Chapter 2

583 19 1
                                    

Skylynn sedang merapikan buku-bukunya ketika bell sekolah berbunyi dan Mr. Parker si tua baik hati yang adalah guru bahasa inggrisnya berseru dari ujung kelas.

"Baiklah anak-anak, kumpulkan tugas kalian di pertemuan selanjutnya. Dan kau, Troy, ini yang terakhir kalinya kau tertidur dikelas"

Troy Phan, Laki-laki asia bertubuh kecil itu tertidur selama kelas Mr. Parker berlangsung. Skylynn merasa dia beruntung Mr. Parker bukanlah orang yang cepat tersinggung dan suka membesar-besarkan masalah.


Skylynn baru meninggalkan kelas setelah semua orang meninggalkannya terlebih dahulu. Ia melangkahkan kakinya dengan langkah malas keluar dari kelas. Skylynn langsung menyandarkan dirinya di tembok ketika dirinya mencapai ujung ambang pintu kayu ruangan itu. Baiklah, tadi itu cukup sulit Akunya dalam hati. Ia menghela nafas.


Sudah seperti dugaannya sebelumnya, Skylynn tahu benar bahwa sampai sekarang ia pasti akan belum berbicara kepada seorang pun kecuali Laki-laki aneh yang menimpanya bola basket tadi pagi dan Mr. Parker. Kenapa sesulit itu mendapat teman disini? gumamnya dalam hati.


Selanjutnya Skylynn melanjutkan langkah kakinya. Langkah kaki yang sebenarnya belum memiliki arah. Menurut seorang Skylynn Kennedy, Keluar dari kelas mematikan terlebih dahulu jauh lebih penting dari pada berpikir akan kemana ia setelahnya.


Skylynn menyelipkan kedua tangannya ke dalam saku celana untuk membuat tangannya lebih hangat. Ia berjalan menyusuri koridor yang penuh dengan orang-orang yang menurutnya singa-singa ganas yang sepertinya tidak menyadari kehadirannya di sekolah baru ini. Ya, siapa juga yang memperhatikanku?


Skylynn menghela nafas mengetahui belum terlalu banyak orang di ruangan itu. Mungkin kelas bahasa inggris adalah kelas paling pertama yang bubar.

Ia mengambil nampan dan langsung berbaris di tempat pengambilan makanan.

"Roti isi atau burger?" tanya seorang wanita tanpa ekspresi berumur sekitar empat puluh lima tahun berdiri di depannya dan menatapnya tanpa senyum sedikitpun.

Senyuman Skylynn mengembang agar ia terlihat lebih ramah.

"Burger"

Wanita itu memberinya sebuah burger dan sepiring kecil kentang goreng. Skylynn meletakkannya di atas nampannya lalu terus berjalan mengikuti barisan.

Di perhentian kedua, ia melihat seorang pria berambut pirang berumur sekitar empat puluh tahunan tersenyum ramah kepadanya. Skylynn legah kali ini ia tidak harus memaksakan senyuman yang tidak disukainya itu, ia tidak perlu memaksakan senyuman sekarang. Pria tua itu dengan gampang membuatnya tersenyum manis.

"Selamat siang, kau pasti baru disini"

"Ya begitulah"

"Ayolah Mr. Barley, ada ratusan orang berbaris di belakangku. Apa kau bisa menyimpan obrolan kalian itu?"

Kata seorang perempuan dari belakangnya.

Pria tua itu tertawa kecil dan memberikannya sekaleng soda.

"Baiklah, ini soda mu"

"Terima kasih banyak"


Skylynn berjalan mencari tempat duduk sambil membawa makanannya. Ia melihat beberapa meja yang masih kosong dibeberapa bagian ruangan ini, Matanya berheti tepat disebuah meja didekat jendela yang masih sangat kosong. Meja paling pojok dekat jendela besar, tempat yang sangat cocok untuk seorang Skylynn Kennedy yang nyaman dengan ketenangan.

Things We Ain't Allowed To DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang