two

696 83 12
                                    

Flashback on, Hari Pernikahan
Malamnya,...

Dua manusia yang baru saja pagi tadi mengucapkan ikrar janji suci ke hadapan sang maha kuasa, memasuki kamar hotel yang telah disiapkan oleh orang tua mereka.

"Mas, kamu mandi dulu yaa.. "
Andin mengusap pelan lengan pria yang baru saja pagi tadi menjadikan nya sebagai istri.

"Iya, ndin... kamu kalo capek tidur aja dulu.."
Balas Aldebaran dengan mengusap kepala Andin.

"Iya mas,.."

Sambil menunggu suaminya bebersih diri, Andin dengan cepat membersihkan wajah serta mengganti bajunya dengan kimono, merebahkan diri ke ranjang, tidak lama Andin terlelap nyenyak.

Ceklek.
Suara knop pintu kamar mandi terdengar, Aldebaran keluar dengan tersenyum melihat istrinya tertidur dengan pulas.

Suara handphone di atas nakas mengalihkan perhatian Aldebaran pada Andin, lantas dia mendekat dan melihat siapa penelepon pada handphonenya itu.

"Rendy?"
"Ya, ada apa ren?.."

"Maaf sebelumnya pak mengganggu malam pengantin bapak, tapi ini mengenai kasus adik bapak,..."

"Ya, kenapa ren? Kamu sudah menemukan titik terang nya?"
Ucap Aldebaran sambil berjalan menuju balkon kamar hotel,

"Iya pak benar, saya sudah ketemu siapa dalang dibalik ini semua pak,..."
"Ini mungkin akan membuat bapak terkejut, tapi memang benar fakta data yang saya temui ini benar adanya pak,..."
Ucap Rendy, asisten pribadi Aldebaran yang sudah lama bekerjasama dengan nya.

"Katakan ren!!"

"Pak, orang ini berinisial H.L "

"Siapa itu? Katakan nama nya yang sebenarnya ren!!"

"O-orang itu adalah Hendra Lesmana, pak......"
Ucap Rendy dengan terbata, takut boss nya itu shock.

"Hendra Lesmana?"
"Yang benar kamu ren!!!"

"Maaf pak, tapi memang benar kenyataan nya seperti itu.."

Tut.
Aldebaran mematikan panggilan nya, nafas nya memburu, tangannya terkepal, matanya memejam menandakan dirinya sedang tidak baik-baik saja.

"Kenapa harus diaaaa??"
Ucap Aldebaran dalam hati, dia menggenggam erat pagar balkon kamar hotel itu, hingga kuku-kuku nya memutih.

Tidak lama, Andin bangun. Melihat suaminya berada di balkon, ia menghampirinya.

"Mas,...."
Andin mengusap bahu suaminya, lantas ia mengernyitkan dahi.

"Kamu kenapa mas?"
Andin menengok wajah Aldebaran, mimik wajahnya berubah seketika.

"Kita pulang!!!!"
Dengan menyentak tangan Andin yang masih bertengger di bahunya, Aldebaran dengan laju masuk kembali ke kamar dan dengan terburu-buru membereskan semua pakaian nya dalam koper.

"Mas, kenapa?? Kok buru-buru??"
Tentu saja, Andin dilanda keheranan dengan sikap suaminya yang mendakak berubah.

"Kamu gak denger? Kita pulang!!"
"Cepat beresin pakaian kamu!!

"Iya, mas..."
Andin dengan terburu membereskan pakaiannya, sejak tadi pikirannya tidak stabil. Banyak pertanyaan muncul dalam benaknya, ada apa dengan suaminya?

*****

Sesampainya di Pondok Pelita, mereka disambut oleh kedua pembantu rumah Aldebaran itu.

"Mba Andin, selamat datang di Pondok Pelita ya mbak..."
Ucap Kiki, assisten rumah Aldebaran itu.

"Selamat datang Bu Andin,.."
Ucap salah satunya lagi, Uya si satpam penjaga rumah Aldebaran.

"Iyaa, terimakasih yaa..."
Andin dengan senyumnya menggangukkan kepala.

"Kiki, saya ada tugas buat kamu!"
"Siapin 1 kamar, yang kosong dan kamu bersihin kamar nya!"
Ucap Aldebaran dengan nafas memburu nya, lalu ia menoleh pada Uya.

"Uya, tolong kamu bawa koper saya dan Andin ke dalam"

"Siap pa boss!"

Aldebaran berjalan cepat memasuki rumah, meninggalkan Andin dengan masih banyak pertanyaan di kepalanya.

Memasuki kamar nya, Andin mengekor di belakang suaminya itu.
"Mas...."

Aldebaran berbalik, mendekat ke arah Andin lalu menggenggam tangannya dan menyeretnya keluar.

"Untuk saat ini, saya ingin sendiri, kita pisah kamar.."
Andin mengernyitkan dahinya, ia melihat sorot mata suaminya berubah, menjadi dingin, berbeda dengan Aldebaran yang pagi tadi selalu tersenyum dan matanya yang memancarkan kebahagiaan.

"T-ttapi kenapa mas?"
"Ini kan malam pengantin kita?

Mereka terdiam, bertatapan dengan sorot mata yang berbeda.

Kiki datang, mengakhiri diam nya dua manusia itu .

"Mas Al, kamarnya sudah siap mas,.."

"Tolong kamu antarkan Andin ke kamarnya ya!"
Ucap Aldebaran, lalu dia memasuki kamarnya itu. Menutup nya kencang, hingga membuat Andin dan Kiki yang di depan pintu kamar itu terkejut.

"Mari mbak Andin, Kiki anterin ke kamar.."

*****

Sesampainya di kamar Andin,
"Mba Andin yang sabar yaa... mungkin mas Al lagi banyak pikiran, makanya begitu.."
Kiki menenangkan Andin, padahal Kiki juga heran, bukannya boss nya itu mengajak istrinya ke kamar nya, tapi malah  menyuruh nya menyiapkan kamar kosong untuk istrinya itu.

"Tapi Ki, mas Al tadi itu ga kenapa-napa, malah sejak pagi tadi dia senyum terus...."

"Iya mbak, mbak Andin lebih baik istirahat dulu ya ... tenangkan pikiran mbak Andin..."

"Iya Ki, terimakasih ya.."

"Kiki tinggal dulu ya mbak,.."

Andin tersenyum, usai Kiki pergi, Andin mendudukkan dirinya di atas ranjang. Lalu ia memejamkan matanya, setetes air matanya turun.
Tentu saja Andin sedih, padahal malam ini adalah malam yang diimpi-impika setiap pasangan yang baru saja menikah.

Andin merebahkan dirinya dengan pelan, berharap besok baik-baik saja....

Flashback off

Bersambung...

*****

Haiiiii...
Apakah ada yang nungguin cerita ini??? Wkwk
Sampai ketemu di part selanjutnya ya gengs,
Tapi ga tau kapan aku bisa up yaa..
Bisa esok, lusa, Minggu depan, bulan depan, bahkan tahun depan hehe

Jika ada kritik dan saran, sampaikan aja ke dm yaaa..

See you gengs🙏🏻🖐🏻

Kasih Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang