23 Desember , 7 tahun silam. Gadis itu tersenyum tipis. Ternyata waktu cepat sekali berlalu. Apakah kali ini waktu bisa merubah perasaannya pada laki-laki itu?
7 tahun yang lalu,ia kehilangan orang yang ia percaya sekaligus orang yang ia sayangi. Tepat di hari ulang tahunnya.
10 tahun yang lalu,di hari yang sama,ia kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah kecelakaan tunggal.
Semua orang pergi di hari ulang tahunnya.
Drrttt..
Handphonenya bergetar. Dengan sigap ia membuka home-lock-nya dan mendapati sebuah line dari salah satu teman SMA-nya dulu.
Yukii : lo jadi reunian kan? Gue udah di tmpt nih. Buruan ke sini,rame gilz.
Gadis itu tersenyum. Ah,ya,dia jadi lupa waktu. Selalu saja ia dikalahkan oleh waktu. Ia segera membayar bill dan meninggalkan cafè itu. Ada hal lain yang lebih penting dari sekedar merayakan ulang tahun di cafè itu sendirian. Seperti,bertemu laki-laki itu misalnya?
**
Gadis itu menatap gerbang sekolahnya cukup lama. Banyak hal yang pernah terjadi setelah a melewati gerbang ini. Termasuk peristiwa 7 tahun silam. Peristiwa yang membuat ia merubah sudut padangnya secara tiba-tiba.
"Ayo masuk!"ajak seorang wanita berhijab yang menggunakan dress panjang bermotif bunga-bunga. Siapa ya?
Ia melangkahkan kaki menuju aula. Tempat acara utama dilangsungkan. Suasana begitu ramai. Dan dia merasa sendiri di sana.
Apa kabar laki-laki itu? Apa dia akan bertemu dengannya hari ini?
"Hei" seseorang menepuk bahu gadis itu,membuatnya sedikit terlonjak karena kaget. Ia menoleh ke belakang,mendapati seorang laki-laki dengan balutan kemeja berwarna abu-abu tengah berdiri sambil menyunggingkan senyum manis.
Ah,wajah laki-laki itu masih sama seperti dulu. Masih sama seperti 7 tahun yang lalu.
"Artyo?"tanya gadis itu memastikan. Laki-laki itu mengangguk puas.
"Ayana,apa kabar? Akhirnya kita ketemu lagi. Eh,tunggu. Gimana kalau kita ke panggung? Masih inget kan janji kita dulu?"tanya Artyo. Kita? Ada kehangatan yang melingkupi diri Ayana saat Artyo menyebut kata itu.
"Boleh"
Ayana dan Artyo berjalan menuju ke panggung setelah sebelumnya Artyo berkoordinasi dengan pemain band yang disewa pada acara kali ini.
"Test..test.. Halo,selamat malam semuanya. Gimana kabar kalian? Malam ini gue dan Ayana dari mantan 12 IPA 4 akan menyanyikan sebuah lagu untuk kalian. Enjoy" Suara tepuk tangan mengawali intro musik.
I'd like to say we gave it a try
I'd like to blame it all on life
Maybe we just weren't right,
But that's a lie,that's a lieAnd we can deny it as much as we want
But in time our feelings will show
'Cause sooner or later,we'll wonder why we gave up
The truth is everyone knowsAlmost,almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
The way I wanted youThen maybe we wouldn't be two worlds apart
But rught here in each other's arm
And we almost,we almost knew what love was
But almost is never enoughGadis itu tersenyum saat ia berhasil menyelesaikan part-nya tanpa emosi yang berlebihan. Ah,Artyo memang pintar memilih lagu. Buktinya,lagu ini sudah cukup menggambarkan bagaiman hubungan mereka saat ini. Mungkin memang akhirnya begini. Atau mungkin,ini belum menjadi akhir ceriata mereka.
Mungkin memang benar. Bahwa mereka bertiga akan menemukan kebahagiaan mereka sendiri-sendiri. Dengan cara dan keadaan mereka masing-masing. Yah,begitu.
If I could change the world overnight
There'd be no such thing as goodbye
You'd be standing right where you were
And we'd get the chance we deserveTry to deny it as much as you want
But in time our feelimgs will show
'Cause sooner or later we'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows.END
KAMU SEDANG MEMBACA
Almost is never enough
Fiksi RemajaTentang cinta yang tidak semudah itu dibayangkan. Tentang Artyo,Keysha dan Ayana. Tentang mereka yang terjebak dalam kekonyolan dan merelakan cinta pergi.