Seminggu sudah berlalu dan sekarang adalah hari terakhir Mira dan Faizal Ujian Nasional. Seminggu terakhir Mira masih ditemani dengan rasa mual ditiap pagi. Tidak ada yang tau selain ia dan Faizal. Faizal selalu menanyakan gimana kabarnya setiap hari.Mira berjalan memasuki rumahnya, jam sudah menunjukan pukul 20:00. Mira baru saja pulang setelah bekerja. Saat baru memasuki gerbang, ia kaget melihat barang barangnya yang sudah bercecer didepan pintu rumahnya. Mira berlari menghampiri barang barang miliknya yang berserakan dilantai.
"NAH SI JALANG UDAH DATANG." Teriakan menggelegar dari Nyonya Zaudan, siapa lagi kalau bukan Sabiha Zaudan atau yang kerap dipanggil Nyonya Zaudan.
Mira yang mendengar itu terjingkat kaget, ia tidak mengerti maksud dari ibu nya itu.
"Bagus, kamu tau pulang. Berapa harga dirimu ha? Sudah berapa banyak laki laki yang mencicipi tubuh jalangmu?" Tanya Zaudan dengan nada sinis.
Mira merasakan ada sebilah pisau yang menancap dihatinya, ia tidak menyangka orang tuanya bisa berkata seperti itu. 'Apa mereka sudah tau dengan anak yang ada dikandunganku?' Batin Mira bertanya.
"JAWAB MIRA! KAU PUNYA MULUT, KENAPA TIDAK DIGUNAKAN?" Bentakan dari Zaudan mampu menganggetkan Mira. Air matanya perlahan turun, ia menatap kedua orang tuanya itu dengan pandangan nanar.
Zaudan perlahan maju mendekat ke arah Mira, tangannya mengepal bertanda ia sedang dilanda emosi. dan tak lama,
PLAK
PLAK
Suara tamparan yang dilayangkan Zaudan kepada putrinya. Sudah batin, sekarang Fisik pun sudah mereka sakiti. Lalu setelah ini apa?
Kepala Mira tertoleh ke samping setelah mendapatkan dua kali tamparan di pipi kiri dan kananya. Ia menundukkan kepalanya meresapi rasa perih, panas, dan sakit di pipinya. Ia menatap nanar lantai dibawahnya. Tidak ada satu katapun yang mampu ia keluarkan, bibir nya bungkam.
"Sekarang kamu angkat kaki dari rumah saya, saya tidak sudi mempunyai anak seperti kamu. Ah, lebih tepatnya anak angkat seperti kamu." Kalimat terakhir yang dilontarkan oleh Zaudan mampu mengagetkan Mira.
Apa jadi ia selama ini bukan anak kandung mereka? pantas saja ia diperlakukan berbeda. Haha, sungguh miris hidupnya.
Mira tertawa pelan saat mengetahui Fakta yang selama ini ia tidak ketahui. Bukan tawa lucu, tapi tawa miris. Dunia seolah mempermainkannya.
"Pantas saja kalian seperti menganggapku orang mati, ternyata saya bukan bagian dari keluargaku. Jadi dimana orang tua kandungku?" Tanya Mira berusaha setenang mungkin, meski ada gemuruh di hatinya tapi ia harus tenang agar tidak menyesal dikemudian hari.
"Mana saya tau, saya mengangkat mu dari panti asuhan. Sudahlah sana angkat kaki dari rumah saya, saya jijik melihat mukamu dan ga sudi menampung wanita jalang sepertimu. Apalagi ada anak haram dijaninmu." Seteleha mengatakan itu Zaudan memasuki rumahnya meninggalkan Mira yang sudah menangis tersedu sedu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASOKA
Teen Fiction⚠️WARNING⚠️ AREA NO PLAGIATRISME "Cukup aku aja yang ga dapet kasih sayang orang tua, anak aku jangan." "Gapapa hidup sederhana, asalkan kita hidup dari uang halal." "Bolehkah aku ngeluh?' Hidup dianggap mati itu sangat menyakitkan, tapi tidak apa a...