Chapter • 60

1.1K 72 4
                                    

Shakila berjalan ke rooftop kantor nya, dia tidak makan siang dan memilih untuk menghabiskan waktu nya di rooftop

"Bulan ini berat banget, tapi gue bisa lewatin semua nya dengan baik. Makasih Tuhan!" teriak Shakila puas

Dia merasa bulan ini adalah cobaan terberat nya, mulai dari masalah Arsen, mama nya yang mengalami kecelakaan, dan masalaah keuangan serta harus berdamai dengan diri sendiri.

"Gakpapa kalo bulan ini sedih, dunia berputar ko. Siapa tau nanti dapat kebahagiaan yang sesungguhnya"

Tap, Tap, Tap, Tap

Bunyi sepatu membuat Shakila menoleh, dan menatap tanya Aca. Untuk apa gadis itu kesini?

"Mau apa lagi?"

Aca berdiri didepan Shakila, "Lo gak mau lupain Arsen? He is mine, gak akan ada yang bisa milikin Arsen selain gue"

Shakila tertawa kecil medengar ucapan Aca, "Ca sadar, lo cuman terobsesi atas harta dan ketampanan Arsen. Kalo Arsen gak punya itu semua, apa lo masih mau sama dia? Enggak kan, lo pasti nyari laki lain yang kaya dan lo akan ngelakuin segala cara buat dapatin apa yang lo mau"

"Lo jangan so tau tentang hidup gue!" sentak Aca

"Gue perempuan, sama-sama perempuan, gue tau keegoisan apasih yang ada di diri perempuan. Perempuan butuh uang dan butuh keturunan yang bagus. Gue juga gak munafik kali, tapi gue gak bodoh kayak lo. Lo keliatan banget yaa haus uang Arsen, dan gue denger-denger Arsen beliin lo mobil dan apartemen ya? Terus tiap bulan juga dapat uang bulanan,"

"Caa, perempuan juga harus punya harga diri. Lo kayak gini, semakin buat Arsen gak suka sama lo. Arsen, gak suka perempuan manja. Oh ya, dia suka loh perempuan sukses. Dan, gue lagi sukses loh kalo lo lupaa" lanjut Shakila sambil tersenyum

"Gak usah banyak ngomong, gue disini gak butuh bacotan lo" ucap Aca

Shakila menghela nafas nya kasar, "Terserah lo dah yaa. Oh iya, btw gue tinggal dulu, masih punya meeting berjuta-juta nih. Jadi, kalo lo masih mau disini silakan. Gue sibuk, bukan pengangguran kayak lo."

Shakila melangkahkan kaki nya keluar dari rooftop, meninggalkan Aca dengan emosi memuncak

"Jangan bunuh diri karena iri" teriak Shakila sambil menutup pintu rooftop

Aca langsung berlari menyusul Shakila, mencekal tangan Shakila yang ingin menuruni tangga

"Mau apa lagi sih?"

"Ucapan lo pedes juga yaa"

Shakila melepas paksa cengkraman tangan Aca di pergelangan tangan nya, "Ohya? Bagus deh, lo tertampar yaa sama kata-kata gue?"

"Jangan pernah main-main sama gue!" sentak Aca

"Gue gak main-main, gue mau kerja" jawab Shakila santai

"Berani yaa lo sama gue! Ngejawab terus!" bentak Aca

Plak!

Aca menampar keras pipi Shakila. Shakila memegang pipi nya dan menatap Aca dengan wajah memerah

"Lo semakin di diemin semakin ngelunjak! Lo pikir gue takut sama lo!? Hah!" bentak Shakila

Plak!

Shakila ikut menampar pipi kanan Aca, dia pikir selama ini Shakila akan terus sabar? Semua orang juga mempunyai batas kesabaran

"Berani yaa lo!" bentak Aca

"Apa yang buat gue takut sama lo!? Kalo mau bawa ke hukum, ayo gue gak pernah takut karena lo yang mulai!" bentak Shakila

"Shakila Fahira Sialan!" ucap Aca mendorong Shakila ke belakang

Tapi, Shakila tak terjatuh karena kedua tangan nya mememgang gagang tangga

"Lo gila!? Lo mau bunuh gue!?" bentak Shakila dengan nafas terengah-engah, jujur dia takut sekarang. Ingin rasa nya segera pergi dari hadapan Aca yang sudah gila ini

"Iya! Iya gue mau bunuh lo!"

Dan sekali dorongan lagi, Shakila tergelinding di tangga. Sedangkan Aca, wanita itu segera turun dengan perlahan menyusul Shakila yang sudah tergeletak di bawah

"Bye penghalang cinta orang" ucap Aca, menginjak telapak tangan Shakila dan pergi dengan santai

Shakila sudah tidak sadarkan diri, dengan darah mengalir dari kepala, dan juga siku, pipi yang banyak goresan dan mengeluarkan darah sedikit

Rafael sampai kantornya setelah makan siang, berjalan memasuki kantor dengan sangat tenang

"Shakila dimana? Meeting segera di mulai" ucap Rafael menoleh pada sekretaris nya

"Tadi sih bilang nya mau ke rooftop yaa, Pak" jawab sekretaris

"Cari dia segera dan suruh cepat ke ruang rapat"

"Baik pak"

Dengan gerakan cepat, sekretaris menaiki lift menuju tangga rooftop. Dia tidak boleh telat, bisa-bisa gaji nya di potong

"Bu Sh—"

Ucapannya terpotong kala melihat Shakila sudah bergeletak dengan darah

"Buu, bangun Buu!"

Sekretaris segera menelfon Rafael, sang bos

"Halo pak! Bu Shakila terjatuh dari tangga rooftop!"

Tidak menunggu lama, Rafael langsung keluar dari lift dan membopong tubuh Shakila dengan air mata yang mengalir. Gagal sudah tugas nya menjaga Shakila, sudah kedua kali nya dia melihat Shakila berlimpah darah seperti ini

—–—
Selama menunggu Shakila, Rafael tidak bisa tenang lelaki itu terus bolak-balik dengan wajah takut dan tangan yang mengepal kuat

"Kenapa lo bisa gini sih" gumam Rafael

"Gue harus bilang apa sama orang tua kita"

Tidak lama, Reva dan juga Bara berlari dengan tergesa-gesa mendekat pada Rafael

"Gimana, El?"

"Masih di dalam"

Revan menjatuhkan tubuh nya di bangku, "Kenapa bisa kayak gini? Kenapa Shakila harus ngalamin kayak gini lagi, yaa tuhan"

Bara mengelus bahu Reva, "Tenang oke, Shakila perempuan kuat dia pasti bisa bertahan"

"Keluarga pasien" panggil dokter keluar dari ruangan Shakila

"Saya dok!" jawab Rafael

"Pasien belum sadarkan diri, saya rasa semua nya tak masalah. Hanya, luka-luka saja. Tapi, kita cek lagi setelah pasien sadar."

"Terima kasih yaa, Dok"

"Sama-sama, kalo gitu saya permisi" ucap dokter sambil pergi

"Pasien sudah boleh di jenguk kalo gitu" ucap suster sebelum pergi

Rafael, Reva dan juga Bara memasuki ruangan Shakila. Menatap Shakila yang terbaring dengan infus, kepala di perban, dan juga memakai baju rumah sakit

"Dia jatuh sendiri, atau di dorong sih. Tapi kalo di dorong, siapa yang dorong? Jahat banget" ucap Reva menatap Shakila iba

"Gue nitip Shakila sama kalian, gue akan selidiki ini semua dengan sendiri. Jangan ngasih tau keadaan Shakila dengan siapapun itu!"

Setelah mengucapkan itu, Rafael segera pergi dari ruangan Shakila

Reva duduk dibangku, menganggam tangan Shakila yang tidak ada infusan. "Berat banget buat lo jalanin hidup. Gue tau selama ini lo capek, tapi lo harus bangun yaa. Banyak loh yang sayang sama lo, banyak yang nunggu lo disini"

Reva tau semua masalah Shakila, dan menurut Reva, ini sangat berat karena Shakila melalui sendiri. Gadis ini tidak mau di tolong sama siapapun

Vote+komen nyaa jangan lupa yaa

Anak SMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang