Chapter 4

376 16 3
                                    




"KAU SERIUS?"

Logan melihat ekspresi gadis yang sedang berhadapan dengannya di ambang pintu itu. Logan tidak tahan untuk tidak tersenyum, benar-benar tidak tahan. Ia hanya terus menatap Skylynn.

"Astaga, Logan. Aku bahkan tidak sempat sarapan. Kau terdengar seperti orang yang sedang sekarat saat di telpon kau tahu? Aku kira kau.." Protes Skylynn.

"Kau mengkhawatirkanku." Kata Logan santai sambil menatap gadis dingin yang sedang menatapnya pada saat itu juga. Seulas senyuman tersungging dibibirnya.

"Itu konyol, Logan. Aku tidak.." Pipi Skylynn memanas dengan cepat.

"Kau tiba disini setelah lima belas menit aku menelponmu padahal rumah kita tidak dekat DAN Aku tahu kau baru bangun tidur-" Logan tidak membiarkan Skylynn melanjutkan sangkalannya. Senyuman Logan semakin lebar. Logan memiringkan kepalanya sedikit dan mengangkat bahu. "-Kau mengkhawatirkanku."

Tidak tahu kenapa, walau Skylynn terus menyangkal bahwa ia tidak mengkhawatirkannya, Logan merasa senang gadis itu bisa meluangkan waktu untuknya. Walaupun di sabtu pagi. Logan tahu benar alasan ia meminta Skylynn ke rumahnya bukan semata-mata karena anak anjingnya mati. Yang benar saja, Skylynn tidak ada urusannya sama sekali dengan anjingnya. Ia hanya memanfaatkan alasan itu agar ia bisa melihat wajah gadis dingin favoritnya itu lagi berhubung mereka tidak ke sekolah hari ini.

"Berhubung kau sudah disini, masuklah-" Kata Logan menyingkir dari ambang pintu dan memberi jalan Skylynn untuk masuk. "-Orang tuaku sedang tidak dirumah".

Awalnya Skylynn berpikir akan menolak, Namun setelah ia merasa tidak ada yang perlu di khawatirkan dari rumah teman laki-laki yang baru ia kenal lebih dari seminggu, Akhirnya ia memilih untuk masuk.

Berjalan meninggalkan ambang pintu, Skylynn sudah bisa melihat ruang tamu sederhana dengan beberapa sofa dan televisi. Ruang tamunya sangat berantakan. Ada beberapa sampah bungkus doritos, kotak bekas pizza dan minuman kalengan di sofa.

"Hm, Logan?"

"Ya?" Suara Logan terdengar dari dalam pintu kamar yang terbuka.

"Sudah berapa lama orang tua mu tidak di rumah?"

"Seminggu, ada apa?" Terdengar suara barang-barang yang berbenturan dari dalam kamar Logan. Logan sedang mencari sesuatu.

"Oh, tidak ada apa-apa" Kata Skylynn masih mempelototi sampah-sampah itu.

Ia menghebuskan nafas panjang, berpikir sebentar, lalu mengambil sampah-sampah itu. Ia merapikan sofa dan meja kaca didepannya yang berantakan lalu membuang sampah-sampah itu ditempat sampah.

"Kau bilang belum sarapan tadi? Kau bisa membuat sarapan sementara aku mandi. Aku baru berbelanja kemarin, persediaan makanan masih lengkap di lemari pendingin" Suara Logan lagi-lagi terdengar dari dalam pintu kamarnya yang terbuka ketika Skylynn baru saja kembali ke ruang tamu yang sudah bersih itu.

"Oh, ya benar. Aku akan menyiapkan sarapan untuk kita" Kata Skylynn menurut. Skylynn tidak merasa keberatan sama sekali untuk membuat sarapan. Berhubung dia juga belum sarapan. Ia melangkahkan kaki menuju ke dapur yang terletak setelah kamar Orang tua Logan. Skylynn berharap dapurnya tidak kotor. Skylynn menghela nafas legah setelah melihat dapur Logan yang masih sangat bersih. Mungkin ia tidak berani mencoba memasak, maka dari itu ia memesan pizza. Gumam Skylynn dalam hati.

Skylynn memeriksa kulkas dan lemari makanan. Skylynn salut Logan ternyata dapat berbelanja dengan baik bahkan ketika satu-satunya barang yang ia dapati terbuka hanya sereal dan susu. Persediaan makanannya bahkan cukup untuk musim dingin tanpa perlu keluar rumah. Skylynn mengambil tepung, telur, soda kue, dan gula dari lemari makanan dan telur, mentega dan vanili dari kulkas. Skylynn memikirkan akan membuat panekuk untuk sarapan pagi ini.

Things We Ain't Allowed To DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang