Crazy Rich

Chapter 3

Savannah menjatuhkan dirinya pada ranjang king size dengan isi kepala dipenuhi wajah Soferina. Tangannya menyentuh dadanya yang terus berdetak kencang sejak tatapannya beradu dengan mata biru Soferina begitu indahnya.

"Perasaan macam apa ini? Apa aku sakit jantung?. Monolog Savannah pada dirinya sendiri.

Waktu menunjukkan pukul 09.00 pagi dan Soferina sudah dihadapkan dengan segudang berkas diatas meja kerjanya. Gadis cantik itu hanya dapat menghelah nafas melihat pekerjaan yang seakan tak ada habisnya.

Ketukan pintu mengusik fokusnya. Menampakkan raut cemas sang sekretaris.

"Diluar terjadi keributan dan harga saham menurun dikarenakan menyebarnya gossip panas dari Nicole dan Kevin tertangkap kamera bercumbu panas di kelab malam. Media dan para fans memenuhi depan kantor menuntut kebenaran dari foto-foto tersebut". Ujar Sekretarisnya panjang.

"Fuck! Bagaimana bisa mereka berciuman begitu liar ditempat umum. Kemana perginya para manager yang mengurus mereka! Beritahu Nicole dan Kevin untuk kemari sekarang!" Ucap Soferina. Mengurut keningnya pusing dengan dua kelakukan artisnya. Nicole dan kevin merupakan dua dari sepuluh member boygrup dibawah naungan agensinya. Menjalankan agensi raksasa seperti DWS Ent. bukanlah hal yang mudah berbagai macam pemberitaan, intrik, skandal dapat terjadi.

Nicole dan Kevin memang menjalin hubungan 2 tahun sejak boygrup mereka debut sebagai idol papan atas negeri ini. Begitu banyak spekulasi terjadi diluar sana yang mengkaitkan bahwa keduanya menjalin hubungan diam-diam. Dan boom! Hari ini terungkap sudah kebenarannya!

Lagi-lagi gadis cantik itu menghela nafas melihat saham dan foto-foto kedua artisnya menyebar dengan cepat hingga memasuki trending dibeberapa negara. Sungguh bukan popularitas seperti ini yang diinginkannya, terkenal karena foto mesum, sangat memalukan.

Kini keduanya mendudukkan diri pada sofa empuk milik Soferina yang sedang menatapnya mereka dengan tatapan dingin tanpa ekspresi.

Nicole, pria berdarah campuran China dan Korea yang baru genap berusia 20 tahun itu tampak sedikit gugup ketika tatapan kami beradu. Tidak, aku tidak akan melakukan kekerasan pada mereka hanya sedikit memberikan pemahaman dan pengertian bahwa dunia yang mereka jalani bukanlah seperti kebanyakan orang yang dapat bercumbu tidak tahu tempat karena mereka dikenal banyak orang dari seluruh negeri, memiliki nama dan segudang prestasi yang baik.

"Bagaimana bisa kalian tidak menjaga mereka berdua tetap pada pengawasan kalian atau setidaknya jangan tinggalkan mereka berdua walau mereka meminta kalian untuk pulang lebih dahulu, cukup berikan space untuk mereka menikmati waktu disela padatnya jadwal pekerjaan". Soferina berucap kepada manager mereka berdua yang terlihat sangat ketakukan melihat raut wajah penuh emosi diriku.

"Aku secara pribadi meminta mereka berdua untuk meninggalkan kami karena mereka terlihat begitu kelelahan dan kami sadar bahwa perilaku kami tidak mencerminkan seorang yang berpendidikan tinggi dengan popularitas yang dimiliki dan aku juga yang mengajak mereka untuk minum di kelab malam itu karena aku ingin menikmati kebersamaan aku dan Nicole secara pribadi". Bela Kevin. Aku mengatahui bagaimana watak dan sikap satu persatu orang yang berada dihadapanku saat ini. Kevin pemuda dengan tinggi 190 cm membalas tatapanku dengan tajam seakan tak takut kalau aku akan melakukan hal jahat pada keduanya.

"Listen! Aku tidak akan menyalahkan siapapun karena aku tahu apa yang kalian ucapkan merupakan kebenaran dan aku tidak akan meminta kalian untuk mengakhiri hubungan karena aku tidak sejahat itu untuk memisahkan dua orang yang saling mencintai. Sekarang siap-siaplah karena aku sendiri yang akan turun dan melakukan konferensi pers pukul 19.00 malam ini dan Nicole Kevin kalian ikut bersamaku malam ini dan jelaskan pada mereka kalau kalian terbawa suasana. Mengapa hanya kalian yang ada? Jawab saja karena kalian menjalani taruhan pada sesama kalian. Selesai tidak usah menjawab 1001 pertanyaan aneh mereka". Pangkas Soferina.