car

796 48 12
                                    

sore ini terbilang sepi menurut seokjin, biasanya banyak anak-anak yang baru pulang sekolah menggunakan sepeda bersama banyak temannya sambil membicarai banyak hal yang kadang membuat seokjin geleng-geleng kepala. sangat berbeda pada sore ini, gang yang biasanya menjadi alternative lain bagi anak anak sekolahan hari ini sedikit sepi dari biasanya. seokjin selalu lewat sini sepulang dirinya kerja.


dan ini adalah hari special untuk seokjin, mungkin, sebab hari ini adalah hari peringatan kematian mendiang bundanya yang ke-5. setiap tahunnya seokjin beserta sang kakak akan pergi ke tempat peristirahatan sang bunda dengan membawa bucket bunga favourite bunda, itulah alasannya ada disini. florist yang terdapat pada gang ini kebetulan adalah langganan sang ibu sejak dulu, jadi sang pemilik florist pun sudah hapal kapan seokjin akan pergi kesana dan membeli dua bucket bunga anyelir untuk sang bunda. bukan karna sengaja seokjin membeli dua buah tapi untuk mewakili sang kakak yang tidak bisa datang setiap tahun nya sebab berada dalam negara yang berbeda dengannya sekarang.


dia berdiam sebentar di depan florist itu sambil menggenggam satu cup coffee yang di tawarkan bibi jung selaku pemilik florist. ia tengah menunggu jam untuk menunjukan angka 6. tapi menurut nya, jalan raya seoul pasti akan macet di jam seperti itu. jadi seokjin memilih berangkat terlebih dahulu pada pukul 5:12, lagi pula seokjin bisa nongkrong dulu sambil membenahi berkas untuk besok di sekitar market yang ada di sana.


tapi seorang pemuda menghampirinya, dengan tatanan amburadul beserta beberapa luka di wajahnya. dan ia juga mendengar sirene polisi yang berhenti di sekitaran mereka.


"tolong" katanya panik pada seokjin yang entah kenapa ikut panik.


seokjin ingin menghiraukannya apalagi di saat genting seperti ini namun jika melihat pemuda itu membuat dirinya iba.

"apa yang bisa gue bantu? gue sama sekali gak bisa berantem?" terang seokjin yang tanpa sengaja menjatuhkan harga dirinya. tapi anehnya ia tidak peduli.

dan pria itu menariknya menuju ke mobil, "ini mobil lo kan?" seokjin mengangguk patuh, ia menatap pria itu bingung. "buka, apa lagi?!" dengan gerakan tergesa ia merogoh kunci dan menekan satu tombol yang bisa membuka pintu mobil.


"bagus"

mereka berdua masuk, seokjin juga reflek mengunci mobil agar polisi tidak bisa masuk. selagi fokus pada kepanikannya, tanpa sengaja seokjin melihat pria itu yang akan membuka baju di hadapan nya. "LO NGAPAIN?"

"first of all, gue jungkook, dan sekarang lagi di kejar para bajingan berseragam di luar sana" katanya tergesa sambil membuka baju dengan satu gerakan lalu mengambil begitu saja kemeja yang bergantung di belakang "pinjem"

"gue kerja jadi waiters di club ujung gang ini terus mereka tiba tiba minta gue jadi jalang mereka disana. terus gue berontak dan di pukul dan di laporin polisi, that's all."


ucapnya santai sambil masih mencoba mengancingi kemeja dengan asal asalan. "buka mata lo, gue gak telanjang juga" nyinyirnya

seokjin menurut tapi mendengar tarikan resleting jeans membuat matanya menutup kembali. terdengar pria itu terkekeh membuat telinga seokjin memerah sampai leher, pria ini benar-benar gila.

"shit mereka masih di belakang"

"kita pergi, sekarang?" tanya seokjin yang sudah membuka matanya sedari tadi, sekarang ia hanya ingin berusaha tenang dan jantungnya tidak berisik.

"lo mau ajak gue kemana, brengsek?" ucap jungkook yang mengacak acak rambutnya sambil terus melihat ke belakang

"pergi? biar lo ngga di cari polisi lagi?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

tanda petik [jinkook oneshot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang