Already Guys

8 1 0
                                    

Pesawat menuju Korea Selatan siap lepas landas. Seluruh penumpang telah duduk manis dimasing-masing tempatnya. Terlihat seluruh orang didalam pesawat seperti menikmati penerbangan ini.

Tapi tidak dengan kami.

"Bagaimana nanti?" Seseorang disebelahku bertanya.

Namanya Naghata Sizhuka Kim. Panggil saja Juka. Dia memiliki darah Korea Selatan dari ayahnya dan campuran Jepang-Australia dari ibunya.

Aku memilih untuk tetap diam karena aku juga masih tidak percaya bahwa ini waktunya kami akan memulai mimpi kami.

"Bagaimana? Aku belum siap, atau lebuh baik kembali ke Australia saja?"

"7 tahun perjuanganmu kau balas dengan kesia-siaan, begitu? Kasian sekali menjadimu." Kali ini sang Leader kebanggaan kami angkat bicara.

Dia Shima Min. Anggota paling diam diantara yang lainnya. Kharismanya sangat-sangat mematikan.

Aku sendiri sangat kagum kepada Shima. Jangan berfikir bahwa Shima adalah bagian dari anggota tertua. Bahkan Shima sendiri adalah anggota termuda kedua digrup. Tapi untuk menjadi pemimpin yang baik sendiri bukan berdasarkan siapa yang paling tua atau lainnya. Karena aku sendiri sangat mempercayai Shima menjadi pemimpin kami.

Dia irit bicara, bahkan sangkin iritnya, ketika aku pertama kali bertemu dengannya, kupikir dia bisu. Tapi sekali dia buka suara, semua seakan-akan terhipnotis dan langsung membisu membiarkan Shima mengatakan apa yang ingin dia katakan.

Itu poin plus lainnya.

Kemudian aku melihat belakangku, ada dua orang yang masih cukup muda bahkan sangat muda. Dia Cloura dan Jejes.

Cloura atau Cloura Choi berasal dari Korea dan asli Korea. Tetapi dia memilih untuk menggunakan namanya yang dia gunakan waktu dia tinggal di German dengan satu alasan.

Sedangkan Jejes sama denganku. Dia asli British Gurl atau tepatnya England gurl. Hanya membedakannya wajahnya benar-benar tipe beuty standard Western. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan kecantikan anak itu karena setiap aku melihatnya pun terkadang timbul rasa insecure pada diriku. Hanya saja, gen rambutnya berwarna blonde, yang menambah kesan Westernnya.

Mereka berdua sekarang sedang terlelap, yang paling bungsu memang sedang tidak sehat badan sedangkan yang satunya lagi mabuk udara.

Aku sendiri sangat menikmati momen seperti ini jika saja tujuannya hanya untuk jalan-jalan. Sayangnya tujuan kali ini terlalu beresiko untuk kukatakan sebagai kenikmatan.

Untuk kelima kalinya, aku berangkat keluar negeri.

Dari New York ke Korsel masih membutuhkan waktu sekotar 14 Jam 25 Menit lagi. Sedangkan perjalanan ini belum sampai 20 menit. Masih sangat lama untuk sampai ke sana.

Kulihat Juka, ternyata dia sudah tidur. Mungkin pura-pura tidur, karena Juka tipe orang yang tidak bisa tidur ketika sedang panik atau ada suatu masalah.

Sedangkan Shima memilih untuk membaca buku. Yah, tidak heran jika Shima memiliki IQ yang sangat tinggi.

Walau sebenarnya Shima tidak suka jika kami mengatakan bahwa dia pintar karena suka membaca buku.

Menurutnya, tidak semua orang pintar suka membaca buku, tapi hampir semua orang pintar suka membaca buku untuk menambah ilmu pengetahuan baru.

Aku sendiri tidak tahu harus melakukan apa. Aku sama seperti Juka, tidak bisa tidur jika sedang panik. Bahkan jika aku mencoba tidur, rasa panikku justru bertambah.

Adakah diantara kalian yang mengalami ini juga?

Comment dibawah!

Tidak-tidak, aku hanya bercanda.

Oh ya, mau kuberi tahu satu fakta lagi?

Sebenarnya, ada

-

"ROSÈ!"

"Oh goshh! Kenapa?" Rosè memandang kesal orang yang sekarang ada didepannya.

"Sudah belum? Daritadi ditungguin nggak ada kabar,"

"Sebentar lagi," Wanita Kanada itu segera menutup file yang sempat membuat ingatannya kembali mengenang masa-masa awal mereka menjadi idol. Kemudian segera mengecek file untuk keperluan comeback mereka.

"Udah, ke Cloura aja,"

"Okedeh thank you! Muah," Seketika itu juga Rosè mengeluarkan wajah julidnya.

"Santai dong! Udah aku duluan."

Rosè hanya mengangguk. Dia hanya melihat Juka yang sekarang sudah keluar dari ruangannya.

Naghata Shizuka Kim. Gadis yang memiliki dua kewarganegaraan dengan tiga darah sekaligus. Dia anggota tertua digrup ini. Walau masih punya darah Jepang, tapi dia tidak sedikitpun terlihat memiliki wajah khas wanita Jepang. Standarnya benar-benar masuk ke wajah wanita Korea. Berbeda dengan kakaknya yang justru lebih memiliki banyak wajah khas Jepang.

Rosè terkekeh mengingat momen pertama kali dia bertemu dengan Juka.

Pertemuan yang saling mengira bahwa mereka adalah anak dari pemilik label besar tersebut.

Tapi Rosè sangat bersyukur adanya Juka dalam grup ini. Dia benar-benar kakak yang sangat baik dan perhatian pada adik-adiknya.

Untuk kedua kalinya Rosè tersadar dari lamunannya. Matanya melihat ke arah jam. Lalu beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari ruangannya bernuansa merah mawar.


INVISIBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang