HALLO EPRIBADIH, GIMANA KABARNYA NICH?! BAIK GA?! KUDU BAIK LAH POKOKNA MAHSEMANGAT GA? COBA DULU KITA TES SEMANGATNYA
SEMANGAT PAGI, SIANG, SORE, MALAM!!!!!!
BAGUS PREN KALIAN TUH HARUS SEMANGAT AGAR KITA BISA REBAHAN SETIAP HARI LALU MEMINUM YAKULT, OKEY AKU GA JELAS.
pren minta tolong boleh ga? tolong kasih tau letak typo nya ya pren. makasihh sebelumnya😘
OKEY CEKIDOT🐷❤️
"Nah ini, yang titik ini. itu adalah janin." Tunjuk Doktet Sintya pada satu titik di monitor.~***~
Mira memandang monitor yang menampakan titik berwarna putih disana. "Jadi, Saya?" Tanyanya memastikan.
"Iya, selamat ya bentar lagi kamu jadi ibu. Jaga baik baik ya kandungannya, jangan sampe ada niatan untuk membunuhnya. Saya tau kalian adalah salah satu korban dari pergaulan bebas. Tapi ingat, anak itu bukan kesalahan meskipun hadir karena sebuah kecelakaan. Bulan depan kamu cek-up kesini lagi ya. Bentar saya tuliskan dulu vitamin untuk kamu." Dokter Sintya berlalu setelah mengelus pundak Mira dengan lembut.
Tatapan Mira beralih ke Faizal, beberapa menit berpandangan. Mira memutuskan kontak matanya, lalu pandangannya pindah ke perut ratanya yang sebentar lagi mungkin akan membesar. Mira mengelusnya pelan, Hal itu membuat senyum Faizal terbit.
Faizal berpikir kalau Mira tidak akan menerima calon anak mereka. Tapi setelah melihat hal itu, ia yakin kalau Mira akan menerima calon anaknya itu.
Ia berjalan mendekat ke arah Mira, tangannya mendarat di atas tangan Mira yang sedang mengelus perutnya pelan. Mira mendongak lalu beradu pandangan dengan Faizal.
"Kita jaga sama sama ya, kita mulai kehidupan baru. Aku akan bertanggung jawab." ucap Faizal.
Mira tersenyum kecil, lalu ia menganggukkan kepalanya bertanda 'iya'. Hal itu membuat senyum Faizal perlahan terbit. Ia harap keputusannya ini akan memberikannya kebahagiaan dimasa yang akan datang.
Mira dan Faizal keluar dari rumah sakit setelah menyelesaikan administrasi dan menebus obat. Mereka berjalan beriringan, saat melwati jajaran pedagang kali lima didepan rumah sakit. Mira memberhentikan langkahnya, pandangannya tidak lepas dari penjual Es Doger. Faizal mengikuti arah pandang Mira dan ia mengerti apa yang diinginkan oleh wanita itu.
"Kamu mau? Ayok," Faizal menarik Mira menuju pedagang Es Doger itu.
"Bang, Satu ya." .
"Siap!" Seru pedagang Es Doger.
Faizal menari Mira agar duduk di bangku yang sudah disediakan. Mira tidak memutuskan pandangannya dari gerobak Es Doger. Entah mengapa ia ingin sekali Minum Es Doger itu. (kalau Es Doger dimakan apa diminum sih?)
KAMU SEDANG MEMBACA
ASOKA
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ AREA NO PLAGIATRISME "Cukup aku aja yang ga dapet kasih sayang orang tua, anak aku jangan." "Gapapa hidup sederhana, asalkan kita hidup dari uang halal." "Bolehkah aku ngeluh?' Hidup dianggap mati itu sangat menyakitkan, tapi tidak apa a...