Keputusan yang Bimbang

16 3 0
                                    

Berhari-hari semenjak berakhirnya kedekatan antara Artyo dan Keysha. Berhari-hari pula Keysha semakin menyadari satu hal yang pasti. Seorang invisible sampai kapanpun tidak akan menarik perhatian Prince Charming manapun.

Gosip beredar luas,isu menyebar sangat cepat. Baik Artyo maupun Keysha hanya bungkam. Penyebar berita semakin gencar menggali informasi. Banyak spekulasi berkembang. Tidak ada yang tahu kebenarannya.

Ada yang bilang bahwa Artyo menyukai gadis lain.

Ada juga yang menyebarkan isu bahwa kedekatan mereka berdua berlandaskan misi Keysha yang ingin tenar.

Bahkan ada yang yakin bahwa sebenarnya Keysha adalah bahan taruhan Artyo dan teman-temannya.

Keysha tidak ambil pusing dengan banyaknya kabar yang beredar. Terkadang,diam memang lebih baik. Begitu juga Artyo.

"Nggak berniat untuk klarifikasi?"tegur Ayana,teman sebangku Keysha. Ayana,satu-satunya gadis yang tampak tulus berteman dengannya di kelas.

Keysha menggeleng. Dia terlampau takut. Terlampau takut jika semakin banyak rumor yang beredar bila ia membuka mulut.

"Yah,terserah. Itu privasi,aku tahu. Tapi setidaknya kamu harus cari tahu,kenapa berakhir seperti ini"

"Dia jenuh,Ay. Dia capek dengan ini semua"keluh Keysha. Ayana menaikkan satu alisnya.

"Capek dengan apa? Dengan hubungan kalian yang gini-gini aja?"

"Mungkin"jawab Keysha singkat. Ayana mendecak sebal. Urusan cinta memang rumit. Ia sendiri tidak terlalu mengerti bagaimana hubunan Keysha dan Artyo meskipun berulang kali Keysha mengatakan bahwa mereka tidak lebih dari sekedar teman.

"Kalian sendiri yang bilang. Just friend,huh? Kenapa malah terperangkap dengan perasaan sendiri?"

Ah. Kenapa kata-kata Ayana begitu pas?

Bukankah mereka hanya teman? Seharusnya bila ini berakhir,tidak ada hati yang patah,bukan?

**

Ayana masuk ke sebuah kamar tanpa permisi. Di hadapannya,seorang laki-laki dengan wajah sayu tampak uring-uringan di atas kasur. Ayana mendekat,ia duduk di pinggir kasur. Tangan gadis itu mengelus pipi laki-laki yang ada di hadapannya. Laki-laki itu diam. Matanya terpejam menikmatai belaian lembut dari jemari Ayana.

"Mau sampai kapan seperti ini terus?"tanya Ayana. Laki-laki itu masih diam.

"Kalau seperti ini terus,aku yang capek,Yo"lanjut Ayana.

"Aku nggak ngerti sama kalian berdua. Kalian sendiri yang bilang,hubungan kalian nggak lebih dari sekedar teman,kan? Kenapa sekarang baper?"

"Gue nggak baper,Ay"tukas laki-laki itu.

"Bohong. Kamu suka kan sama dia? Dia juga suka sama kamu,Yo. Kenapa harus gini? Kenapa kalian nggak mencoba dulu? Nggak ada yang salah dengan kata mencoba. Seenggaknya,kasih dia kejelasan" Artyo menarik Ayana agar duduk lebih dekat dengannya.

"Penjelasanku kemarin,kurang?"

"Yang mana? Kamu sama sekali nggak kasih penjelasan apa-apa" Ayana menarik tangannya yang sedari tadi digenggam oleh Artyo. Ia berjalan keluar dari kamar itu. Membiarkan Artyo sendirian. Artyo butuh waktu untuk berfikir.

Almost is never enoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang