Regret

1.6K 159 5
                                    

Surai putih tersapu angin kala kakinya melangkah turun dari mobil. Ia edarkan pandangan ke segala arah, mata tajam itu menutup sejenak, mengambil napas dalam kemudian beranjak menuju bengkel motor.

Sejujurnya ia sangat malas memijak tempat tersebut, kalau bukan perintah dari sang boss ia tidak akan pernah ke sana. Dirinya sudah terbiasa naik mobil, untuk apa juga mengendarai motor, belum lagi terikan cahaya matahari membuat matanya semakin menyipit.

"Mikey menghubungiku kemarin"

Satu temannya ini tak bisa diam dari tadi. Bibirnya terus berucap tentang Mikey, kepalanya serasa ingin pecah mendengarkan pujian yang Sanzu berikan untuk Mikey.

"Mikey menyuruhku menemaninya lembur, aku sangat senang sampai tidak bisa tidur tadi malam"

"Bisa diam tidak ?" rutuknya kesal.

Si pemuda dengan bekas luka disudut bibir itu terdiam. Pasti jenuh lagi, tuan Kokonoi Denial Hajime selalu begitu jika sedang diterpa berbagai masalah, apalagi kalau menyangkut tentang perasaan.

"Kenapa kita harus ke bengkel ini ? Padahal masih banyak tempat yang lebih baik, aku tak suka tempatnya" sambung Kokonoi dengan alis menukik tak senang.

"Tidak tau" balasnya tak acuh.

Malas. Sanzu sedang malas meladeni sikap penggerutu Kokonoi kali ini. Dua pegawai perusahaan Bonten itu memiliki hubungan cukup dekat karena Sanzu sering kali mengganggu Koko.

Keduanya berhenti, memandangi bengkel bertuliskan 'D&D Motors' tersebut. Kelihatannya bengkel itu belum buka, tak ada tanda-tanda sang pemilik sama sekali.

"Masuk sana" titah Koko.

Sanzu mengernyit, enak sekali Koko memerintahnya begitu.

"Kau yang masuk, aku menunggu diluar. Mikey menyuruhmu, bukan aku"

Tuturan itu dibalas decakan tak senang.

"Aku malas, kau saja" perintahnya lagi.

"Sudahlah, cepat masuk. Mikey mau pakai motornya" keluh Sanzu yang mulai bosan.

Baru akan melanjutkan perdebatan, seseorang melewati keduanya tanpa ada tegur sapa. Pria itu berdiri didepan bengkel, ia tidak berbalik, tapi jelas tahu siapa dua orang aneh yang berdebat didepan bengkel.

"Masuk saja, Mikey sudah menelponku tadi" itu dia si pemilik bengkel, Ryuguji Ken atau lebih dikenal dengan nama Draken.

Keduanya menurut tanpa mengatakan apapun, ada sedikit rasa penasaran menjalar dibenak Koko, bagaimana pria bertato naga itu bisa kenal dengan Mikey.

"Ini kuncinya, kalian bisa pergi. Aku tau kalian tidak nyaman dengan tempatku"

Sanzu dan Koko saling melempar pandang. Tampaknya Sanzu juga mengerti apa yang Koko pikirkan sekarang ini.

"Siapa yang bawa motornya ?" tanya Sanzu.

"Apa wajahku terlihat akan mengantar ? Lagipula untuk apa Mikey menyuruh kalian kemari kalau tidak membawa motornya" benar juga. Mereka tidak berpikir sampai ke sana.

"Tapi kami tidak bisa bawa motor, kalau mobil bisa" ucapan Koko dibalas anggukan setuju dari Sanzu.

"Sayangnya motor Mikey terlalu besar untuk ditaruh di bagasi" ujar Draken sambil terkekeh.

Daripada ambil pusing, satu inisiatif muncul dikepalanya. Draken baru ingat kalau memiliki satu orang yang bisa ia suruh dalam tugas kali ini.

"Sebentar" sang pemilik bengkel berbalik memunggungi kedua pelanggan. Mereka tidak tahu apa yang ingin pria itu lakukan.

I'll Be Waiting For You [Kokonui] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang