Chapter 2

160 14 1
                                    

Matahari pagi telah menampakkan kegagahannya bersinar begitu terang mengusik tidur nyenyak si cantik Soferina matanya begerak memperhatikan jam dinding memastikan apakah sudah waktunya untuk bangun dari tidur cantiknya, ya jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi waktunya Soferina untuk berolahraga.

Soferina itu pemalas tetapi dia tidak akan pernah melewatkan satu hari tanpa olahrga minimal satu jam berolahraga dalam sehari. Karena menurutnya dengan berolahraga dapat menyegarkan pikiran dari penatnya pekerjaan dan badan terasa lebih ringan. Selesai berolahraga Soferina lanjut dengan membersihkan dirinya dan sarapan pagi untuk berangkat kekantor.

"Mommy buatin sarapan favorite kamu, sandwich tuna pedas dengan sedikit madu dan pastinya ga ketinggalan susu cokelat." Ucap sang ibu pada putrinya yang baru saja menuruni tangga.

"Akhirnyaa udah lama ga makan masakan Mommy, thanks Mom."

"Kasihan ya kamu ga pernah makan masakan Mommy! Daddy dong setiap hari Mommy masakin hahahaha." Ucap sang ayah dengan gaya meledek anak kesayangannya. Dan yang diledekin cuma bisa manyun.

Seperti itulah cara keluarga ini saling menghibur satu sama lain. Padatnya jadwal membuat mereka sebisa mungkin tidak menyia-nyiakan kesempatan berharga seperti itu.

Sang nyonya rumah hanya dapat mengucap begitu banyak rasa syukur atas semua kebahagian dan limpahan kenikmatan yang tuhan berikan.

Hatinya begitu menghangat melihat sang anak terkasihnya bersenda gurau bersama ayahnya. Dia paham kedua orang yang begitu dicintainya itu pasti merasakan kerinduan yang luar biasa. Bayangkan saja dia dan suaminya tak kembali kerumah dalam waktu waktu yang cukup lama. Tujuh bulan. Bukan tanpa alasan mereka melakukan hal itu. Padatnya jadwal pekerjaan membuat mereka merelakan waktu bersama putri mereka.

Kendall Hamilton. Nyonya keluarga Hamilton. Ibu dari Soferina. Perancang busana. Model. Punya segudang kegiatan sosial diluar kewajibannya sebagai seorang Istri dan Ibu.

Roderick Hamilton. Kepala keluarga Hamilton. Ayah dari Soferina. Pengusaha. Keturunan bangsawan Inggris.

Sudah sangat jelas bukan betapa cerahnya masa depan Soferina. Walaupun dia anak tunggal kaya raya tetapi dia berusaha keras untuk membangun kerajaan bisnisnya sendiri. Agensi entertainment, DyS Entertainment.

Menjadi seorang pemimpin tentu tidaklah mudah. Naik turun. Jatuh bangun. Diremehkan orang lain yang menganggap dirinya tak akan bisa sukses tanpa bantuan kedua orang tuanya. Semua hal berat sudah di lewatinya dan sekarang dia dapat mematahkan omongan orang-orang yang meremehkannya.

Disela kesibukannya dalam dunia modeling dan menjalankan perusahaan Soferina begitu menyukai musik klasik. Mozart hingga Beethoven menjadi musisi kesukaannya. Tetapi hobinya ini tidak dijadikan sumber uang oleh Soferina, untuk saat ini.

"Baiklah mom, dad aku harus pergi sekarang. Sampai jumpa nanti malam." Ucap Soferina

"Hati-hati dijalan jangan ngebut bawa mobilnya." Jawab sang ibu. Soferina memang selalu menyetir sendiri. Bukan tidak sanggup untuk membayar supir tetapi dia lebih menyukai sendirian. Bisa sambil healing, katanya. Miss independent.

Berbanding terbalik dengan Soferina yang sedang on the way ke kantornya. Savannah masih rebahan cantik di atas tempat tidur. Dirinya begitu malas untuk bangun dan bersiap ngantor. Absen sehari sempat terlintas dibenaknya tetapi ditepis dengan cepat. Semakin lambat kau mengerjakan pekerjaanmu semakin lama pula kau bersantai. Begitu isi pikiran otak cantik Savannah. Dengan perlahan dia beranjak meninggalkan tempat tidur dan kemudian bersiap.

Singkat cerita. Pekerjaan mereka berdua telah usai di kantor masing-masing. Tanpa mereka tahu bahwa benang merah kehidupan telah mengikat keduanya. Secara bersamaan keduanya mendatangi butik yang sama bedanya Soferina datang sendirian sedangkan Savannah bersama seorang laki-laki.

Crazy RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang