Keesokan harinya para hime sudah bangun dan siap untuk melakukan saimbara. Pertama-tama para hime di pergi ke meja makan untuk memakan sarapan. Di setiap kursi sudah di sertakan asal kerajaan. Jadi tidak ada yang berebutan. Haruka duduk di kursi yang bertuliskan 'kaze' yang artinya angin. Di sebelah Haruka terlihat hime yang anggun tetapi raut mukanya terlihat gugup.
"Apa kau gugup?" Tanya Haruka yang jawabannya sudah dapat di tebak.
"Iya, padahal aku tidak ingin ikut saimbara ini. Aku malu berhadapan orang lain." Kata hime itu.
"Wah, kita sama! Mungkin kita bisa menjadi teman. Karena kau sudah berbicara denganku seperti itu."
"Ah... aku..."
"Tak apa tak apa. Bagiamana? Teman?" Potong plus tanya Haruka.
Hime itu tersenyum lega plus senang sambil mengangguk juga.
"Oh iya, siapa namamu? Namaku Haruka." Kata Haruka memperkenalkan diri.
"Hana desu. Yoroshiku." Kata hime itu memperkenalkan dirinya dengan senyuman hangat.
"Hana cantik banget. Kau pasti lulus saimbara deh." Puji Haruka.
"Ah tidak. Menurutku Harukalah yang lebih cantik dan imut. Apalagi kau gampang bergaul." Kata Hana.
Baru Haruka membuka mulutnya, tiba-tiba bel berbunyi. Ternyata saatnya sarapan. Setelah sarapan para hime di kumpulkan di halaman istana yang luas.
"Kalian harus menunjukan bakat kalian terlebih dahulu. Apapun yang kalian bisa. Silahkan meminta pada saya jika itu memerlukan alat." Kata seseorang yang memakai baju lengkap dan sopan.
Satu per satu para hime maju. Ada yang menyanyi, menari, memasak, menjahit, menyulam dsb. Ada juga hime yang menampilkan teknik memanahnya. Hime itu meminta di bawakan 3 bidikan yang berbentuk lingkaran (nggak tau namanya). Walaupun tidak bagus dan hanya satu dari tiga panah yang tepat menancap di lingkaran tengahnya, para hime yang lain bertepuk tangan meriah.
Hana menampilkan sihirnya yang dapat menumbuhkan pohon dari tanah dengan cepat. Akhirnya giliran terahir, yaitu Haruka. Haruka hanya memunculkan angin yang seperti angin topan tetapi level yang sangat dasar. Tetapi adem di halaman istana yang mataharinya mulai meninggi. Para hime hanya mengejek Haruka. Tetapi Haruka cuek saja.
"Apa itu?"
"Hanya angin?"
"Palingan ada kipas besar di sekitar sini."
"Seharusnya lebih menakjupkan."
"Itu sangatlah biasa."
"Kalau mau, cobalah untuk memanah seperti aku." Kata hime yang tadi memanah tersenyum sinis.
"Baiklah. Itu maumu." Kata Haruka.
Seorang pelayan membawakan busur dan 3 panah untuk Haruka. Sebelum mulai memanah, Haruka menyegel sihirnya sendiri terlebih dahulu. Untuk menunjukan dia tidak curang dan telah di lihat oleh semua yang ada di situ.
Haruka mulai berjalan dan menarik panah itu di busurnya. (Semoga para readers mengerti, karena aku susah menjelaskannya). Ternyata panahnya menancap ke tengah lingkaran tepat.
"Ah... mungkin dia hanya sedang beruntung..." kata hime tadi menjaga gengsinya.
"Oke kalau begitu aku selesaikan semua." pikir Haruka
Haruka menarik panahnya lagi sambil berjalan ke bidikan ke-2 dan ke-3. Hasilnya ke-3 panahnya menancap ke tengah lingkaran tepat. Semua diam sambil mengaga. Sedangkan Hana mendekati Haruka.
"Kau hebat Haruka!" Seru Hana sambil tersenyum.
"Arigatou." Jawab Haruka sambil tersenyum juga.
Akhirnya kontes bakat itu berakhir. Para hime di perbolehkan pergi ke kamar masing-masing. Para hime melihat Haruka kesal. Karena kemampuannya lebih di luar pikiran.
Seminggu telah berlalu, dalam seminggu itu para hime memperlihatkan sikap mereka pada saat makan, minum, berbicara, berjalan dll.
Hari ini adalah ketentuannya. Para hime yang tidak lolos namanya akan tercantum di lobby di istana itu. Pastinya para hime sudah datang dari pagi-pagi untuk melihat apakah namanya tertulis di sana atau tidak. Bada dengan para hime yang antusias, Haruka bangun seperti biasa. Lalu sarapan seperti yang sudah di jadwalkan.
"Haruka, ayo kita lihat hasil pengumumannya." Ajak Hana setelah selesai sarapan.
"Kau juga belum melihatnya Hana?" Tanya Haruka kaget.
"Yah... karena aku tidak terlalu tertarik..." kata Hana.
"Yey, kita sehati banget!" Seru Haruka sambil memeluk Hana.
"Hahaha... ayo." Ajak Hana sambil mengandeng Haruka..
"Ayo." Kata Haruka bersemangat.
Sesampainya di depan papan pengumunan yang sudah sepi...
"Hmm... kau ketemu namamu Hana?" Tanya Haruka yang sudah mengecek papan pengumuman sebanyak 10x.
"Mm... tidak. Namaku tidak ada..." kata Hana lemas.
"Sama." Kata Haruka melihat ke Hana.
Hana dan Haruka salang bertatapan lalu menghembuskan nafas berat.
"Bukankah kalian seharusnya senang?" Tanya seseorang di belakang Hana dan Haruka.
"Siapa?" Tanya Hana.
"Namaku Chie dari kerajaan laut." Kata hime berkacamata itu.
"Saya Hana dari kerajaan tumbuhan." Kata Hana memperkenalkan diri.
"Aku Haruka dari kerajaan angin. Ngomong-ngomong kenapa kau baru datang?" Tanya Haruka.
"Karena aku tidak tertarik dengan saimbara ini." Kata Chie yang maju melihat papan pengumuman.
"Sama!" Seru Hana dan Haruka.
Chie melihat Hana dan Haruka kaget. "Jadi itu alasannya kalian menghembuskan nafas pasrah karena nama kalian tak ada di sini?"
"Betul sekali!" Kata Haruka. Hana hanya mengangguk setuju.
"Apa namamu ada di situ?" Tanya Hana.
"Hm... Tidak."
"Kalau begitu kita jadi teman!" Seru Haruka girang.
"Ha? Baiklah. Aku rasa tak buruk juga dari pada sendiri." Kata Chie sambil tersenyum.
Ketiga hime itu tertawa bersama dan mereka tidak tau ada yang melihat mereka dari jauh.
"Apa kau sudah tau siapa pasanganmu?" Tanya raja kepada putranya yang dari tadi melihat 3 hime.
"Apa maksud ayah?" Tanya Daiki kembali dengan bingung.
"Bukan apa-apa." Kata raja berbalik.
Daiki makin bingung dengan apa yang dikatakan ayahnya
Yak sesuai janji NaivaHana
Hehehe sebenarnya aku tinggal melanjutkan saja sih...
Maaf kalau gj dan typo. Karena bagian serunya bukan di sini.
Terimakasih yang sudah mau voment. Semoga ceritaku tetap bekenan di hati ya XD
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen
Randommengaitkan sesuatu yang bertema fantasy. (karena Arthornya cuman bisa mengarang dengan tema fantasy.) sesuatu yang berkaitan dengan sihir dan racun. selamat membaca. sorry aku diskripsikannya sedikit (atau sangat) membosankan. kalau mau baca dulu se...