02

13 1 0
                                    

Aku mengetuk pintu rumah di depanku.Tak lama kemudian pintu terbuka,seorang wanita berusia paruh baya tersenyum hangat kepadaku.Dia Willona,wanita yang memiliki hati seperti malaikat aku sudah menganggapnya sebagai ibuku.

"Hai,aku tidak tahu kau akan datang"Ucapnya.

"aku ingin memberinya kejutan"Jawabku tersenyum.

"ayo masuk,dia ada di dalam"Ucapnya menuntun aku masuk.

Aku mengangguk dan masuk ke dalam.Aku memutuskan datang kesini untuk menenangkan pikiran ku setelah menyelesaikan pekerjaanku.Mungkin datang kesini bisa sedikit membantuku melupakan apa yang sudah terjadi tadi siang.Aku melihat Jayden,kakakku yang sedang menggambar di meja ruang,iamelihatku yang berjalan mendekatinya.

Ia berdiri dan memelukku dengan tubuh besarnya,ia adalah alasan aku hidup hingga sekarang.Dia memang kakaku usianya terpaut 2 tahun lebih tua dari ku namun sifatnya masih seperti anak kecil,Dia mengidap Down syndrome sebuah penyakit keterbelakangan mental yang di derita sejak lahir.

"Heyy,big boy" Sapa ku sambil memeluknya

Ia tertawa kegirangan melihatku,ia berjalan ke meja dan mengambil gambar yang ia buat dan menunjukannya padaku.Aku tersenyum melihatnya namun senyumku hilang tepat ketika melihat gambar yang ia buat.Ia menggambar sebuah keluarga dengan tiga orang anak dan seorang anjing,Keluarga itu terlihat sangat harmonis.

Ia menggambar sebuah keluarga dengan tiga orang anak dan seorang anjing,Keluarga itu terlihat sangat harmonis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gambar nya sederhana namun mengingatkanku pada hal-hal yang terjadi ketika aku kecil.Jayden menyenggol pundakku,raut wajahnya menjadi sedih melihat aku hanya diam melihat gambarnya.

"ini sungguh bagus"Ucapku memaksakan sebuah senyuman.

Dia tertawa lagi dan memelukku,Jayden tidak pernah bicara.Ia hanya memberikan petunjuk kecil untuk berkomunikasi,dia juga tidak bisa menulis dan menghintung,bahkan bersosialisasi layaknya orang normal pun tidak bisa.Hal-hal itu yang membuatku menyesal hingga sekarang.Andaikan ia dapat belajar hal-hal itu lebih cepat mungkin ia tidak akan seperti sekarang.

namun mengingat semua yang terjadi dahulu,aku tidak bisa berharap Jayden akan belajar lebih cepat.Aku hanya bersyukur Jayden memiliki aku serta Willona yang bersedia merawatnya.Aku mempercayakan Willona untuk menjaga Jayden karena aku tidak bisa selalu mengawasinya,Aku memiliki pekerjaan dan tidak mungkin aku membawanya.

"Aku punya ini untukmu"Ucapku sambil menyerahkan paperbag berisi apple pie makanan kesukaannya.

Ia meraih paperbag dan memeluk ku lagi,ia melakukannya untuk menunjukan terimakasihnya padaku Ia berjalan menuju meja makan dan duduk di salah satu kursinya lalu membuka paperbag,matanya berbinar menunjukan kebahagiaan ketika melihat Apple pie dan mulai memakannya dengan lahap.Tanpa ku sadari sebuah senyuman terukir di bibirku melihat nya bahagia hanya dengan sekotak Apple pie.Aku berjalan menuju dapur melihat Willona yang sedang memasak makan malam.

"sepertinya dia sangat senang"Ucap Willona memandang Jayden

"Ya,aku senang jika dia senang"Jawabku.

"Kau selalu membuatnya senang Katrina"Ucap Willona seraya memotong sayuran.

NOMOR 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang