Waktu tidak pernah mengajakku bekerja sama dengan cinta. Ia selalu membuatku meyakini bahwa cinta -selama ini- hanya mempermainkanku.
**
Hari ini adalah hari ke dua puluh tiga di bulan Desember. Dan gadis itu masih dengan setia duduk di meja nomor 14. Di cafè itu. Setiap tanggal dua puluh tiga. Atau,tiba-tiba dia akan datang saat hari Jumat di minggu kedua setiap bulannya. Tidak ada yang tahu alasan gadis itu,selain dirinya sendiri.
Ditemani rintik hujan di sore hari,gadis itu duduk sambil membolak-balik sebuah album foto berwarna abu-abu. Sesekali tatapannya menerawang keluar. Menembus rintik hujan di hari yang seharusnya indah bagi gadis itu.
23 Desember adalah hari kelahirannya. Saat dimana seharusnya ia berkumpul bersama keluarganya atau orang terdekatnya,meniup lilin,memanjatkan doa,memotong kue dan saling bertukar kehangatan. Seharusnya begitu. Tapi sejak 7 tahun terakhir,gadis itu memilih cafè ini sebagai tempat berbagi kehangatan di setiap hari kelahirannya.
Ia memandang album foto di pangkuannya. Sudah berulang kali ia membolak-balik isi album foto tersebut,tetapi hatinya terus saja merasa ada yang ganjil. Seperti ada yang kurang,sedangkan ia sendiri tidak tahu hal apakah yang kurang dalam albun foto itu.
Apa karena laki-laki itu?
Wajah gadis itu memerah dengan sendirinya. Menyadari bahwa ia baru saja berkhayal terlalu tinggi. Tidak seharusnya ia memikirkan sesuatu yang tidak seharusnya ia pikirkan. Laki-laki itu contohnya.
Tapi semakin ia berusaha untuk tidak memikirkan laki-laki itu,semakin banyak kelebatan tentang kenangan itu yang hadir dalam pikiran si gadis. Ia menggeleng,berusaha membuang jauh-jauh pikiran konyolnya. Sayangnya,ia gagal.
Secangkir hot chocolate,sepiring strawberry cheese cake,rintik hujan dan alunan lagu I remember milik Mocca menemani gadis itu tenggelam dalam kenangannya sendiri.
I remember all the things that we shared
All the moments we made
Just you and I
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost is never enough
Teen FictionTentang cinta yang tidak semudah itu dibayangkan. Tentang Artyo,Keysha dan Ayana. Tentang mereka yang terjebak dalam kekonyolan dan merelakan cinta pergi.