library

579 44 12
                                    

warning: kissing scene, vulgar words, age gap, and etc.

___________
sebenarnya, tulang pipi seokjin sudah sakit sedari tadi tapi bagaimana lagi, pacar kecilnya ini terlalu manis sampai membuat seokjin lupa untuk menurunkan senyumnya sebentar. bahkan ia rasa netranya tidak bisa lepas semenit saja dari pria berseragam sma di sampingnya ini.


sepulang jungkook dari sekolah, ia langsung menculik anak itu untuk ikut pergi bersamanya entah kemana. benar, seokjin tidak mengatakan apapun. tangan yang lebih tua langsung mengandeng lengan jungkook yang sekarang ini sibuk melihat beberapa ciki serta susu kesukaannya dengan mata berbinar  pada kantung yang dibawa seokjin sebagai tanda maaf karena sudah meninggalkannya semingguan penuh tanpa di kabari, bukan seokjin yang mau, tapi tugasnya itu lho…



seokjin juga prefer cuddling bersama jungkook daripada menyapa tugasnya.



entah jungkook lapar atau tidak, namun tanpa sadar ia menghabiskan makanan tersebut dalam seperempat jalan dan pacarnya tertawa akan itu, terbahak lebih tepatnya.



ini salah seokjin, kenapa ia memberikannya sedikit? jungkook kan masih dalam masa pertumbuhan!




"itu sudah banyak jungkook," tegur seokjin yang di balas helaan nafas oleh prianya. "sudah ya, nanti batuk"



"tapi masih mauu" rengek jungkook sedih

benar juga, hari sudah akan menutup cerahnya untuk di gantikan oleh cantiknya malam. jungkook pasti sangat lapar sekarang seraya ia menculik anak ini pada sore hari untuk menghabiskan jalan bersama nya. "lapar ya? mau makan dulu?" tanya seokjin sepertinya khawatir.



tapi si lucu milik seokjin itu menggeleng dan menampilkan senyum cantik yang diam diam selalu menjadi vitamin seokjin dikala hari sedang berhianat "engga kok! sebelum pulang yena ajak aku makan ramyeon dan aku habis 2 cup!!" ucapnya bangga menggundang senyum seokjin kembali terlihat.



"pinternya?"



"harus! jadi pacar kim seokjin harus pinter, kan?"



"engga juga, buktinya aku gak pinter?"




jungkook mengerling malas mendengar itu "mulai deh, yasudah kita berdua harus pinter biar cepat nikahnya"


yang tua tertawa, menggeleng tidak habis pikir "gak gitu juga jungkook.." ia mengacak surai pacarnya gemas


"lalu mau apa, mau cium? ayo."


seokjin menatapnya "kamu kenapa deh? masih kecil gak boleh cium-cium"


"lho.. aku kan sudah pernah tidur sama kakak.." goda jungkook


"hei ngomong nya---" tegur seokjin sambil melihat keseliling sebab dirasa suara jungkook ini sedikit besar "jangan aneh-aneh jungkook. lagian kita bukan tidur yang seperti itu, hanya tidur tidak ada yang lain, kan?"


jungkook terkikik lucu, sumpah menggoda seokjin itu menyenangkan melihat bagaimana telinga prianya seketika berubah berwarna merah adalah suatu hal yang memuaskan untuknya.


"aku kan memang bilang tidur yang seperti biasa kita lakukan bukan tidur yang seperti 'itu' kak.." maka seokjin telak memerah bahkan mungkin sampai leher jungkook tidak tau karena ia pun sedikit tersipu oleh ucapan denialnya.


"sudah jungkook, banyak orang"


"iya sudah kok, aku cuma bosan"


seokjin mengeyrit, "bosan?"


tanda petik [jinkook oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang