4

876 73 20
                                    

Bukan pilihannya jika ia berdiri di kondo ini lagi. Padahal baru semalam ia menyentuh pintu dingin itu, kini ia harus menyentuhnya lagi. Dan kali ini terasa lebih dingin.

"Apakah aku harus meminta bantuannya?"

Tangannya terangkat, berusaha mengetuk pintu super tebal itu. Namun tak ada jawaban. Begitu kepalanya menoleh ke kanan, ia menyadari jika kondo semewah ini tentu saja memiliki bel.

"Ya, kau begitu bodoh New Thitipoom." gumamnya pada diri sendiri.

TING TONG TING TONG

TING TONG TING TONG

Tidak ada jawaban. Padahal New sudah sangat yakin jika Tay pastilah ada di dalam.

TING TONG TING TONG

TING TONG TING TONG

"What the Fuck are you doing?"

Pria terseksi itu keluar. Mukanya masam dengan bulir keringat di dahinya. Dan jangan lupakan abs yang ia tontonkan. Dan...

"Aku akan kembali menginap. Bisakah aku─"

"Tidak boy. Aku tidak begitu menyukai bermain dengan orang yang sama dua kali. Lagi pula kau masih kecil."

Tay hampir menutup pintunya jika saja New tidak menahan, "wait Tay. Aku.. aku punya penawaran bagus. Aku akan tinggal di rumahmu dan kita bisa menjadi partner sex."

Tay heran bukan karena New berbicara dalam satu tarikan napas. Tapi karena penawaran aneh. "Partner sex? Are you crazy boy? Aku tidak butuh hal semacam itu."

Benar. Untuk apa dewa seks seperti Tay membutuhkan partner sex? Hei, datanglah ke kenyataan. Tay bisa bercinta dengan siapapun. Ia bahkan bisa tanpa mencari.

"Tapi─"

"Dengar, aku sedang tidak ada mood untuk mendiskusikan ini denganmu bocah. Dan aku sedang ada tamu. Aku tidak mau kau menghancurkan gairahku. Oh holly shit. Chiangmai akan menganggapku tidak menggairahkan lagi."

Lalu

BLAM

Pintu kondo itu tertutup rapat.

.

.

.

New terduduk dengan bersandar pada dinding kondo Tay. Apakah salahnya jika ia gay dan tinggal di keluarga homophobic? Apakah salahnya juga jika ia berharap pada Tay, satu-satunya gay yang tahu jika New juga gay.

Begitu suara pintu kondo terbuka, New berdiri dan membersihkan pakaiannya. Sudah lebih dari dua jam ia berdiri di sini. Dan seorang pria cantik keluar dengan mengancingkan kemejanya.

"Terima kasih Tay. gossip yang mengatakan bahwa kau dewa seks tidak main-main." Pria cantik itu mengalunkan tangannya pada leher Tay.

"Tentu saja Fluke, kau harus tahu bahwa itu bukan gossip lagi." Mereka berciuman di bibir.

New menatapnya hanya dari kejauhan. Sesekali ia mengalihkan pandangannya. Bukan karena risih hanya saja... ia tidak mau tegang bukan pada tempatnya.

Pria cantik yang New perkirakan bernama Fluke itu berlalu. Ia Nampak puas dan sepertinya ketagihan. Sayang sekali, Tay bukan tipe yang mau bermain dengan barang yang sama.

Begitu mata mereka bertemu Tay langsung menarik tutup pintu kondonya.

"Tunggu Tay. kau bahkan belum menyentuhku." Teriak New. ia tidak main main. Maksudnya adalah ia benar-benar ingin seks dan sebuah tempat tinggal. Tidak apa jika Tay hanya mengijinkannya tidur mala mini. Besok malam akan ia coba lagi.

"Apa? Menyentuh apa? Kau bahkan sudah keluar banyak. Apa lagi yang kau minta?" Tay membuka sedikit pintunya. Berkacak pinggang dengan pandangan malas.

"Dengar. Aku belum pernah melakukan seks. Dan aku akan melakukannya denganmu." New menutup kalimatnya dengan berusaha santai. Nyatanya tidak. Ia malah bergetar.

"Kau masih tujuh belas tahun dan aku─"

"Ku rasa usia bukan suatu masalah. Lihat, aku sudah berseragam SMA. Aku sudah cukup besar untuk... seks."

Wajah Tay mendekat, namun New tidak mundur sama sekali. "Kau... kenapa sangat ingin tidur bersamaku?"

New diam untuk waktu yang lama. Bahkan Tay hampir menutup pintu kondonya jika saja bibir New masih tertutup rapat.

"Karena kejantananmu besar." Itu spontan! Tentu saja.

"Oh Aku akan mengijinkan kau tinggal jika kau mampu melewati syaratku."

Tanpa diskusi lanjutan New mengangguk. Memberikan kedua jempolnya di muka Tay.

.

.

.

New kembali masuk ke dalam kondo Tay. kali ini bukan hanya untuk sekedar coba-coba. Jika kemarin ia hanya membayangkan Tay menindihnya, memasukkan kejantanannya, mengerang dan merintih bersama. Namun kini semua menjadi nyata.

Di hadapannya Tay sudah membuka kancing satu persatu. Menurunkan celannya... OH FUCK! Tay tidak memakai celana dalam.

Ia menggantung di sana. Ah, maksudnya Tay berdiri di hadapan New. merentangan tangan sama seperti kemarin dan mempersilahkan New menguasai permainan.

Buat aku keluar dalam sepuluh menit maka kau bebas tinggal di kondo ku.

New meneguk ludahnya sehingga jakunnya bergerak naik turun. Perlahan seiring langkah, New melepaskan kemejanya. Kemudian zipper celananya, dan berjongkok di hadapan kejantanan Tay.

"Wanna suck me, Twink?"

Kejantanan Tay sudah ada dalam genggaman New. ia menjilat ujung kepalanya membuat Tay mendongak.

Mengurutnya perlahan hingga merasakan urat-urat yang menonjol pada kulitnya.

"Oh New. benar namamu New?"

Tay melakukannya hampir setiap kali, ia tidak pernah bisa ingat nama orang-orang yang meyentuhnya.

"Hmm..mmm..hmmm."

Maksud New adalah menjawab pertanyaan Tay, hanya saja gumaman yang New keluarkan menimbulkan getaran halus pada kejantanan Tay yang berada dalam mulut hangat New.

"Fuck New, Fuck"

Mata New langsung menatapnya dari bawah, sementara tangan New mengurut dan mengocok kejantanan Tay. gerakan sesnsual yang dilakukan hanya membuat Tay makin menjauhi kewarasannya, terlalu adiktif. Kulit penisnya dicubit, membuatnya mendesah. Pria terseksi Chiangmai itu bersusah payah membuka matanya. Menatap New yang menyeringai kecil, erotis sekali.

Kejantanan yang tertutupi itu berkedut semangat dan New tentu saja dapat merasakan lewat tangannya. Ia memutari bagian yang mengembung dengan ibu jarinya yang bergerak lambat, menanti respon yang ia inginkan dari Tay.

Tay menggeliat, menatap New di antara kakinya dengan sayu.

New menekan jempolnya di bagian yang ia yakini adalah kepala penis, membuat Tay mengerang. Menaikkan sedikit pinggulnya karena New kembali menggesekkannya dengan telapak tangannya yang seputih salju.

Bibir New menyentuh pada dalam Tay, menciuminya dari bagian paling bawah─Kedua bolanya, sampai ke kepala jamur.

Kejantanan Tay berkedut di depan wajah New. sementara New mengangkat kaki kiri Tay alih alih malah mengulum kejantannya. Testis yang menggantung pun tak luput dari lahapan New. ia menggigiti kulit kedua bolanya lalu mengulumnya lagi.

Kepala Tay berputar merasakan lidah New di atas kejantananya. Penisnya yang telah menggemuk semakin banjir oleh cairan putih kental, New tanpa aba-aba memasukkan seluruh bagian sampai kepala penis Tay menyentuh tenggorokannya.

Gila.

Dunia Tay jungkir balik.

Baru kali ini ia merasakan nikmat yang nyata dari sebuah blow job.

Yang Tay tahu ia melakukan pelepasan kurang dari sepuluh menit. Di mulut New dengan sensasi tak ada duanya.

Menakjubkan.

Ia tidak tahan.

Poxn Without PlotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang