ARKAN : Awal dan Mula

24 2 0
                                    

Jakarta, 2013

Sebelumnya saya sudah bercerita sedikit sebelum kita sampai di sini. Cerita ini akan lebih banyak menceritakan tentang saya, seorang anak laki-laki bernama Arkan, dan masa SMA kami yang penuh dengan bunga-bunga. Semuanya dimulai dari seorang gadis dingin yang tak tahu bagaimana mengekspresikan dirinya dengan baik.

Karena kita akan kembali sedikit lebih jauh ke belakang, biar saya beri penjelasan sedikit.

Nama saya Wanda Anantari. Saya adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Saya memiliki seorang kakak perempuan bernama Windi dan seorang adik laki-laki bernama Wildan. Saya juga nggak ngerti kenapa Ayah dan Ibu terobsesi dan memberikan kami, ketiga anak-anaknya, set nama dengan berawalan huruf W.

Hari ini seperti biasa, Ayah Wanda pagi-pagi tadi baru saja berangkat ke luar kota untuk urusannya. Ibu dan Mbak Desi, asisten rumah tangga keluarga Wanda, sudah memulai pertunjukan rutin mereka di dapur sejak dini hari tadi.

Wanda turun bersama Wildan. Wildan dengan pakaian sekolahnya dan rambut yang sedang disisir dengan jari. Sementara Wanda turun sambil memegang buku dan memo. Jika mencoba membandingkan Wanda dengan Wildan, maka gambarannya adalah seperti ini: Wanda adalah seorang kutu buku yang suka membaca novel sedangkan Wildan adalah drummer band sekolah. Wildan adalah kesukaan semua gadis satu sekolah, sementara di sisi lain, Wanda hanyalah kesukaan guru-guru karena selalu mendapatkan nilai yang bagus setiap ujian dan selalu responsif dan aktif di kelas, yang keberadaannya tidak dirasakan oleh satu sekolah. Hahaha. Seperti membandingkan langit dan bumi, kan?

Beda lagi dari kedua adiknya, Windi, adalah seorang gadis yang sangat cerdas tetapi juga asik. Windi sendiri adalah lulusan Sekolah Kedokteran Universitas Indonesia dan sekarang sedang Ko-ass di Departemen Bedah Anak. Tetapi, dia tidak hanya sibuk dengan urusan di rumah sakit, Windi juga sibuk menjadi model pakaian dan mengurusi bisnis makanan kue kering yang sekarang jadi sangat laku.

Nggak heran kalau saya sering banget minta duit jajan ke Mbak Windi. Bahkan sekarang, yang ingin saya banggakan adalah bahwa Mbak Windi baru aja membeli satu petak rumah di daerah Senayan, dekat dengan rumah sakit tempatnya bekerja. Dia adalah anak perempuan yang selalu dibanggakan Ayah kemana-mana. Saya dan Wildan? Kami hanyalah dua orang anak kecil yang sedang berusaha menyesuaikan diri dan berusaha menyaingi Mbak Windi dengan cara kami sendiri. Jika Wildan dengan ngeband dan aktif di organisasi, maka saya akan berusaha menyaingi dari sisi pendidikan dengan belajar dengan keras dengan cara saya sendiri.

Pagi ini, seperti biasa, Wanda berangkat ke sekolah dengan Wildan. Wildan akan menurunkan Wanda di depan gerbang sekolah baru kemudian dia pergi ke sekolahnya. Setiap hari seperti itu. Jika Wildan sedang tidak bisa mengantar dan menjemput, Wanda akan naik angkutan umum.

Kehidupan di sekolah berjalan seperti seharusnya, seperti biasanya. Wanda akan belajar, belajar, dan belajar. Sampai waktunya pulang dan dia dijemput Wildan, diantar ke tempat les untuk kemudian lanjut belajar dan belajar sampai pukul 10 barulah kemudiandia pulang ke rumah dijemput supir Ayah, Pak Mulyono.

Sampai di rumah, Wanda tidak langsung tidur. Dia akan belajar lagi, mengulang lagi semua pelajaran di sekolah dan di tempat les. Entah apakah Wanda sudah dapat dikategorikan terobsesi dengan belajar, seperti itulah Wanda. Dia adalah orang yang tidak akan bisa istirahat dengan tenang kalau belum tidak menyelesaikan semuanya sesuai dengan standar yang dia pasang sendiri. Jika dia sendiri masih merasa belum cukup, maka dia nggak akan berhenti dengan itu.

Malam itu, pintu kamar Wanda diketuk dan seseorang baru saja membuka pintu. Seorang perempuan cantik dengan balutan hijab yang tidak dipeniti berdiri di depan pintu. Windi.

"Belum tidur kamu?"

Wanda tersenyum dan menggeleng.

"Tidur gih. Udah jam dua." Kata Windi, "Nanti kalau kamu sakit belajarmu itu nggak ada gunanya."

Somewhere Written In The StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang