ACA !

31 4 5
                                    

Allah selalu memberi apa yang kita butuhkan, bukan melulu tentang apa yang kita inginkan.

Karena takdir tidak selalu sesuai dengan rencana, itulah mengapa ada semoga di setiap doa.

Aku terbangun dari tidurku.

"02.58 AM"
Begitulah tampilan lockscreen hape yang berada disisiku. Tepat disamping itu, tanggal menunjukkan bahwa hari ini adalah 15 Juli 2019.

"Hari pertamaku jadi murid kelas XII!"

"Kriiiing...Kriiiing...Kriiiing" hape-ku berbunyi, alarm tepat menunjukkan pukul 03.00 AM.

'Ini waktu Tahajjud', kata yang tampil beriringan dengannya.

Aku dengan malas mencoba berdiri melawan gravitasi kasur yang sangat kuat. Berjalan ke arah pintu kamar yang tampaknya sangat sulit untuk dihampiri. Menelaah suara yang menjadi rutinitas malam untuk didengarkan.

"Sin" ucap Umi

"Bukan sin, tapi syin. Agak monyong bibirnya. Coba ulangi, syin" ucap Abi mengajari

"Syin? Begitu?" tanya Umi

"Nah iya gitu, oke lanjut" Abi menimpali

Ya, seorang anak yang sudah muak menyaksikan keharmonisan kedua orang tua-nya. Muak dalam artian positif. Abi dan Umi selalu tahajjud bersama, setelahnya barulah mereka memulai adegan murojaah dan pembenaran pengucapan dalam membaca Al-Quran.

"Emang bener ya aku anak Abi dan Umi? Kok beda banget siiii", kalimat yang sering terlintas dibenakku. Aku sangat berbeda dengan keduanya, tidak mirip sedikitpun.

Tapi dalam waktu yang bersamaan aku berpikir,
"Kalo aku kemungkinan bukan anak Abi dan Umi? Berartiii... Rayhan lebih tidak mungkin lagi dong? HAHHAHA" pembuat optimisme.

Sial, sebenarnya aku tidak ingin menceritakan tentangnya. Tapi ya sudahlah ya. Aku punya adik laki-laki, sebut saja si jangkung. Namanya Muhammad Rayhan Arrafi. Orangnya biasa saja dan tidak ada yang menarik untuk diceritakan.

Jika kalian berfikir dia adalah sosok yang cool dan keren seperti di kebanyakan novel atau cerita wattpad lainnya. Please.. engga sama sekali!

----------

"Ya Allah, maafin Aca. Ngantuk, kayaknya skip dulu tahajjud hari ini" ujarku sambil berjalan kembali ke arah kasur yang sedari awal memang tidak ada niat untuk berdiri menjauhinya.

Alarm berbunyi lagi, tapi yang kali ini beda. Alami dari sananya.

"Humairaaa, adek. Buruan turunnn, sarapan. Nanti telat lo, udah mulai sekolah hari ini" Umi sebagai alarm alami yang tampaknya tidak hanya membangunkan keluarga kami.

Tetangga?!, ku harap kalian baik baik saja untuk terus mendengarkan berita terkini tiap pagi.

"Iya, Umi. Sebentar" sahutku yang sebenarnya sudah lebih excited dari apa yang Umi pikir. Sudah siap dari selepas shubuh malah.

"Ya Allah, tadi Aca ga tahajjud dan gak sempet do'a juga. Tapi semoga aku sekelas sama Anya!" ucapku tak tahu diri

"Ayo buruan makan, mumpung nasi padang nya masih panas. Keburu dingin, ntar gaenak lagi" ucap Umi

LOVE 131 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang