Epilog

1K 109 10
                                    

Lima tahun berlalu, sekarang Inupi tidak sendiri lagi, bahkan satu malaikat manis datang ke dalam kehidupan mereka. Seorang gadis periang yang ia adopsi tahun ini. Awalnya sangat sulit untuk membawa gadis itu bersama mereka, tapi kegigihan Koko membuahkan hasil.

"Papaaaa !" teriak bibir manis itu.

"Aku pulang, papa sudah makan ? Aku bawa mochi untuk papa" dipeluknya pria bersurai blonde, padahal ia baru saja menyelesaikan pekerjaan tapi gadis ini sudah menciumi pipinya.

"Senju, wajah papa masih kotor" ujarnya mengingatkan.

"Tapi papa tetap cantik, lihat" lengan kecil Senju menangkup pipi sang papa, mengusap noda yang menempel di sana.

Gadis berusia lima belas tahun ini selalu datang ke bengkel setelah pulang sekolah. Jika bersama Inupi pasti sangat manja dan terus bersikap baik, berbeda dengan sang ayah. Gadis ini akan berbuat sesukanya, terkadang Koko lelah melarang Senju untuk tidak berkelahi, dia anak perempuan tapi sangat terbiasa dengan kehidupan keras seperti itu.

"Papa masih banyak pekerjaan ?"

Inupi menggeleng, lalu berujar, "sebentar lagi selesai"

"Baiklah, aku akan menunggu papa" Senju beranjak, duduk di kursi yang berada di sana, sesekali mengayunkan kaki sembari bermain ponsel.

"Hari ini malam Natal, Senju mau minta apa ?" yang dipanggil menoleh ke Inupi, kepalanya ia miringkan seraya berpikir sejenak.

"Aku sudah dapat kado natal dari ayah"

Inupi menekuk alis bingung, kenapa ia tidak tahu soal ini.

"Benarkah ? Ayah memberikan apa ?" tanya Inupi bingung.

Bukannya menjawab gadis berambut pendek itu terkekeh geli. Ekspresi mencurigakan Senju mengundang banyak tanda tanya dibenak Inupi. Apalagi yang mereka berdua rencanakan kali ini.

Rahasia.

"Papa suka coklat? Tadi temanku memberi ini, tapi belum ku makan" sekotak coklat ia sodorkan pada Inupi. Ah, ia jadi teringat tentang coklat dan surat pemberian Koko.

"Dulu ayahmu pernah memberikan papa coklat pada saat hari ulang tahun, dia juga sering membuatkan bekal"

"Coklat? Benarkah? Tidak heran, ayah itu tipe orang yang mudah menghamburkan uang untuk papa" cibiran itu mengundang senyuman tipis Inupi.

"Dia membuat coklat dengan susah payah, bahkan tangannya pernah terluka saat membuatkan papa bekal. Dia bilang jarinya beberapa kali tersayat hanya karena memotong bahan makanan"

"Ayah payah sekali. Bagaimana rasanya?"

"Enak karena dibuat dengan perasaan" Senju termenung. Mulai lagi kebiasaan orang tuanya, setelah bercerita pasti kasmaran sendiri dengan masa lalu.

Pertemuan Senju dan Inupi tak bisa dibilang baik, awalnya ia dibayar untuk melenyapkan seorang gadis tak berdosa, hanya karena keegoisan orang dewasa. Setelah mengetahui informasi tentang gadis itu lebih dalam, Inupi membawanya dan memberi kehangatan dalam hidup Senju.

Di tanggal yang sama, ia bertemu dengan gadis ini tahun lalu. Berdiri mematung tanpa alas kaki, tubuh menggigil dan kurusnya menyayat hati siapapun yang melihat. Sejak saat itu Inupi benar-benar menghentikan pekerjaan gelapnya dan merawat Senju dengan sepenuh hati.

Seusai menyelesaikan pekerjaan, Inupi dan Senju mampir ke minimarket terdekat. Ingin membeli beberapa barang niatnya, selagi menunggu Koko menjemput sebentar lagi.

Dua puluh menit mereka menunggu, namun Koko belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Ayah ke mana, lama sekali" keluh Senju.

I'll Be Waiting For You [Kokonui] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang