---
Setiap pemberi vote atau comment pertama akan saya follow back. Tentunya harus follow saya dulu ya.
---
Pagi itu udara terasa sangat dingin, lapisan embun tipis menempel pada dedaunan yang berubah menjadi tetesan air embun pada tanah dibawahnya. Cuaca seperti itu tentunya membuat siapapun untuk tetap berada di tempat tidurnya dan bergelung dengan selimut dan bantal yang hangat.Tetapi, kenyamanan itu harus disudahi karena beberapa alasan, alasan yang umum adalah untuk bersekolah, bekerja atau urusan lainnya. Hal ini dialami oleh Thalia yang harus segera bersiap siap untuk pergi ke kampusnya walaupun dengan mata yang sembab karena menangis semalaman, biasa lah menangisi novel yang sedang ia baca.
Setelah selesai dengan segala persiapan untuk pergi ke kampus, Thalia keluar dari kamarnya dan bertemu dengan kakak keduanya yang bernama Giorgio, tetapi biasa dipanggil Gio.
"Wih nangis lagi nih pasti." Ucap Gio sebagai sapaan kepada adik bungsunya.
"As you see." Balas Thalia yang tengah mengunci pintu kamarnya.
"MAAAAAA, THALIA NANGIS KARNA NOVEL LAGI NIHH!!" Gio berteriak dengan niat membuat Thalia jengkel.
"SIALAN GIO BERISIK ANJIR!" Alvi yang baru saja keluar dari kamarnya dengan wajah kusur dan penutup mata yang setengah terbuka berteriak kembali kepada adik keduanya karena menganggu tidurnya.
Alvi adalah kakak pertama Thalia, alias si sulung. Sikap Alvi berbeda sekali dengan Gio, jika Alvi merupakan pria yang kalem, maka Gio merupakan pria yang pecicilan atau si biang kerok dari segala masalah. Mungkin Gio bertindak seperti itu karena ia tidak jadi menyandang gelar sebagai si bungsu karena hadirnya Thalia di tengah mereka.
"Hehe becanda sayang." Balas Gio sambil mengedipkan sebelah matanya kepada Alvi dan memberi kiss bye kepada Alvi yang dibalas dengan bantingan pintu oleh Alvi.
"Abang sih, udah tau ka Alvi baru pulang tadi subuh, malah teriak teriak kaya orang kesurupan." Tentunya sang mama yang berbicara seperti itu.
"Lia jangan keseringan nangis karna novel ah, kalo nangis terus mah nanti ngga mama kasih jatah buat novel lagi. Lagian baca novel kaya gimana sih bisa sampe nangis gitu?" Tanya mama kepada Thalia.
"Hehe, biasa ma novel yang kemaren aku beli." Thalia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan tersenyum canggung.
"Ah kebiasaan kamu mah. Udah hayok sarapan dulu."
Sarapan pagi itu berjalan seperti biasanya, hanya ada mama, si anak tengah Gio dan si bungsu Thalia. Ayah mereka minggu ini tidak pulang ke rumah karena ada proyek perusahaan yang memang harus ditinjau dari lapangan langsung.
"Thalia sama Gio kalo bisa jam 4 udah pulang ya, kan mau ada arisan." Titah mama kepada kedua anaknya.
"4 subuh mah?" Tanya Gio dengan konyolnya.
"4 sore sayang." Ucap Thalia dengan merangkul bahu kakaknya Gio dan berusaha untuk mencium pipi kakaknya yang tengah menghindar.
Mereka tertawa, tetapi tawa itu terinterupsi oleh bunyi ponsel Thalia. Ratna. Ia adalah sahabat Thalia sejak di bangku Sekolah Menengah Atas atau SMA atau bahasa kerennya sih Senior High School.
"Na, masuk aja dulu, aku mau pipis dulu bentar." Ucap Thalia di telpon tanpa memberikan jeda agar Ratna untuk menjawab.
Tiga puluh detik kemudian, Ratna masuk kedalam rumah Thalia sementara itu, Thapia pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil.
"Makan dulu Na." Ucap mama kepada Ratna.
"Ratna udah makan tadi sebelum kesini Tan. Tumben Gio udah bangun pagi pagi nih." Balas Ratna.
"Udah dong, kan mau jadi calon suami yang baik dan keren buat Ratna tersayang." Balas Gio dengan gaya genit khasnya.
"Aww, dede jadi tersanjung mas." Balas Ratna sama genitnya dengan Gio.
"Yuk Na." Thalia menginterupsi kegenitan dihadapannya.
Ratna dan Thalia berjalan beriringan menuju keluar gerbang dimana mobil Ratna terparkir.
Setelah berpamitan dan mendengarkan peringatan bahwa tidak boleh pulang terlalu sore karena akan ada pertemuan arisan, Ratna dan Thalia meluncur menuju kampus mereka.
***
Cafetaria kampus dipenuhi oleh para mahasiswa dan mahasiswi kampus yang kelaparan karena perut mereka kosong. Bahkan ada beberapa circle yang tengah makan sambil melakukan studi kualitatif mengenai perilaku manusia dengan menggunakan metode focused group discussion atau sebutan familiarnya adalah ghibah alias menggosip.
"Tau ga sih, si Stefani tuh sebenernya chicken kampus anjir." Ratna si ratu ghibah membuka topik pembicaraan alias ghibah.
"Stefani anak sasing bukan? Yang mantannya kak Mario?" Timpal Thalia.
"Iya, nah kan kemaren tuh denger denger ada kating yang ngga sengaja ngambil beng-beng yang jatoh kan ya, nah awalnya tuh biasa aja tapi pas dia iseng mainin kemasannya tuh ko ada nomor telpon gitu kan. Iseng nah tuh di cek nomor apaan, eh pas di cek kok ava nya si Stefani, terus iseng kan tuh ya di chat, eh dibales sama kaya bot gitu. Sampe ada tarif tarifnya gitu. Awalnya tuh rame nya cuman ditongkrongan kating itu doang, eh taunya malah nyebar."
"Anjir masa pake beng-beng si?" Tanya Thalia.
"Katanya mah biar 'operasi' nya tuh ngga terang terangan kek open BO. Kan kalo open BO mah di twitter juga bisa kan ya, mah inimah jadi kaya 'operasi' tertutup gitu. Jadi biasanya beng-bengnya tuh ditaro di saku belakang celana gitu, ntar kalo orang yang tau mah diambil beng-bengnya terus udah deh lanjut." Ujar Ratna dengan bersungguh sungguh.
"Si Ratna tau an, pengalaman ya Na?" Tanya Aldo yang sedari tadi menyimak saja.
"Enak aja!" Sanggah Ratna.
"Eh tau ga sih, tadi aku dimarahin sama mama. Katanya kalo aku nangis terus karna novel, uang jatah novel aku bakalan dikurangin." Ucap Thalia merubah topik pembicaraan.
"Ya siapa suruh beli novelnya yang galau galauan mulu? Kan banyak novel bagus yang gaada galaunya tapi keren abis." Balas Aldo.
"Nah bener si Aldo, lagian kamu si beli novelnya yang hamil hamilan mulu. Ga bosen emang?" Tanya Ratna.
"Eh tapi jujur deh Na, gapapa deh kalo misalnya kejebak sama cowo ganteng, kaya dan menawan karena aku hamil anaknya tapi nanti dia jatuh cinta sama aku dan kita bisa idup bahagia mah aku ikhlas."
"Amit amit deh Thalia. Gusti, kayanya mama kamu bener, kamu tuh harus berhenti baca novel yang kayak gitu." Ratna yang gemas kepada Thalia itu mengetuk ngetukan tangan di kepalanya bergantian dengan meja.
"Thalia kalo ngomong suka ngaco." Balas Aldo.
"Dahlah, kalian mah ga paham gimana bapernya baca novel sampe baper di dunia nyata." Ucap Thalia.
"Tolol anjir sumpah Thalia."
***
Follow, Comment, Vote
Nanti difollback asli.
KAMU SEDANG MEMBACA
NaThalia (new version)
RomanceCERITA INI ADALAH VERSI TERBARUNYA DARI NOVEL NATHALIA YANG ADA DI AKUN @ZGENERASI , ALASAN SAYA UPLOAD DI AKUN INI KARENA SAYA TIDAK BISA LOGIN DI AKUN TERSEBUT. Namanya Thalia, seorang gadis baik baik yang menjadi bahan rebutan ibu ibu arisan tema...