"Ehm, Sasuke? Hari ini aku ada reuni dengan teman kuliahku. Apakah aku boleh ikut?" tanya Sakura.
"Terserah," balas Sasuke cuek seraya memakai dasinya.
"Tapi teman-temanku akan membawa pasangan mereka juga. Bisakah kau datang bersamaku ke sana?" tanya Sakura penuh harap.
Gerakan tangan Sasuke terhenti, kemudian ia menatap Sakura dengan sebelah alis terangkat.
"Untuk apa aku datang ke acara tidak berguna itu? Buang-buang waktu saja," balas Sasuke dingin, kemudian ia lanjut memakai dasinya. "Ck, kenapa dasi sialan ini susah sekali diatur?"
"Sini biar aku bantu." Sakura berjalan mendekati Sasuke, lalu membantu suaminya itu memakai dasi.
"Aku tidak butuh--"
Sakura meletakkan telunjuknya ke bibir tipis Sasuke. "Ssst, bisakah kau diam saja? Nanti dasinya jadi tidak rapi kalau kau bergerak terus."
Sasuke hanya terdiam membiarkan Sakura memakaikan dasi untuknya.
"Tidak masalah jika kau tidak mau datang, Sasuke. Aku bisa datang sendiri," kata Sakura ketika ia memasangkan dasi Sasuke. "Nah, sudah siap."
Sasuke melihat dasi yang Sakura pasang untuknya. Well, tidak begitu buruk.
"Aku pergi dulu. Ingat, jangan datang ke kantorku apalagi dengan membawa bekal untukku."
Tanpa mendengar balasan Sakura, Sasuke pergi begitu saja. Meninggalkan Sakura yang hanya diam mematung menatap kepergiannya.
*
*
*Sesuai dengan yang ia bilang tadi pagi pada Sasuke, hari ini Sakura ada acara reuni dengan teman kuliahnya. Ia tidak sabar dengan acara ini, ia sangat merindukan teman-teman kuliahnya dulu.
Dan sekarang, Sakura berada di Moon Cafe, yang merupakan salah satu kafe terkenal di Konoha. Di sinilah tempat reuni mereka diadakan.
"Sakura! Kemarilah!" teriak Tenten ketika melihat Sakura datang.
Sakura tersenyum kemudian berlari kecil ke arah meja di mana teman-temannya sudah berkumpul.
"Maaf ya aku terlambat," ucap Sakura dengan senyum lebarnya.
"Tidak apa-apa, santai saja. Acaranya juga belum dimulai," balas Temari. "Oh ya, di mana suamimu, Sakura? Kau bilang dia akan datang bersamamu."
"Ah soal itu. Sasuke sedang sangat sibuk dengan pekerjaannya, jadi dia tidak bisa bergabung." Sakura tersenyum kikuk.
Sebenarnya Sakura merasa sedih karena teman-temannya membawa pasangan mereka. Hanya dirinya saja yang tidak membawa pasangan.
Menyedihkan bukan?
"Yah, tidak heran juga. Menjadi direktur dari perusahaan besar tidaklah mudah. Pasti kau sangat kesepian ya, Sakura?" kata Temari penuh simpati.
Tentu saja aku sangat kesepian.
"Benar, kau pasti sangat kesepian. Apalagi setelah Ino meninggal, ya kan?" celetuk Tenten begitu saja, membuat suasana langsung hening seketika.
"Tenten, apa yang kau bicarakan!" gumam Temari panik. "Bukankah kita sudah janji untuk tidak membahas soal Ino di depan Sakura?"
"Aduh, maaf. Aku tidak sadar," gumam Tenten sama paniknya.
"Kalian sedang bicara apa? Kenapa bisik-bisik begitu?" tanya Shikamaru, yang merupakan suami Temari.
"Aku juga penasaran. Wajah kalian berdua terlihat panik," timpal Lee, suami Tenten, seraya menyomot kentang goreng di piringnya.
Sakura mengulum senyum tipis. Tentu saja ia tahu apa yang sedang Temari dan Tenten bicarakan. Tapi ia tidak mau ambil pusing dengan hal semacam itu.
"Kalian benar. Sejak Ino meninggal, aku sangat kesepian," kata Sakura yang kemudian menyesap teh hijau yang sudah dipesan oleh teman-temannya. "Tapi tiga tahun telah berlalu. Aku tidak bisa bersedih terus, atau nanti Ino akan marah di atas sana."
Temari dan Tenten tertunduk mendengar kalimat Sakura. Bagaimanapun juga, mereka tetap merasa tidak enak karena telah mengungkit soal Ino.
"Kami benar-benar minta maaf, Sakura."
"Sudahlah, jangan dipikirkan." Sakura terkekeh.
"Aku tidak mengerti dengan masalah kalian. Tapi sebaiknya jangan mengungkit hal yang sedih dan nikmatilah acara ini," kata Shikamaru.
Lee mengangguk setuju. "Shikamaru benar. Sebentar lagi acaranya mulai, kalian harus bersenang-senang."
Tak lama kemudian, acara reuni dimulai. Kiba hadir sebagai MC di acara ini. Suasana berjalan begitu lancar dan menyenangkan berkat keahlian Kiba yang dapat membuat suasana reuni jadi santai.
Dan kini tiba saatnya sesi untuk bersantai dan makan bersama. Awalnya semua baik-baik saja dan kekacauan dimulai ketika Karin datang menghampiri Sakura.
"Tidak kusangka ternyata kau masih punya muka untuk datang kemari, Sakura. Kau tidak terlihat menyesal sama sekali," celetuk Karin dengan seringainya.
"Lama tidak berjumpa, Karin. Bagaimana kabarmu?" balas Sakura dengan senyum tipisnya.
"Sangat baik. Bagaimana denganmu? Keadaanmu terlihat sangat baik, tidakkah kau ingat dosa yang telah kau lakukan waktu itu?"
"Jaga bicaramu, Karin!" ucap Temari mulai emosi.
"Kenapa? Lagipula benar kan kataku? Semua orang juga tahu kesalahan Sakura. Bagaimana bisa orang sepertinya hidup tenang setelah membunuh saudaranya sendiri?"
"Kau--" Temari hendak berdiri menghajar Karin, namun ia ditahan oleh Sakura.
"Sudahlah, Temari. Tidak apa-apa." Sakura berusaha menenangkan sahabatnya itu.
"Sekali-kali kau harus memberinya pelajaran, Sakura! Memangnya kau mau dipojokkan terus seperti ini?"
Sakura terdiam cukup lama. "Biarkan saja. Lagipula apa yang dikatakan Karin benar."
"Sakura ..."
"Dan seharusnya aku tidak datang ke acara ini. Kehadiranku hanya akan membuat kalian kembali berduka karena kehilangan Ino, orang yang begitu kalian sayangi."
"Sakura, kumohon jangan dengarkan si Jalang itu! Dia hanya mencoba untuk menjatuhkanmu. Sadarlah, Sakura!"
Temari berusaha menyadarkan Sakura, namun usahanya sia-sia karena Sakura mulai beranjak dari kursinya.
"Aku harus pulang untuk menyiapkan makan malam Sasuke. Terima kasih untuk hari ini, aku sangat senang bertemu dengan kalian setelah sekian lama."
*
*
*TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[SASUSAKU] I Fell In Love With You, With The Pain
Fanfiction"Jika aku menghilang, apakah kau akan pergi mencariku?" -Uchiha Sakura.