ASOKA •| 3

11 1 1
                                    

Hallo, sorry yaa baru up sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hallo, sorry yaa baru up sekarang. baru selesai ujian nichh

mohon bantuan koreksinya yaaa

Setelah makan tadi, kini mereka melanjutkan perjalanan dengan Faizal membawa koper milik Mira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah makan tadi, kini mereka melanjutkan perjalanan dengan Faizal membawa koper milik Mira. Mereka berjalan menyusuri trotoar sambil menunggu angkutan umum yang bisa membawa mereka.

"Sekarang kamu mau kemana?" Tanya Faizal disela sela perjalanan mereka.

Mira menatap Faizal yang sedang menatapnya, lalu ia menggeleng pelan. Faizal menatap Mira dan ia menganggukkan kepalanya. Faizal berencana akan membawa Mira kerumahnya saja, Hari juga sudah semakin larut. Mana mungkin ia tega meninggalkan Mira dijalanan saat hari sudah malam, apalagi Mira sedang mengandung anaknya.

Faizal memberhentikan mobil angkot yang melintas, lalu ia menarik Mira masuk kedalam mobil angkot itu. Didalam angkot suasana hanya diselimuti keheningan, tidak ada yang membuka suara antara Mira dan Faizal. Mereka larut dalam pikirannya masing masing.

Mobil angkot itu berhenti didepan gang jalan menuju rumah Faizal. Rumahnya ada diperkampungan yang rumahnya sederhana. Faizal menggandeng tangan Mira dengan tangan kanannya sedangkan tangan kirinya ia gunakan untuk menggeret koper Mira.

Saat tiba didepan rumah Faizal, rumah sederhana peninggalan kedua orang tuanya. Ia mengetuk pintu terlebih dahulu, karena ia yakin Vano belum tidur jika jam segini. Tak lama pintu rumah pun terbuka menampilkan Vano.

"Eh, Abang. Tumben udah pulang,"

Faizal masuk kedalam rumah dengan diikuti Mira dan Vano dibelakangnya. Ia mendudukan dirinya dikursi yang terbuat dari anyaman bambu, diikuti oleh Mira dan Vano.

Tatapan Vano tertuju ke arah Mira, ia merasa asing dengan wajah Mira. Lalu pandangannya beralih ke arah abangnya, seolah bertanya.

"Dia yang abang ceritain." Vano menganggukkan kepalanya. Vano mengulurkan tangannya ke depan Mira, "Vano,"

Mira menyambut uluran tangan Vano dan tersenyum manis, "Mira." Senyuman Mira membuat ia teringat akan mendiang ibunya. Ah, ia jadi merindukan ibunya.

"Untuk sementara Mira tinggal disini dulu, besok Abang mau ke KUA sama ke rumah Pak Samit buat jadi wali nikah Abang sama Mira." Jelas Faizal membuat atensi Mira yang tadinya sedang menatap rumah Faizal beralih sepunuhnya ke arah Faizal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASOKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang