10

4 0 0
                                    

Aku memperhatikan suasana di sekelilingku,suasana restoran siang ini tidak terlalu ramai seperti hari kemarin.Aku sangat bersyukur rapat tadi pagi berjalan lancar,untunglah aku tidak melakukan hal bodoh walaupun suasana sempat menjadi canggung akibat ulah Harry,aku tidak mengerti tujuan ia melakukan hal itu tapi bisa kupastikan ia memang melakukannya dengan sengaja mengingat senyum yang ia tampilkan setelahnya.

Makan siang kali ini aku memutuskan untuk makan di restoran yang sama dengan kemarin,aku belum tertarik untuk mencoba restoran lainnya.Jarak restoran yang tidak terlalu jauh dari gedung kantor juga menjadi alasan aku memilih restoran ini.Seorang wanita berambut pirang mengalihkan perhatian ku dari pikiranku,ia sedang berjalan menuju meja ku.

"Hai Kate" 

"Hai"

"Aku Anna,kita berkenalan kemarin" 

"Ya,aku mengingatnya"

"Mau kah kau bergabung denganku dan yang lainnya?"

Aku terdiam mendengar ajakan Anna,mungkin sudah saatnya aku berkenalan juga dengan pegawai lainnya.

"Ya,kurasa itu ide bagus"

Anna tersenyum mendengar jawabanku,aku memanggil pelayan dan meminta mereka untuk mengantarkan pesananku ke meja yang akan ku tempati bersama Anna dan beberapa pegawai lainnya.Anna mengajakku ke sisi lain restoran di sana terdapat meja untuk empat orang dan dua di antaranya telah di isi oleh seorang wanita berambut hitam dan pria dengan setelan berwarna krem.Mereka berdua terlihat serasi mungkin mereka adalah pasangan.

"Hai Semuanya,kita mendapatkan teman baru" Ucap Anna seraya merangkul bahuku,aku hanya bisa tersenyum kikuk.

"Hey,kau pasti Katrina kan?"Ucap si wanita.

"iya"Jawabku sambil tersenyum.

"woah,kau sangat cantik pantas saja Tuan Harry menerima mu sebagai seketarisnya" Sahut si pria membuat semua tertawa tapi tidak denganku.

Menyadari aku yang hanya terdiam tidak nyaman dengan hal itu membuat si wanita berambut hitam tersadar dan menyenggol si pria dengan sikunya.

"Ayo duduk Kate" Ajak Anna lalu meraih kursi di depan si pria.

Aku meraih kursi yang berada di depan wanita berambut hitam dan mendudukinya.

"Nama ku Viola ghaville dan ini Axel tyler" Ucap si wanita seraya menunjuk pria di sebelahnya.

"Katrina Lauvint"Jawabku,Kami akhirnya berjabat tangan satu persatu.

"Senang berkenalan denganmu"Ucap si pria yang sekarang kuketahui sebagai Axel.

Aku mengangguk dan tersenyum.

"Oh ya, Kate dari mana asalmu? kudengar kau tidak berasal dari sini" Ucap Anna memulai percakapan.

"Aku lahir di Virginia dan tumbuh besar di New York" Jawabku.

"Aku sangat ingin ke New York" Sahut Viola.

"Kau tumbuh besar di New York?" Tanya Axel.

"Ya" Jawabku singkat.

"Umur berapa kau pindah ke New York?" Tanya Anna.

"Entahlah mungkin 10 tahun" Jawabku.

"Woah,Aku iri denganmu kau sangat beruntung Kate"Ucap Viola.

Aku hanya tersenyum dan mengangguk sebagai jawabnya,Andaikan Viola tau apa yang aku lakukan di New York mungkin ia akan menarik ucapannya.Kami berempat masih berbincang-bincang mengenai banyak hal dan sesekali tertawa untunglah aku cepat berbaur dengan mereka. Tak lama kemudian pesanan kami datang tanpa tunggu kami segera menyantap makanan kami.

Setelah acara makan siang kini kami berempat kembali ke kantor,masih banyak pekerjaan yang harus kukerjakan.Dan kini aku sudah berada di meja kerjaku dengan beberapa berkas yang tertera di atasnya.Aku baru saja menyelesaikan notulen rapat pagi ini dan akan segera menyerahkannya pada Harry,aku melangkahkan kaki ku menuju ruang kerja Harry namun langkahku berhenti tepat di depan pintunya ketika aku mendengar suara teriakan dari dalamnya.

Bisa kutebak itu suara Harry yang sedang berbincang dengan seseorang di seberang sana menggunakan sambungan telefon,pembicaraan mereka terdengar sangat serius dan sesekali terdengar teriakan Harry.Hal itu membuatku mengurungkan niatku untuk masuk ke dalam dan masih berdiri di depan pintu menunggu saat yang tepat.Tak lama kemudian suasana kembali hening,tidak terdengar lagi suara keras Harry.

Baru saja aku akan mengetuk pintu namun pintu sudah terbuka dan  menampilkan Harry yang kini sedang menatapku dengan intens.

"Apa?" Tanyanya.

"Ma-maaf Tuan,aku hanya ingin menyerahkan notulen rapat pagi ini" Ucapku.

"Taruh saja di atas meja,aku harus pergi ada hal penting lain yang harus ku urus" Jelasnnya.

Aku mengangguk mengerti,Harry segera melangkah pergi.Sepertinya ia sedang terburu-buru terlihat dari langkahnya yang tergesa-gesa,namun tiba-tiba ia berhenti dan berbalik ke arahku.

"Dan satu lagi,berhenti memanggil ku Tuan"Ucapnya lalu pergi begitu saja.

Berhenti memanggilnya tuan?lalu aku harus memanggilnya apa.Ku pikir itu adalah panggilan yang tepat untuk atasan dan bawahan seperti aku dan dirinya.Entahlah,aku tidak mau terlalu memikirkannya.Aku memutuskan untuk memasuki ruang kerja Harry dan betapa terkejutnya aku ketika melihat meja kerja Harry yang sangat berantakan.Beberapa berkas berserakan begitu saja di atasnya bahkan beberapa lembar kertas bertebaran di lantai.

Aku berinisiatif untuk membereskan kekacauan tersebut agar saat Harry kembali ia tidak perlu membereskannya karena ku yakin ia tak akan memiliki waktu untuk hal itu.Aku menyusun berkas-berkas tersebut dengan rapih di atas mejanya.Satu lembar foto berwarna hitam putih terjatuh dari sebuah file tanpa nama,dengan penasaran aku memungut foto tersebut.Disana terdapat foto seorang pria yang sedang menutup pintu mobil,foto ini sepertinya di ambil dari cctv yang berada di jalanan.

Aku membuka file tanpa nama asal dari foto yang terjatuh,disana terdapat beberapa foto lainnya yang juga berwarna hitam putih,semua foto ini menggambarkan seorang pria yang sama dan diambil dari beberapa cctv jalanan yang berbeda.Bisa kuduga ada sesuatu yang penting dengan pria ini hingga ia di awasi seperti ini.Aku menatap foto lainnya satu persatu foto lainnya,ada foto pria ini keluar dari sebuah toko obat di pinggir jalan,sedang makan di sebuah tempat makan hingga sedang berjalan di trotoar.

Bisa kukatakan keseharian Pria ini di awasi oleh cctv,aku tak heran bagaimana Harry bisa mendapatkan akses ke seluruh cctv jalanan.Ia adalah penguasa daerah ini maka ia dapat dengan mudahnya mendapatkan akses ke seluruh cctv yang berada di jalanan mungkin ia juga bisa mendapatkan akses cctv di setiap rumah jika ia menginginkannya.Aku menatap foto terakhir yang sepertinya di ambil dari cctv sebuah lampu lalu lintas.

Disana terdapat gambar pria itu yang sedang mengendari mobil  Chevrolet hijau tosca keluaran tahun 1962.Aku mengamati foto tersebut dengan teliti,lalu merogoh saku rokku dan mengambil ponselku,aku mengarahkan kamera ponsel unutuk memotret foto tersebut.setelah selesai aku kembali menyusun semua foto dan memasukannya ke dalam file dan menyatukan file itu dengan berkas lainnya.

Aku melangkahkan kaki ku keluar dari ruang kerja Harry,Jari ku mengetikan sebuah nomor pada layar ponselku lalu mendekatnya ke telingaku.

"Hallo"

"Aku mendapatkan sesuatu,tapi belum bisa kupastikan sepenuhnya"

"kau punya bukti?"

"Ya"

" Gadis pintar,kirimkan buktinya pada Jeremy sekarang"

"Baiklah"

Lalu sambungan itu pun terputus,aku mengirimkan foto tersebut pada Jeremy sesuai perintah.Setelah selesai aku kembali ke meja kerja ku dan menyelesaikan pekerjaanku yang lainnya.

NOMOR 7Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang