuat aku lupa akan keadaan, lupa akan statusku. Sampai suatu hari tepatnya tanggal 19 September aku teringat akan sesuatu, ku lihat s plannerku dan ternyata benar hari ini adalah hari ulang tahun Emir.Akupun segera menghubunginnya, berkali-kali aku menelfonnya tetapi tidak di angkat, aku sms tetapi tetap saja tidak ada respon dari Emir. Akhirnya, aku memutuskan pergi ke rumah tante Nien, tapi tetap saja nihil! Semua penghuni rumah sedang pergi ke LA karena hari ini bang omar wisuda, "uh sial!" keluhku.

Akhirnya aku memutuskan untuk menelfon karil

"hallo kai"

"iya kenapa?"

"Eh lo lagi dimana?"

"di rs"

"rs ? lo sakit ? tapi ini gue lagi dirumah lo, katanya lagi di LA?"

"bukan gue yang sakit kak, iya kemarin habis ke LA, bang omar wisuda, terus malemnya bang Emir masuk rumah sakit"

"Emir sakit? sakit apa? sekarang lo lagi di LA atau di London?"

" ini gue lagi di LA"

"Emir dirawat di LA?"

"iya"

"Emir sakit apa? "

"Kata dokter sih kecapean, mungkin stress ngurusin skripsi kali haha bang Emir lagi tidur"

"Lo tuh ya abangnya lagi sakit tetep aja jahil, ntar kalo dia udah bangun suruh kabarin gue ya"

"iya ka nanti gue bilangin"

"oke yaudah bye, makasi ya Ril"

"oke ,bye"

Oke akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke apartemen. Uh kerap kali jalanan Jakarta membuatku kesal! Macet lagi macet lagi, kapan lancarnya ?! 1 menit 2 menit 3 menit 1 jam aku baru sampai di apartemen. Aku memutuskan untuk merebahkan badanku di kasur dan menyalakan tv, sekitar satu jam berlalu hpku bergetar, tertulis nama 'EMIR MAHIRA' dilayar hpku, aku memencet logo telfon berwarna hijau di layar hpku dan terdengar suara laki-laki yang bersuara serak disana

"Sel?"

"Lo kenapa?"

"Gapapa, Cuma kecapean. Lo gausah khawatirin gue. I'm fine"

"Dih pede, siapa juga yang khawatirin cowok macem lu gitu"

"tuh kan, tau ah. Hush hush"

"Dih ngambek. Bulan depan ada yang mau jadi sarjana cie"

"Doain gue ya biar lulus sidang. Lo ga inget ini tanggal berapa?"

"pastinya. Tanggal 19. Emang kenapa?"

"masa lupa? Tau ah. Udah dulu ya ada dokter nih"

"oke"

Sore  ini aku memutuskan untuk pergi  ke kedai. Aku mengenakan hot pants jeans, kaos putih didobel dengan rompi tapa lengan, setelah itu aku segera pergi ke kedai ice cream. rupanya keadaan di  sana cukup ramai aku memasuki kedai tersebut dan melihat para pelanyan dengan sigap mengantar  pesanan para pengunjung. Kedai ini tergolong unik, karena ketika mengantar pesanan pengunjung, pelayan perempuan menggunakan sepatu roda sedangkan yang laki-laki menggunakan skateboard, jadi pelayan disini harus lihai bermain kedua alat tersebut. Selanjutnya mataku terkunci pada satu pemandangan yang kurang mengenakkan

"Permisi, sebelumnya saya minta maaf  di ruangan ini dilarang merokok,tapi sudah saya sediakan tempat untuk merokok di taman yang ada di luar" saya menunjukan taman diluar yang saya maksud

"terus penting gitu buat gue"

"sebelumnya saya minta maaf karena peraturan itu berlaku untuk semua pengunjung dan  karyawan kedai  ini"

"kalo gue ga mau gimana"

"Maaf, tapi ini sudah peraturannya"

"gue ngga mau, nyolot banget sih lo" dia berdiri dan menghentakan meja didepannya sehingga banyak mata pengunjung menatap kami

"ini kedai bukan hutan mas, tolong jangan bersikap yang semena-mena" amarah saya mulai memuncak

"lo siapa sih sebenernya, sodara gue juga bukan, pake ngatur-ngatur gue segala"

"saya pemilik kedai ini, jika anda tidak mau mematuhi aturan disini dan demi kenyamanan pengunjung lain silahkan pergi dari tempat ini"

"lo nyolot banget sih jadi orang, mau mati lo" dia berjalan mendekat ke arahku dengan pisau lipat yang digenggamnya lalu menyodorkan pisau itu di depan wajahku.


editing : 9 APRIL 2016/ 3:54 PM

H A P P Y R E A D I N G

My FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang