New tahu ini gila. Berjalan di Chiangmai tengah malam dengan rokok di tanganmu? Hei jangan bercanda. Ini kawasan terlarang. Ini adalah kawasan yang sangat dewasa. Lalu kenapa remaja sekolah berumur tujuh belas tahun seperti New berdiri menyender di tiang listrik seperti ini? Jawabannya karena New ingin mencoba seks.
Bukan rahasia lagi jika daerah Chiangmai memiliki berbagai macam club. Dan tujuannya bukan club meatpussy yang ada di seberang sana, oh well, New tidak suka gadis-gadis bekas. New benar-benar tidak tertarik dengan mereka.
New menyalakan rokok di tangan kanannya begitu beberapa pasangan lewat dengan berciuman.
"Gila, aku bahkan tak mampu bergerak." New merasakan sesuatu tegang di bawah sana. Fuck, New bisa tegang hanya karena mereka berciuman.
Dentuman music dari berbagai club mampu ku dengar. Begitu pandangannya focus, seorang pria hampir parubaya menghampiri New.
"Oh, lihat. Apa yang kau lakukan di sini, nak?"
Sial. Padahal New sudah bersikap layaknya pria dewasa. "Bagaimana jika kau ikut ke rumah ku?" tangannya meraba leher New, menyalurkan sengatan ganjil. Lidahnya menjilat-jilat bibir. Oh suck.
"No. Aku sedang menunggu seseorang. jadi pergilah."
New tahu apa yang tengah ia lakukan, ia sedang mengusirnya. Dan New tahu jika sesuatu di bawah sana sudah sangat tegang. Tapi New sama sekali tidak berselera dengan pria ini.
"Kalau begitu pulang saja nak. Minta susu pada ibumu dan tidurlah."
Itu tidak membantu sama sekali. Nyatanya New masih tegang.
Di sana. Club gay yang paling besar dan terkenal. Tentunya dengan pengawasan yang ketat. Lalu bagaimana New yang masih remaja ini mampu masuk ke dalam dan menemukan seseorang yang siap having sex dengannya? Oh itu yang sedang New pikirkan.
Asap rokok mengepul dari bibir New di antara udara malam yang dingin. Begitu puntungnya hampir habis langsung di injak dengan sepatu. Sepertinya New sudah berpikiran bodoh untuk datang ke sini, alih-alih hanya menghabiskan waktu.
Baru saja New menegakkan badan, dari ujung sana New melihat seorang pria menghampirinya. Apakah orang iseng lagi?
Begitu kakinya mencapai bahu trotoar, New bersumpah jika ia mengajaknya bercinta di sini, maka tanpa basa-basi New akan langsung melompat mendudukinya.
Bagaimana tidak, pria itu adalah Tay Tawan. pria terseksi dan paling menggairahkan.
"Apa yang membuatmu berdiri di sini?"
"Tidak ada. aku hanya mencari club gay."
"Sudah mendapatkannya?" Tay mendekat kea rah New, bibirnya hampir menempel di ceruk lehernya.
"Tidak, belum ada tempat special."
Begitu New mengatakannya, Tay tersenyum perlahan. "Maka akan ku tunjukkan tempat yang special."
.
.
.
Kondo Tay adalah tempat terakhir yang New pikirkan. Ia kira Tay akan membawanya ke hotel, siapa sangka jika Tay malah membawanya ke kondonium miliknya.
Tay membuka jaket hitamnya, berjalan masuk diiringi New. matanya masih melirik ke berbagai sudut. Setengah mengagumi setengah heran. Apakah Tay tinggal sendiri di kondo sebesar dan semewah ini?
"Masuk saja." kepala New menoleh pada Tay yang memutar menuju dapur.
"Ya?" meski ragu akhirnya New ikut masuk dan memperhatikan Tay.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poxn Without Plot
Short StoryNew yang mengemis pada Tay. 21+ inspirasi dari queer as folk