Bel sekolah pun berbunyi yang menandakan waktu mereka untuk pulang. Sasa dan Stela langsung keluar kelas setelah mendengar bel tersebut karena sejak tadi kelas mereka sudah tidak ada guru karena para guru sedang rapat membahas study tour kelas XI yang akan dilaksanakan tiga bulan lagi.
"Sa, gue duluan ya mau temuin Pak Bimo di kantor" ucap Stela karena jalan ke kantor guru dan parkiran sekolah beda arah.
"Iya La" dibalas dengan acungan jempol oleh Sasa.
Diperjalanan menuju kantor guru Stela bertemu dengan Gavin. Anehnya, Gavin pura-pura tidak melihat Stela. Karena Stela jengah akhirnya dia memanggil Gavin.
"Vin, lo kenapa sih menghindar dari gue?" tanya Stela.
"Gue ngga menghindar kok perasaan lo aja kali" jawab Gavin. Sebenarnya, Gavin memang menghindar dari Stela karena takut Stela mengetahui bahwa Gavin yang memasukkan surat dan makanan ke tas Stela. Padahal tanpa diketahui Gavin, Stela sama sekali belum menemukan surat di tas nya.
Flashback On
Saat teman-temannya mengganti baju olahraga, Gavin dengan sigap memasukkan surat dan juga makanan kesukaan Stela yang sudah dia siapkan dari rumah ke dalam tas gadis tersebut. Dia takut jika ada yang melihat dia memasukkan surat dan makanan tersebut. Gavin memang tidak ingin memberi tahu langsung bahwa dialah Xavier, teman kecil gadis itu. Hal ini dilakukan Gavin, untuk menarik perhatian gadis tersebut. Dia ingin jika suratnya terbongkar, Stela akan menangis terharu karena bertemu teman masa kecilnya. Gavin berharap Stela akan menaruh rasa suka dan cinta kepada dia melalui surat yang dikirimnya.
Flashback Off
Stela dan Gavin sudah tiba di ruang guru sejak tadi. Mereka berdua menunggu kehadiran Pak Bimo yang masih melakukan rapat dengan para guru. Anehnya, ruangan di sekitar mereka hening karena tidak ada yang ingin memulai pembicaraan. mereka sama-sama bergulat dengan pikiran masing-masing.
Entah kenapa gue ngerasa lo ada di deket gue, Xavier. Boleh ngga sih gue berharap kalau Gavin itu Xavier yang gue cari? Nama mereka berdua sebenernya mirip. Walaupun gue lupa nama depan Xavier tapi gue inget banget nama belakangnya Antares mirip banget sama nama Gavin, batin Stela.
Izel andai lo tau kalau gue Xavier yang lo cari apa lo masih suka dan cinta sama gue. Gue takut lo cuman kagum sama Xavier yang dulu. Walaupun gue sama Xavier yang dulu sama. Gue yakin pasti ada perbedaan sikap karena gue udah beranjak remaja bukan anak kecil lagi. Tapi, gue janji Izel gue akan menjadi pelindung lo seperti arti nama gue, Xavier. Gue ngga akan tinggal diem kalau ada yang nyakitin lo ataupun buat lo nangis termasuk diri gue sendiri. Gue akan menghukum diri gue kalau sampai lo nangis karena gue, batin Gavin.
Suara tegas dari Pak Bimo menyadarkan lamunan mereka.
"Gavin, Stela, maaf membuat kalian menunggu cukup lama" ucap Pak Bimo tak enak hati.
"Gapapa pak santai aja kebetulan saya sama Gavin ngga ada kegiatan kok" jawab Stela. Sebenarnya itu hanya alibi Stela saja. Diapun tidak tahu Gavin memiliki kegiatan atau tidak. Mereka dari tadi tidak mengobrol sepatah kata pun.
"Iya pak gapapa saya ngga ada kegiatan kok" ucap Gavin yang diangguki Pak Bimo.
"Karena kalian sudah ada disini, bapak akan menyampaikan mengenai Olimpiade matematika. Gavin apa kamu siap untuk ikut Olimpiade matematika?" tanya Pak Bimo.
"Siap pak kebetulan saya memang menyukai pelajaran matematika" jawab Gavin.
"Bagus Gavin" ucap Pak Bimo. Pak Bimo yakin Gavin bisa mengikuti Olimpiade matematika kali ini karena beliau sudah menguji semua murid SMA Pelita Bangsa melalui soal Olimpiade matematika yang diujikannya hari ini. Pak Bimo sengaja memberi soal yang sulit untuk menguji kemampuan mereka semua dan memilih yang terbaik dari mereka untuk ikut Olimpiade matematika. Setelah sampai di ruang guru, Pak Bimo langsung mengecek data-data yang diberikan Gavin untuk masuk sekolah ini. Ternyata, Gavin memasukkan banyak prestasi yang dimilikinya khususnya di bidang matematika. Dia pernah menjuarai berbagai Olimpiade matematika dari SD Sampai SMA.
"Stela, Gavin, kalian akan bapak bimbing untuk mengikuti Olimpiade matematika sepulang sekolah setiap hari Senin dan Kamis" ucap Pak Bimo.
"Baik Pak" ucap mereka berdua serempak.
"Pak, untuk Olimpiadenya diadakan kapan?" tanya Gavin.
"Sekitar satu bulan lagi" jawab Pak Bimo.
"Oke pak saya akan berusaha sebaik mungkin" ucap Gavin. Gavin melihat Stela yang dari tadi seperti tidak fokus. Dia penasaran apa yang dipikirkan Stela sehingga membuatnya seperti itu.
"Ada yang ingin ditanyakan lagi?" tanya Pak Bimo.
"Tidak pak sudah cukup" jawab Gavin
"Tidak pak" jawab Stela.
"Stela, bapak lihat dari tadi kamu tidak fokus pada pembicaraan kita ada apa? Biasanya kamu sangat senang menanyai bapak mengenai Olimpiade" tanya Pak Bimo.
Stela yang mendapat pertanyaan tiba-tiba dari Pak Bimo pun bingung ingin menjawab apa.
"Gapapa pak cuman sedikit lelah aja" jawab Stela seadanya. Sebenarnya, Stela masih memikirkan Xavier. Entah kenapa otak cantiknya ini tidak bisa diajak kompromi untuk tidak terus memikirkan Xavier.
"Ya sudah kalian boleh pulang jangan lupa mempersiapkan diri dan menjaga kesehatan" ucap Pak Bimo yang diangguki oleh mereka berdua.
Sesampainya di rumah, Stela langsung merebahkan diri di atas kasurnya yang sangat empuk. Dia sangat lelah setelah mengikuti pelajaran olahraga dan upacara di hari yang sama. Tiba-tiba dia ingin membaca buku novel yang ada di tas nya. Saat mencari buku tersebut tangannya tidak sengaja mendapati sebuah amplop dan makanan kesukaannya. Isi dari amplop tersebut adalah surat yang ditulis tangan. Yang membuat Stela bingung adalah siapa yang menulis surat tersebut dan memberinya coklat dan susu stroberi kesukaannya. Seingat Stela hanya Sasa yang mengetahui bahwa Stela menyukai makanan tersebut.
Kamu bagai bintang di hidupku yang redup. Melihatmu tersenyum setiap hari adalah mimpiku. Aku harap kamu selalu bahagia.
Dariku yang selalu ingin melindungimu
- Mr. X
*Jangan lupa dimakan coklat dan susunya Stela
Stela mengernyit bingung membaca surat tersebut. Dia penasaran siapa yang mengirim surat untuknya. Siapa Mr. X yang dimaksud surat tersebut. Akhirnya, dia tidak mempedulikan surat tersebut karena berpikir Sasa lah yang iseng mengiriminya surat dan makanan karena Stela jomblo. Mungkin saja Sasa merasa kasihan karena Stela yang selalu memikirkan Xavier. Stela pun langsung memakan coklat dan susu stroberi kesukaannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Admirer
Teen FictionHidup tenang Auristela terusik dengan kehadiran surat dan teka-teki rahasia dari seseorang yang tidak diketahuinya. Akankah Stela menemukan jawaban dari teka-teki tersebut beserta pengirimnya? ...