10

433 52 5
                                    

Daiki mendekatkan gelasnya ke dekat mulutnya. Hana dan Chie melihat kaget dan rasanya mereka hanya bisa diam. Tiba-tiba Chie melihat sesuatu yang melompat.

Tinggal sedikit lagi gelas dan bibir Daiki tak ada celahnya. Tiba-tiba Haruka berada di antara bibir dan gelas Daiki dengan mulut Haruka yang terbuka lebar. Akibatnya Haruka meminum sedikit minuman itu. Daiki yang kaget langsung berhenti dan memukul Haruka sampai keluar meja.

"Apa-apaan itu tadi?" Teriak Daiki kesal.

Daiki diam karena Haruka tak bergerak sama sekali.

"(Apa aku sudah terlalu kelewatan?)"pikir Daiki.

"Haruka!" Seru Hana sambil mendekati Haruka.

"Haruka?"

Tiba-tiba Haruka kembali ke wujud manusianya dengan pelan.

Chie langsung berlari ke arah Haruka untuk melihat Haruka.

"Panggilkan pengawal!" Teriak Daiki.

Tiba-tiba semua aktifitas terhenti karena ada cahaya yang keluar dari tubuh (tupai) Haruka. Semuanya langsung melihat apa yang sebenarnya terjadi. Terlihat tupai itu mulai kembali ke tubuh manusianya.

"HARUKA!" Panggil Chie sambil sedikit berlari ke arah Haruka.

Daiki yang melihat itu hanya bisa melongo. Sedangakan Miki hime terlihat kesal dan hime yang lainnya bingung apa yang sebenarnya terjadi.

Hana menarik kepala Haruka ke pangkuannya dan Chie duduk di sebelah Haruka. Nafas Haruka terdengar panjang-pendek.

"Haruka! Haruka!" Panggil Hana sambil menepuk-nepuk pelan pipi Haruka.

Akhirnya Haruka mulai membuka matanya pelan. Hana dan Chie bisa bernafas lega sedikit. Daiki mulai mendekati Haruka, Hana dan Chie.

"Apa... apa yang sebenarnya telah terjadi?" Tanya Daiki hati-hati.

Chie berdiri dan langsung menunjuk Miki hime.

"Dia. Dia ingin meracunimu, ouji. Teh yang ia kirimkan itu ada racunnya dan minuman yang tadi pun juga ada racunnya!" Kata Chie tegas.

"Apa?! Apa buktinya?!" Tanya Miki dengan keras sambil berdiri.

"Aku... melihatnya..." kata Haruka pelan.

"Bohong! Dia bohong! Bisa saja dia menipu untuk mendapatkan perhatian!" Teriak Miki.

"Kau kenal dengan ibu tadi bukan? Ibu yang memberikan gelas?" Tanya Chie.

"Tidak. Siapa dia? Aku tak kenal."

"Lalu kenapa kau dan dia saling tersenyum sinis saat saling bertatapan?"

"Apakah itu benar Miki hime?" Tanya Daiki.

"Apa buktinya? Kau hanya menuduh!" Kata Miki.

"Aku... melihatnya..." kata Haruka lagi.

"Apa?! Kau lihat apa hah?!" Tanya Miki mulai marah.

"Aku... melihat kau... dan... ibu itu... saling tersenyum... sinis... bahakan... sebelum itu... kau... sudah... merencanakan...-nya..." kata Haruka lemas.

"Apa hanya itu hah?! Kau berbohong! Itu fitnah!"

(Klo di pas aku kecil dulu bakal ngomong "ngibul ngibul ngibul ngibul" dengan nada sirine ambulan wkwkwkwkwk..)

"Kau yang memaksa Haruka untuk meminum racun!" Teriak Hana yang terdengar mengerikan.

"Hah kau..-"

"Kau mau bilang berbohong? Bahkan ada saksinya! Aku, Chie dan bi Aika! Kau juga yang memaksa bu Aika untuk mencampurkan racun ke dalam teh Daiki! Kau masih ingin bilang itu fitnah?!" Tanya Hana kesal.

Miki diam dengan wajah kesal.

"Itu benar." Kata bu Aika yang tiba-tiba datang.

"Pasti kalian bersekongkol bukan? Kalian tak suka padaku! Kalian berbohong untuk merusak reputasiku bukan?!" Teriak Miki keras.

"HENTIKAN MIKI HIME!" Teriak Daiki tiba-tiba.

"Tapi...-"

"DIAM!"

Suasana menjadi hening. Tak ada yang berbicara lagi. Daiki mengambil nafas dan membuangnya pelan untuk menenangkan diri. Suasana hening itu hancur saat Haruka terbatuk dan tiba-tiba tak sadarkan diri.

"Haruka!"

"Haruka sadarlah Haruka!"

"Pengawal tolong bantu mengangkat Haruka ke kamarnya. San sebagian lagi tangkap Miki hime dan bawa dia ke kentorku." Perinta Daiki tegas.

Pengawal yang ada di sana langsung sigap melakukan perintah Daiki.

"Ibu, bisakah kau menelepon dokter yang paling kau percayai?" Tanya Daiki sambil mendekati bu Aika.

Bu Aika hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lepaskan aku! Lepaskan! Kenapa aku tak bisa melakukan sihirku?! Lepaskan aku!" Teriak Miki sambil memberontak.

"Kau ingin tau kenapa? Karena aku yang melarang sihirmu untuk keluar. Dan jangan sekali-kali berkata yang tidak-tidak mengenai bu Aika, karena dia yang merawatku dari kecil. Dia yang sudah kuanggap sebagai ibuku sendiri!" Kata Daiki tegas dan terlihat seram.

Miki terdiam karena ucapan Daiki dan terlihat pasrah di tarik oleh pengawal.

Mata Daiki terus mengekori Miki sampai ia keluar dari ruangan itu.

"Hime-hime yang lain, kalian boleh kembali ke kamar kalian. Maaf membuat sedikit kerusuhan." Kata Daiki sambil sedikit menunduk lalu berjalan ke arah pintu keluar yang lain.
.
.
.
Di kamar Haruka.

Haruka terbaring lemah di kasurnya. Mukanya juga terlihat pucat.

"Haruka... kumohon buka matamu lagi..." kata Hana sambil memegang tangan Haruka.

"Dok, bagaimana keadaannya?" Tanya Chie.

Dokter itu selesai memeriksa Haruka lalu menggeleng.

"Maaf, saya tidak tau racun apa ini. Bahkan saya baru saja mengetahuinya. Ini racun yang sangat mematikan." Kata dokter itu.

"Apakah ada penawarnya dok?" Tanya Hana panik.

"Maafkan saya..."

Semuanya menunduk sedih.

Brak!

"Bagaimana keadaan Haruka?" Tanya Daiki.

"Maafkan saya ouji..." kata dokter itu sambil menunduk sedikit menunduk.

Daiki diam sambil mengkerutkan alisnya dan menunduk sedikit.

"Saya permisi." Kata dokter sambil berjalan keluar.

"Mari saya antar." Kata bu Aika sambil mengikuti dokter itu.

Daiki sedikit menepi karena dia berada di tengah jalan.

Hana mulai menitikkan air matanya. Suasana menjadi suram (padahal di situ cuman ada 4 orang).

"En? Apakah...itu bisa?" Tanya Chie pelan.

"Apa?" Tanya Hana dan Daiki bersamaan.

"Sihir turun temurun keluargaku tapi jarang di pakai. Hampir tak pernah sepertinya." Kata Chie sambil berpikir.

My QueenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang