Empat

582 76 6
                                    

Al membaringkan Arka di tempat tidur,ia menarik selimut untuk menutupi setengah badan adik nya itu,senyum nya pun terukir jelas di bibirnya.

Ia pun segera keluar dari kamar adik nya itu.

Ini sudah malam, tapi ia tidak bisa tidur.apa dia ke rumah Andin aja?

Al pun pergi menuju keluar rumah dan menyebrang jalan menuju rumah Andin yang gelap,mungkin yang nyala hanya kamar Andin saja.

"ANDIN SAYANG,BUKA!"teriaknya,sama seperti Andin tadi pagi,sama sama gak punya atitude kalo ngetok pintu rumah orang.

"Kenapa sih Al Jan brisik,kangen ya sama gue?"tanya Andin kepedean.penampilan nya sekarang dengan piyama Doraemon, rambut acak acak kan,dan tangan yang menggenggam ps.

Al memutar bola matanya malas.ia langsung berjalan menuju kamar Andin yang ada di lantai dua tanpa niat menjawab pertanyaan Andin tadi.

"WOYY MAIN NYELONONG AJA LO!"Teriaknya.

Al pun sudah tiba di kamar Andin,ia memilih menuju balkon kamar Andin yang berhadapan langsung dengan balkon kamarnya.ia pun duduk di kursi panjang di balkon itu.

"Ndin sini"panggil nya.

Andin hanya menurut saja.

"Kenapa hm?"tanya Andin lembut.

Al pun segera mendaratkan kepalanya di paha Andin.

"Mau di elusin"ucapnya sedikit manja.

Andin hanya memutar bola matanya malas.al ini sangat manja pada dirinya,berbeda jika di luar sana.al akan sangat terlihat dingin dan kejam,padahal aslinya manja.

"Iya sini gue elusin"jawabnya sambil mengelus lembut rambut Al.

"Ndin,besok joging yuk!"ajak nya semangat.

"Besok kan gue harus ke gereja Al"ucapnya.

Al lupa dengan kenyataan itu.

"Setiap liat Lo ke gereja,gue ngerasa jauh sama Lo"kata Al lesu.

"Kita memang terlihat dekat,tapi sebenarnya kita itu jauh"sahut Andin.

"Yang sama itu Amin,yang beda itu iman"timpal Al lagi.

———

"ANDIN TURUN DARI MEJA SEKARANG!"Titahnya.

"ANDIN TURUN!"Titahnya sekali lagi.

"Gamau bu!"tolak Andin.

"TURUN ATAU SAYA PANGGILIN AL!"Ancamnya.ah guru ini pengaduan sekali, pikirnya.

"Iya iya Bu!"jawab Andin malas.

"Ikut ibu!"titah nya sambil menarik tangan Andin menuju ruang—bk.

"Ternyata gini ya rasanya di perhatiin"kekeh Andin pelan sampai bu nisa pun tidak mendengarnya.

Sekarang mereka sudah tiba di ruang BK,Bu Nisa menyuruh Andin duduk di kursi yang tersedia.

"Kenapa kamu lakuin hal yang kayak tadi?ayolah Andin,kamu itu udah gede.bukannya untuk bermain main lagi"ucap nya,Andin ini memang bandel dan susah di bilangin.

"Saya cuman gabut Bu"jawabnya santai.

"Padahal ibu sudah beberapa kali meminta orang tua kamu untuk datang kesini,tapi hasilnya nihil,mereka selalu saja tidak datang.kenapa ndin?"tanya Bu Nisa.

"Mereka gak peduli sama saya Bu,buat apa ibu panggil mereka kesini.percuma!"ucapnya tersenyum kecut.

"Kamu ini kan sahabatan sama Al,kenapa sikap kamu beda jauh sama al.al itu pinter,beda banget sama kamu"ujarnya.

Andin mengibaskan rambutnya ke belakang dan berkata."saya itu memang pintar,ibu nya aja yang gak nyadar".

Bu Nisa geleng geleng kepala menghadapi sikap anak muridnya yang satu ini."nilai kamu di bawah rata rata,kami kasihan melihat kamu seperti ini terus".

Andin yang mendengar itu pun dengan cepat berdiri."Saya gak suka dikasihani,kalo ibu mau ngejek saya,saya bisa terima.tapi,kalo ibu mengasihani saya,jelas saya tidak terima,permisi".

Setelah mengatakan itu Andin keluar dari ruang bk.mood nya kali ini benar benar tidak baik,ia paling tidak suka terlihat lemah di depan orang orang.

———

"Kesayangan Lo mana bos?"tanya Rony penasaran.ia heran mengapa Andin tidak bersama bos nya itu,biasanya dimana ada Al,pasti ada Andin.

Ke 6 pria itu tengah berkumpul di warung Bu tuti.warung yang letaknya ada di belakang sekolah itu sangat jarang ada pembeli,mungkin hanya mereka yang kesana.

"Di telan bumi mungkin"sahut Zidny yang sedang fokus memakan bakso nya.

"Alhamdulillah kalo gtu"gumam kafka menghela nafasnya.

"Pawangnya marah tuh!"tunjuk agan pada Al yang sudah menatap tajam kafka dan Zidny.

Al berdecak pelan."Andin kabur dari sekolah".

"Buset berani banget dia"kaget Rony,sudah ia bilang beberapa kali bahwa cewe seperti Andin ini langka adanya.

"Gue aja gak berani kabur dari sekolah"timpal kafka.

Al mendelik nya tajam."Lo lupa kalo gue ketua OSIS?mau di taro dimana muka gue,kalo kalian kabur dari sekolah"ucap nya dengan muka yang resah.

"Iya iya ketua!"jawabnya patuh.

"Kafan!Lo kemaren abis putusin Amel ya?kasian anjir si Amel"tanya Rony pada kafka.

"Dia nge-spam Mulu w.a gue,ya gue risih mending gue putusin aja,lagian masih banyak yang mau sama gue.gue kan ganteng"ucapnya pede sambil menyugar rambutnya ke belakang.

"Brisik anjing"timpal Yardan yang daritadi hanya menyimak.

"Es batu ngomong"kata Zidny terkekeh.

Mereka pun tertawa.

Ting!

Al yang mendengar notif tersebut pun segera membuka ponselnya.Terpampang jelas nama Andin disitu,senyumnya berkembang.

AndinSyng
|Al,ada yang ngirim paket nih,pas gue buka isinya bangke tikus sama pisau tajem.enaknya di apain ya?,ni pisau tajem banget soalnya.sabi kali tu pisau nancep di leher gue.

Al yang melihat pesan itu pun terlonjak kaget dan berdiri dari duduknya.sontak mereka berlima kaget dengan Al,dan menatap pria itu dengan pandangan bertanya.

"Ada apa Al?"tanya agan,mewakili semuanya.

"Kesayangan gue bikin onar lagi!"jawabnya panik dan langsung pergi begitu saja tanpa berkata-kata lagi.

———

Next??

ALDEBADAN ANDINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang