BAB 1. MAWAR UNTUK MAMA

8 1 0
                                    

Isak tangis seorang gadis kecil pecah ketika mendatangi pusara sang ibu.

"Mama... Kenapa Mama meninggalkanku begitu cepat? Sekarang aku harus hidup dengan siapa?" gadis itu tak mampu membendung air matanya.

"Sudah Nak, ikhlaskan kepergian ibumu. Biarkan Beliau tenang di sisi Allah," Seorang wanita paruh baya menenangkan sang gadis kecil.

"Ma, kembalilah! Aku janji tidak akan nakal lagi, aku janji akan selalu menuruti nasehat dari Mama, aku janji akan rajin mengaji, dan aku janji rajin belajar. Ma, tolong Kembalilah! Aku tidak mau hidup tanpa Mama!" deraian air mata tak mampu lagi terbendung dari sang gadis kecil.

"Tabahkan lah hatimu Nak, ikutlah bersamaku. Di sana kamu akan memiliki banyak teman, kamu tidak akan kesepian lagi," wanita paruh baya itu meyakinkan sang gadis kecil.

"Tapi di sini Mamaku akan kesepian, di sini Mama aku akan sendirian. Aku ingin menemani Mama di sini," tampak gadis kecil itu belum sanggup menerima kepergian ibunya.

"Ma, aku tidak akan mengeluh lagi jika mama menyuruhku untuk makan pakai sayur. Aku tidak akan lari lagi ketika Mama menyuruhku untuk belajar," gadis kecil itu tampak menyesali akan semua perbuatan yang pernah ia lakukan semasa ibunya masih ada.

"Nak, Mama kamu sekarang sudah tenang di sana. Dengan kamu menangis seperti ini mamamu akan semakin sedih di sana. Apakah kamu tidak ingin melihat Mamamu tersenyum di surga?" wanita paruh baya itu menenangkan gadis kecil dengan penuh kesabaran.

"Tentu saja aku ingin Mamaku tersenyum di surga Allah, Bu!" gadis kecil itu menjawab dengan mata sendu.

"Jangan meninggalkan sholat lima waktu dan perbanyak bacakan Al-Qur'an untuk Mama mu," ucap wanita paruh baya itu dengan menyeringai senyuman.

"Tapi aku belum bisa membaca Al-Qur'an Bu?" tanya gadis kecil.

"Ikutlah bersama ibu ke pesantren! Di sana kamu akan diajarkan membaca Al-Qur'an dan kamu akan mendapatkan banyak teman," kata wanita paruh baya.

"Benarkah aku bisa belajar membaca Al-Qur'an di sana?" Gadis itu tampak mulai mendapatkan semangatnya kembali. Wanita paruh baya itu hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman. Ia ulurkan tangannya untuk menggandeng sang gadis kecil.

Azahra Nazhifa, gadis kecil berusia 5 tahun yang kini harus menjadi piatu diusianya masih belia. Papanya meninggalkan dirinya dan sang ibu ketika ia masih berusia 2 tahun untuk merantau di negeri seberang, namun tiada kabar hingga kini. Sedangkan Mamanya meninggal disebuah peristiwa kecelakaan beberapa hari yang lalu. Hampir setiap hari Ia datang ke pusara sang ibu. Hingga hari ini ia bertemu dengan Ibu Fatimah, wanita paruh baya pemilik sebuah pesantren. Beliau yang mengetahui kebenaran tentang Zahra adalah anak piatu dan tidak memiliki siapa pun lagi yang mengasuhnya, ia langsung mengajak Zahra untuk ikut dengannya ke pesantren miliknya.

Ibu Fatimah mendaftar Zahra sebagai salah satu santri di pesantren miliknya. Zahra pun giat belajar membaca Iqro agar kelak mampu membaca Al-Qur'an untuk sang mama. Setiap Hari Kamis sore Zahra diajak Bu Fatimah ke pusara sang ibu sembari Bu Fatimah ke makam orang tuanya juga.

"Ma... Maafkan Zahra belum bisa membaca Al-Qur'an. Tetapi Zahra akan selalu membawakan mama bunga mawar ketika datang kesini, karena Zahra tahu bunga mawar adalah bunga kesukaan Mama. Oh ya Ma, Zahra sudah bisa Surat Al-fatihah, An-Nasr, dan Al-Ikhlas loh! Dengarkan ya Ma, Zahra akan mengucapkan surat-surat tersebut," Zahra pun melantunkan surat-surat tersebut di samping pusara sang Mama. Zahra lebih ceria setelah ia tinggal di pesantren.
------------

Hari demi hari kian berganti. Menginjak usianya 19 tahun, dia dikenal sebagai ustadzah. Zahra tumbuh menjadi gadis remaja yang sopan, santun, bersahaja, serta lembut tutur katanya, memiliki akhlak yang baik dan pandai mengaji. Dia juga banyak memenangkan perlombaan sebagai hafist muda terbaik.

"Mah, ini mungkin mawar terakhir untuk Mama sebelum aku ke Kairo. Aku mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan disana. Mah, Doa kan aku agar dapat mengikuti pelajaran dengan baik disana ya Mah! Walau untuk beberapa waktu aku tidak bisa mengirimkan mawar untukmu, tetapi aku janji! Doaku tak akan pernah putus untukmu. Zahra menyayangi Mama. Sampai jumpa Mama, aku akan segera menemuimu seusai aku menyelesaikan pendidikanku."

Zahra menempuh pendidikan selama 4tahun di Kairo. Tanpa melupakan janjinya kepada sang mama, dia selalu mengirimkan doa. Subhanallah, dia menjadi lulusan terbaik tahun 2019.

"Mah, aku lulus! Aku menjadi lulusan terbaik tahun ini, aku akan segera menemuimu Mah!" ucap Zahra dengan penuh syukur.

Zahra menyempatkan Sholat Magrib di Masjid Amru bin Ash sebelum ia besok meninggalkan Kairo. Dalam hati Zahra yang penuh kebahagiaan ingin segera menemui sang mama.

"Ya Allah, aku ingin segera bertemu mama dengan membawakan mawar untuknya. Aku sangat merindukannya," ucap Zahra dalam hati sembari menggelar sajadah.

Dia mengikuti kegiatan sholat Maghrib berjamaah di masjid Amru bin Ash. Namun ketika di sujud rokaat pertama dan akan berdiri, dia melihat dirinya sendiri yang masih bersujud. Padahal ia telah berdiri. Dia menengok ke sekeliling. Semua orang masih melanjutkan gerakan sholat mereka. Sedangkan Zahra melihat dirinya yang masih dalam kondisi bersujud.

"Astaghfirullah, diriku? Ada apa ini?" Zahra mencoba memegang tubuhnya yang masih bersujud tetapi tidak bisa.

Seusai sholat, seseorang menyadarkan Zahra yang masih bersujud. Tetapi tubuh Zahra langsung terjatuh. Sedang kan Zahra sesungguhnya sudah keluar dari raga itu. Roh Zahra melihat semua yang terjadi di depannya.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun...." Semua orang mengucapkan serentak.

Roh Zahra terdiam sesaat. Dia tidak menyesali kepergiannya.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun, Alhamdulillah Ya Allah! Tugasku di dunia telah usai. Terimalah aku dalam sisi-Mu Ya Rob. Ku Mohon pertemukan aku dengan Mamaku," Zahra merasa lega dan meneteskan air mata kebahagiaan.

Tiba-tiba ada sosok yang menepuk Roh Zahra dan berkata, "Mari saya antar kau menemui ibu mu."

Zahra tersenyum dan mengangguk. Ia meyakini sosok itu adalah Malaikat Izrail.

=======00000=======

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 04, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerita MiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang