2

55.1K 4.4K 76
                                    

Seperti kebiasaan Wisnuaji setiap weekend sejak dirinya menarik diri dari dunia bisnis 3 bulan lalu, ia akan mengunjungi rumah putranya. Baginya menghabiskan waktu bersama anak dan menantunya sanggup mengisi kehidupannya yang hidup tanpa pasangan ini. Ia selalu berharap agar Juna dan Nada akan segera memiliki anak, apalagi mereka hampir dua tahun menikah. Namun sampai saat ini dirinya hanya berani menagih cucu saat keadaan santai dan di selingi canda gurau. Ia tidak mau membuat PR memberikan cucu menjadi beban mental bagi Juna dan Nada. Baginya melihat Juna bahagia serta bisa menikah dengan wanita yang tulus mencintainya adalah suatu keajaiban.

Akhirnya setelah pulang dari honeymoon dulu, Juna mengatakan kepada Wisnuaji bahwa ia telah mencintai istrinya dengan tulus dan ia akan berusaha berjuang untuk keutuhan rumah tangganya walau ia harus benar benar tertatih nantinya. Saat itu Wisnuaji hanya sanggup tersenyum dan menepuk pelan bahu anaknya. Dan ia hanya berpesan kepada Juna, mau sesibuk apapun ia sebagai suami, weekend adalah waktu bersama keluarga terutama istri. Jangan sampai waktu itu di isi oleh tamu yang tidak di undang.

Pelajaran kegagalan rumah tangganya sepertinya benar benar menjadi pelajaran berharga bagi Juna karena setiap hari Sabtu dan Minggu, Juna akan full bersama Nada. Jika tidak berkumpul dengan para sahabat atau keluarga, maka mereka akan menikmati liburan walau itu hanya memanjat tebing, mendaki gunung, bahkan membersihkan rumah berjamaah. Di rumah Juna, bahkan dia tidak memiliki ART yang menginap di rumahnya. Para ART datang ketika ia dan Nada pergi bekerja. Ketika mereka pulang bekerja para ART akan pamit pulang. Jika weekend para ART diberikan libur. Bahkan Wisnuaji sampai geleng geleng dibuatnya. Sebegitu ingin privatnya kehidupan anaknya hingga ia tidak mau kehidupan rumah tangganya atau bahkan konflik rumah tangganya di ketahui oleh orang lain walau itu ART nya sendiri.

Dulu Wisnuaji sempat memiliki ketakutan karena Juna tidak berniat untuk menikah karena kegagalan pernikahannya dengan Pinar Defne, sehingga ketika ibunya bersikeras menjodohkan Juna dengan Nada ia hanya bisa menyetujuinya. Karena mengingat dirinya yang melawan orang tuanya dan menikahi Pinar Defne, ternyata berakhir dengan perceraian. Bahkan pertama kali ia membawa pulang Juna ke rumah setelah Pinar Defne memilih selingkuhannya, ibu dan ayahnya murka padanya, walau itu hanya sementara dan setelahnya mereka begitu mencintai Juna dengan tulus.

Wisnuaji benar benar bersyukur kepada Tuhan karena ia diberikan anak laki laki, sehingga ibunya tidak memaksanya untuk menikah kembali karena ia telah memberikan anak laki laki sebagai penerus keluarga. Namun sepertinya beban itu lantas berpindah kepada anaknya karena ia yang akhirnya di jodohkan dengan wanita yang memiliki latar belakang keluarga bahkan keadaan ekonomi yang tidak jauh berbeda dengan keluarganya. Sehingga tidak ada keinginan dari mereka berdua untuk saling memanfaatkan satu sama lainnya. Wisnuaji akui, ibunya begitu selektif memilihkan pasangan untuk Juna, bahkan Nada adalah salah satu wanita sempurna yang Wisnuaji pernah temui di hidupnya. Dan ia beruntung karena memiliki menantu seperti Nada yang tidak hanya cantik dan cerdas, namun juga pintar memerankan peran yang kadang tidak hanya menjadi istri,namun bisa menjadi teman, sahabat bahkan ibu bagi Juna. Ibu, satu kata yang mungkin tidak pernah bisa Wisnuaji berikan kepada Juna sejak ia berusia 6 bulan.

Selama menduda hampir tiga dekade lamanya, banyak perempuan yang mencoba menarik perhatiannya, namun ia lebih memilih fokus kepada pekerjaannya dan membesarkan putranya. Baginya itu sudah cukup menyita waktu tanpa perlu pusing memikirkan istri dan problematika rumah tangga.

Walau Juna lebih mirip ibunya, dan hanya bentuk badan dan tingginya yang mirip Wisnuaji sehingga banyak orang yang tidak percaya bahwa Juna adalah anaknya, tapi Wisnuaji tidak mau pusing memikirkannya. Bahkan dengan wajah awet mudanya dan bentuk tubuhnya yang masih sanggup membuat para wanita muda meliriknya, ia tetap cuek saja tidak menanggapi para wanita itu. Sahabat menantunya saja sampai sering menggodanya karena bentuk fisik dan wajah yang awet mudanya. Katanya ia tidak pantas di panggil Om, lebih pantas dipanggil mas. Yang sering membuat Nada naik pitam karena katanya ia lebih menggoda serta awet muda daripada anak laki lakinya.

When Janda Meet Duda (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang