01

27 1 0
                                    

"when the dark side hiding behind the beauty faces"

Bab penuh dengan kekerasan!
Aku mengetuk-ngetukan kaki ku ke lantai,tidak sabar.Lorong tempat ku berdiri tampak sepi hanya aku dan dua orang bodyguard berpakaian serba hitam yang berdiri didepan sebuah pintu besi.

Ya tuhann kenapa mereka lama sekali,pikirku kesal.Apa sesusah itu baginya untuk menguak informasi dari seorang pria culun dan bodoh,Bisa kupastikan bahwa pria itu sudah buang air kecil di celananya sejak dua bodyguard Machiville membawanya kesini.Aku merogoh saku celana pendekku mengeluarkan sebuah kotak rokok,membukanya dan mengambil satu puntung rokok lalu menyalakannya dan menyelipkannya diantara bibirku.

"kau seharusnya tidak merokok nona manis"Ucap salah satu bodyguard yang bediri di depanku.

"Apa aku meminta pendapatmu?"Tanya ku balik.

"Kau harus belajar bersabar,manis" Sahut bodyguard di sebelahnya.

"Persetan dengan kesabaran"Jawab ku kesal.

Ya,persetan dengan kesabaran,sudah satu jam aku berdiri di lorong gedung kosong ini,menunggu giliranku untuk melaksanakan tugas ku.Machiville bilang aku harus menunggu hingga dia menyelesaikan urusannya dengan pria culun itu,Percayalah padaku Machiville hanya membuang-buang waktu.Pria itu tidak akan mengantakan apapun padanya,mengingat wajahnya yang pucat pasi ketika di bawa kesini,mungkin ia sudah mati dalam perjalanan kesini hanya menyisakan tubuhnya saja.

Bunyi pintu terbuka mengembalikanku dari pikiranku,seorang pria dengan kemeja hitam keluar dari ruangan itu,ya dia Machiville lebih tepatnya Machiville Macalino pria yang membuatku berdiri menunggu hampir satu jam bersama dua orang bodyguard bodohnya.Machiville keluar dari ruangan itu dengan senyum liciknya,senyuman yang sangat ku hafal apa artinya.

"Maaf menunggu lama ,aku sedikit bermain-main dengan nya" Katanya

"Ya tidak apa-apa,bisakah aku melaksanakan tugasku sekarang?"Tanya ku tidak sabar.

"Tentu sayang,dia milikmu"Jawabnya.

Aku mengangguk,menjatuhkan rokokku lalu mematikannya dan berjalan masuk ke dalam ruangan itu melewati dua bodyguard Machiville,menatap mereka dengan senyum licik.Aku menghirup udara lembab ruangan itu,tidak ada fentilasi di ruangan  selain pintu baja yang menghubungan ruangan dengan lorong gedung.Ruangan ini hanya diisi dengan satu kursi di tengahnya dan sebuah meja di sudut ruangan.

"Bersihkan dia lalu berikan buktinya kepadaku,kau bisa kembali setelah selesai"Ucap Machiville menatapku di depan pintu lalu berjalan pergi.

"kau bisa mulai sekarang nona manis,kami akan menunggu disini"Ucap salah satu bodyguard sambil menutup pintu.

Kuharap mereka benar-benar meninggalkan ku sendiri dengan pria culun ini,aku lebih suka melaksanakan tugasku sendiri dibandingkan di awasi oleh dua orang bodyguard berkepala pelontos.Aku cukup yakin mereka tidak pernah membutuhkan sampo mengingat kepala mereka  mirip dengan landasan pesawat,kupikir pesawat pun akan tergilincir jika mendarat di kepala mereka.

Aku mengalihkan tatapanku dari pintu baja ke pria yang sekarang sedang duduk di kusi tengah ruangan tangan dan kakinya di ikat,mulutnya ditutup oleh lakban.Terdapat beberapa luka di wajahnya,mungkin itu yang di maksud Machiville ia sedikit bermain-main dengan pria ini.Aku berjalan mendekat dan membuka lakban di mulutnya.

"Hai"Sapa ku

Pria itu tidak menjawab,kepalanya menunduk mungkin kepalanya pusing akibat pukulan Machiville,terdapat beberapa luka kecil di sudut mata serta bibirnya mengeluarkan sedikit darah yang membuatku tersenyum kegirangan.

"Siapa namamu?"Tanyaku mengangkat dagunya untuk melihatku.

"Apa yang kau inginkan?"Tanyanya mengabaikan pertanyaanku.

NOMOR 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang