Gabriella berjalan santai di Koridor, banyak yang mencibir dalam hati namun ada juga yang mencibir secara terang terangan. mereka akui hari ini Gabriella benar benar sangat beda. Aura nya pun berbeda tidak seperti biasanya, dan tumben juga hari ini dia tidak membuat kerusuhan. kemana tampang menjijikkan nya? kenapa sekarang yang terlihat hanya tampang sangar, dingin dan terlihat seperti lebih berwibawa.
Gabriella berdiri di depan pintu kelas nya, menatap sebentar, menghembuskan nafasnya lalu mulai melangkah masuk.
Kelas yang awalnya sangat brisik mendadak jadi hening. Gabriella melangkah ke tempat duduk nya yang bersebelahan dengan Aneska Zailen Vallerie, biasa di panggil Anes. Anes duduk di sebelah kanan sedangkan di sebelah kiri terdapat bangku Erza. Ya dikelas ini ada dua dari temannya Erlan. Erza dan Daiva.
Gabriella duduk dengan tenang lalu memasukan earphone ke dalam telinga nya dan memejamkan mata nya. Semua menatap Gabriella bingung begitu pun Erza dan daiva. Daiva dan Erza saling menatap satu sama lain seakan akan sedang berbicara menggunakan bahasa mata.
Anes yang duduk di sebrangnya pun memang sedang tidur, makanya gak brisik. Sedangkan daiva dia duduk di belakang bangku Gabriella.
Daiva menepuk dua kali bahu Gabriella,
"Kenapa?" Tanya Gabriella tanpa menoleh ke orang yang menepuk nya tadi.
"Gak nyari Erlan?" Tanya daiva
"Emang gue harus nyari?urusan gue jauh lebih penting dari pada nyari temen lo itu, "
"Kenapa?"
"Kenapa apa?" bukan daiva yang bertanya melainkan Erza.
"Kenapa berubah?"
"Orang kalo usaha nya gak pernah di hargain juga bakal cape Za,"
"Kenapa mendadak?"
"Terlalu cape mungkin"
Karna terusik Aneska membuka matanya lalu kembali mengumpulkan nyawa nya. Aneska menoleh ke arah sumber suara tersebut.
"Bisa di-" matanya membelak sempurna lalu terukir senyuman manisnya "el?" ucapnya lalu memeluk Gabriella erat.
"Lo tidur lama banget si el, gue kangen tau" ujar anes yang masih mendekap tubuh mungil Gabriella.
"Gue udah sadar dari beberapa hari yang lalu, cuma ga boleh langsung sekolah sama nyokap"
"Akhirnya gue gak sendiri lagi aaa kangen bangett" anes menggoyang kan badan Gabriella kenan dan ke kiri, Gabriella yang merasakan itu hanya tersenyum, hangat.
sedang asik melepas rindu tiba tiba wali kelas selaku guru bahasa Indonesia memasuki kelas itu.
"Assalamu'alaikum anak anak"
"Waalaikumsalam Bu" Jawab serempak
Anes dan Gabriella terpaksa melepaskan pelukan mereka "Nanti lanjut lagi ya el" bisiknya yang hanya di balas anggukan dan senyuman.
"Oke, semua nya dengarkan ibu ya. eh itu yang duduk di bangku sebelah nya anes siapa?" spontan semua murid menoleh ke arah Gabriella, yang jadi pusat perhatian pun hanya menunjuk diri sendiri nya
"Saya bu?"
"Iya kamu, itu kan tempat duduk Gabriella"
"Ini Gabriella bu" ujar daiva
"Kamu bener Gabriella? udah sembuh?"
"Hm" sahutnya, Irmawati. Biasa dipanggil bu ir guru wali kelas mereka selaku guru bahasa Indonesia.
"Yasudah kita mulai pembelajaran tentang bab 3-"
kringg kringg
Bel istirahat sudah terdengar, seluruh murid berhamburan dari kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antagonist Girl
Teen FictionArabella Queenza Dawson, gadis kejam, dingin, misterius tewas mengalami kecelakaan yang di sebabkan oleh temannya sendiri. Bella sangat benci pengkhianatan. dan temannya tau itu tapi mengapa dia tetap berkhianat? Siapa sangka juga kalau Bella ini ad...