part 14

6.7K 779 178
                                    

Happy reading
.
.
.
.
.
.
.
.

Ano berjalan sendirian karena Ata sudah pulang duluan bersama dewa dan tadi dia harus membersihkan kelasnya dulu.

Dia tak tau Sen kemana yang pasti setelah kejadian itu Sen menghilang dan tidak kembali ke dalam kelas.

Ano tiba tiba berhenti saat melihat pemandangan di depannya, Ada rasa sesak di dada nya melihat adegan Sen dan partner olimpiade nya.

Di parkiran terlihat Sen sedang memakai kan helm ke maurel walaupun tanpa ekspresi Tetap saja Ada rasa ingin menangis di dalam diri Ano.

Ano menundukkan kepalanya tapi detik berikutnya ada yang merangkul pundaknya membuat Ano mengalihkan tatapannya, di sana Rendra dengan senyum manisnya menatap Ano.

"Pulang sama gue yuk sekalian kita beli ice cream, buat Lo sama Ata, mau?" tanya Rendra dengan lembut membuat Ano mengangguk dengan ragu.

Rendra melihat nya juga dan Rendra tak habis pikir dengan jalan pikiran kembarannya itu, Dia pintar tapi bodoh itu yang dapat Rendra simpulkan dari Sen sekarang.

Rendra menggandeng tangan Ano dengan lembut kebetulan sekali, motor Rendra dan Sen berdekatan, Sen pun belum meninggalkan parkiran.

"Anak kecil gak boleh sedih karena patah hati, mending beli ice cream sama coklat," ujar Rendra dengan tangan bergerak memasangkan helm ke arah Ano kejadian itu tak luput dari penglihatan Sen ada rasa ingin menghajar kembarannya itu tapi Sen menahannya.

Rendra mengangkat Ano dan mendudukkan di jok motor sport nya dengan segera hal itu membuat Ano kaget dan Sen semakin kesal, Rendra sengaja agar Sen cemburu.

Sebelum pergi Rendra menatap kembarannya dengan senyuman mengejek dan meremehkan, Rendra memang brengsek tapi Rendra tidak bodoh.

"Lo buang berlian demi sebiji jagung tak berguna, Gue pungut berliannya dan gue jadiin hal yang paling berharga, gue brengsek tapi gue gak bego." hanya itu pesan yang Rendra ucapkan untuk kembarannya sebelum motornya meninggalkan Sen yang diam terpatung.

"Sen katanya mau beli buku," suara maurel menyadarkan Sen dari lamunannya.

Tanpa mengucapkan apapun Sen menancap gas nya dan meninggalkan Sekolahnya dengan segera.

*********

Sen baru saja memasuki rumahnya suara tawa Rendra memenuhi ruang keluarga terlihat ata, Ano dan Rendra sedang bercanda gurau bersama.

Tangan sen terkepal saat melihat kelakuan Rendra seakan ingin menggantikan posisinya di kehidupan Ano.

Rendra sedang tiduran di paha Ano dengan sesekali ikut tertawa melihat acara kartu yang sedang Ano dan Ata tonton.

Sen pergi meninggalkan ruangan itu dan kepergian Sen tak luput dari penglihatan Rendra dan Ano, Ano menunduk sedih melihat sikap Sen yang semakin cuek kepadanya.

"Gak usah peduliin dia, dia lagi bego tar juga sadar dan semoga pas dia sadar dia gak telat, Gue yakin kok Sen sayang sama Lo jangan sedih ya," ujar Rendra dengan senyuman manis ala Rendra.

"Iyaa semangat dong Ano, tenang kalau Sen jahat nanti ata pukul, Ano masih punya ata kok," ujar Ata dengan senyum menggemaskan.

HOME TWINS (END✓)[Lengkap Di Pdf]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang