Pria bermata onyx itu berjalan keluar dari ruang rapat tanpa ekspresi. Wajahnya begitu datar dan bibirnya terlihat kaku, seolah-olah jarang digunakan untuk tersenyum.
Uchiha Sasuke adalah nama pria itu, nama yang sangat dikenal publik karena ia adalah direktur dari Uchiha Company.
Uchiha Company sendiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang food and beverage. Produk-produk dari Uchiha Company sudah mendunia dan kesuksesan itu diraih berkat kemampuan Sasuke.
"Apa jadwal selanjutnya, Kakashi?" tanya Sasuke seraya melihat jam tangannya.
"Jam 1 siang nanti ada jadwal kunjungan rutin ke gudang bahan baku, Tuan Uchiha. Tapi ..." Kakashi menghentikan kalimatnya.
"Tapi?" Sasuke menaikkan sebelah alisnya.
"Nyonya Uchiha ada di sini, seperti biasa. Dia sedang menunggu di ruangan Tuan."
Wanita sialan itu lagi.
Sasuke mendengus keras. "Suruh dia pulang saja. Aku tidak ingin bertemu dengannya."
"Tapi, Tuan, Nyonya bilang dia tidak mau pulang sebelum bertemu dengan Tuan," ucap Kakashi sedikit menunduk karena wajah Sasuke benar-benar menyeramkan saat ini.
"Wanita itu sangat keras kepala rupanya," gumam Sasuke kesal.
Dengan terpaksa, Sasuke berjalan menuju ruangannya. Dan benar saja, wanita itu, orang yang sangat ia benci, sedang duduk di sofa sambil menunggunya.
"Kupikir kau orang yang cerdas. Sudah berapa kali aku melarangmu untuk datang kemari?" kata Sasuke sinis, namun wanita itu mengabaikannya.
"Bekalmu ketinggalan, jadi aku membawakannya untukmu."
"Aku memang sengaja tidak membawanya."
"Aku tahu." Uchiha Sakura, wanita itu, tersenyum tipis menelan kepahitan kalimat Sasuke. "Tapi aku sudah membuat bekal ini dengan susah payah."
"Memangnya aku ada menyuruhmu untuk melakukan itu? Tidak, kan?"
"Tapi aku adalah istrimu, Sasuke. Sudah menjadi kewajibanku untuk melakukan hal-hal seperti ini."
Istri.
Sasuke tersenyum sinis mendengar kata menyebalkan itu.
Dengan tatapan menusuknya, Sasuke berjalan mendekati Sakura seolah-olah wanita itu adalah mangsa yang harus ia bunuh.
Sakura menelan ludahnya dengan susah payah. Bohong namanya jika ia tidak takut melihat Sasuke yang seperti ini.
Saat ini jarak mereka begitu dekat, bahkan Sakura sampai bisa merasakan deru napas Sasuke saking dekatnya jarak di antara mereka.
"Dengar, kuperingatkan untuk terakhir kalinya padamu. Jangan lakukan hal-hal bodoh itu lagi atau aku tidak akan mengampunimu. Ingat itu."
Sakura cepat-cepat memalingkan wajahnya, lalu menyerahkan kotak bekal yang ia bawa untuk Sasuke.
"Pokoknya habiskan saja," ucap Sakura yang kemudian buru-buru keluar dari ruangan Sasuke.
Sasuke menatap kepergian istrinya dalam diam. Tanpa berpikir panjang, Sasuke berjalan ke tong sampah lalu membuang begitu saja kotak bekal yang Sakura bawakan untuknya.
*
*
*"Fyuh."
Akhirnya Sakura baru bisa merebahkan tubuhnya setelah berjam-jam membuat bekal untuk Sasuke dengan susah payah.
Sakura memang tidak begitu bisa memasak. Ia masih dalam tahap belajar dan berusaha semaksimal mungkin agar bisa membuat makanan yang 'layak' untuk dimakan Sasuke.
Tiap kali Sakura selesai menyiapkan bekal untuk Sasuke, pria itu sengaja tidak membawanya, bahkan tidak dilirik sama sekali. Begitupun di tiap harinya.
Jadilah Sakura pergi ke kantor Sasuke setiap hari hanya untuk mengantarkan kotak bekalnya yang ketinggalan. Meski Sakura tahu, kotak bekal itu hanya berakhir di tong sampah.
Kotak bekal yang malang.
Hari sudah semakin sore dan tubuhnya terasa lengket. Akhirnya Sakura memutuskan untuk berendam di bathtub dengan air hangat guna melemaskan otot-otot tubuhnya.
Setelah menyalakan lilin aromaterapi, Sakura mencelupkan tubuhnya ke dalam bathtub, lalu memejamkan matanya dengan tenang.
Tenangkan dirimu, Sakura. Tarik napas dalam-dalam, tahan sampai hitungan ketiga, lalu hembuskan.
Sakura menarik napasnya, lalu ia hembuskan setelah hitungan ketiga. Ia lakukan berkali-kali sesuai dengan anjuran psikiaternya.
Semua pasti akan berlalu. Tenang saja, bukankah setelah gelapnya malam akan muncul pagi yang cerah? Begitupun dengan hidup yang tidak selamanya akan selalu suram.
Tanpa disadari, Sakura terlelap ketika berendam. Ia hanyut ke dalam mimpi indah dan melupakan sejenak kebencian orang-orang terhadapnya.
Mungkin lebih baik jika ia hidup di alam mimpi saja daripada harus menelan rasa sakit seperti ini.
*
*
*Tepat pukul 7 malam, Sasuke pulang ke apartemennya. Hal pertama yang membuatnya heran adalah kondisi apartemennya yang gelap gulita, seolah-olah tidak ada orang di dalamnya.
Ke mana perginya wanita menyebalkan itu?
Biasanya Sakura menyambut kepulangannya dengan mulut berisiknya itu. Namun entah di mana wanita itu sekarang.
Tapi Sasuke tidak peduli. Justru bagus kalau Sakura menjauh dari hidupnya.
Namun Sasuke merasa aneh ketika melihat lampu kamar mandi menyala. Dengan rasa penasaran, Sasuke membuka kenop pintu kamar mandi lalu terkejut melihat Sakura yang seluruh tubuhnya berendam di bathtub.
"Kau gila ya?!" Sasuke berteriak.
Teriakan Sasuke membuat Sakura terbangun lalu keluar dari bathtub. Dengan cepat, ia menutup tubuhnya dengan handuk.
Raut wajah Sakura terlihat panik saat ini.
"S-sejak kapan kau pulang?" tanya Sakura gugup.
Sasuke terdiam lama seraya menatap intens manik Sakura.
Kedua tangan Sakura gemetar, apakah Sasuke telah melihat 'itu'? Kenapa pria itu menatapnya dengan tatapan yang menyeramkan?
"Kalau mau mati, carilah tempat lain. Jangan di sini," ucap Sasuke sinis.
Setelah mengatakan kalimat itu, Sasuke keluar dari kamar mandi. Akhirnya Sakura bisa bernapas lega.
Itu berarti Sasuke tidak melihat 'sesuatu' yang selama ini Sakura sembunyikan di tubuhnya.
"Kau mau makan apa? Biar kubuatkan sekarang. Kau pasti lapar, kan?" tanya Sakura ketika ia keluar dari kamar mandi.
"Tidak usah. Aku sudah makan di luar," balas Sasuke yang sibuk dengan laptop-nya.
"Kalau begitu kau ingin minum apa? Teh? Kopi?"
"Bisakah kau diam? Kau berisik sekali."
Sakura menghela napasnya sabar. "Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi."
Yah, beginilah kehidupan pernikahan Sakura setiap harinya. Tidak ada canda, tawa, dan hal menyenangkan lainnya. Entah sampai kapan Sakura akan bertahan di situasi seperti ini.
Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab semuanya.
*
*
*TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
[SASUSAKU] I Fell In Love With You, With The Pain
Fiksi Penggemar"Jika aku menghilang, apakah kau akan pergi mencariku?" -Uchiha Sakura.