09. Suasana Lama

910 177 47
                                    

Sunoo dengan sabar memapah Jake ke kamar mandi, ia membantu Jake melepaskan satu persatu pakaian hingga tanggal. Beruntung Jake tidak meminta memandikan juga, jadi setelah atasan Jake terlepas— Sunoo segera keluar dari kamar mandi. Ia turun ke lantai bawah untuk bertemu ibunya Jake.

"Ah... Sunoo, kemari sayang." Ibu Jake yang tengah merapikan meja makan melambaikan tangan agar Sunoo datang menghampirinya.

"Tante, lagi nyiapin makan malam?"

"Iya nih. Kamu ikut juga, 'kan? Makan malam di sini, kalau pergi nginep aja. Besok baru tante anterin kamu pulang,"

"Ah... Gak usah tante, ngerepotin. Sunoo udah rencana mau pulang kok."

"Tapi tadi tante udah telpon ibu kamu, mereka gak ada di rumah, 'kan? Daripada kamu tinggal di rumah sendiri mending nginep aja di sini. Lagian kamu kayak ke siapa aja, Sunoo... Kamu selalu diterima di sini kapan pun kamu mau," ujar ibu Jake.

Sunoo menundukkan kepalanya, ia pun akhirnya mengangguk mengiyakan membuat ibu Jake senang dan memeluk tubuhnya. Sedari dulu memang ibu Jake sangat menyayangi Sunoo, sudah menganggap sebagai anak sendiri. Bahkan ibu Jake lebih posesif ketimbang Jake.

Sunoo masih ingat saat usianya masih menginjak 8 tahun, ia sedih sebab Jake lebih memilih satu kelompok dengan murid lain karena sudah berjanji sehingga Sunoo harus mengerjakan tugasnya sendiri. Ibu Jake kemudian mengabaikan Jake selama lebih dari sebulan dan lebih memilih memberikan semua perhatiannya pada Sunoo. Jake yang tidak begitu peduli, sama sekali tidak menyadari sikap ibunya kala itu. Tapi Sunoo jelas tahu.

"Tante, aku bantuin, ya?" Sunoo beranjak dan mulai menghampiri ibu Jake yang sedari tadi mondar mandir membawa piring. Ibu Jake ingin menolak, tapi Sunoo sudah mengambil beberapa alat makan untuk ditata rapi di atas meja makan.

Setelah siap, ibu Jake hendak akan naik ke atas menemui Jake untuk menyuruh segera turun. Tapi Sunoo sudah menghentikan ibu Jake. "Biar aku aja yang nemuin Jake."

"Yaudah kalau gitu, tante mau telpon om Jackson."

Sunoo mengangguk, kemudian naik ke lantai atas. Sunoo berpikir tidak perlu mengetuk terlebih dahulu untuk masuk ke kamar Jake. Tapi sepertinya keputusannya ini adalah kesalan besar yang ia ambil karena saat pintu dibuka, ia melihat dengan jelas Jake yang tengah telanjang bulat sedang memilih pakaian yang disimpan di atas ranjang.

"Arghhh!" Refleks Sunoo berteriak kemudian menutup pintu. Wajahnya sudah memerah seketika, jantungnya berdegup kencang. Ia tidak tahu mengapa ia harus malu? Padahal baik ia dengan Jake sama-sama lelaki.

Sementara itu Jake yang tersadar, segera memakai pakaian dengan tergesa. Meski pun kakinya sakit, ia sebisa mungkin tidak ingin membuat Sunoo malu. Jadi ketika pakaian sudah melekat pada tubuhnya. Ia membuka pintu, menemukan Sunoo tengah berjongkok sambil menutup wajahnya.

"Maafkan aku, aku gak kunci pintunya," ujar Jake menyesal. Sehingga membuat Sunoo segera berdiri dan berbalik menghadap Jake, ia menggelengkan kepala. "Gak kok, ini emang salahku gak ngetuk pintu dulu. Asal buka aja."

Tapi kemudian Jake tersenyum kecil saat melihat rona merah yang menghiasi wajah Sunoo. Sudah lama ia tidak melihat ekspresi itu sehingga membuat jantungnya kembali berdenyut lebih cepat.

"Kalau gitu, ayo turun ke bawah. Tante udah nyiapin makan malam." Sunoo sudah meraih tubuh Jake agar Jake dapat bertopang padanya. Tanpa menyia-nyiakan kesempatan— Jake melingkarkan tangan kanannya pada pinggang Sunoo. Sunoo sadar tapi ia sama sekaki tidak marah, atau melarang. Dengan perlahan Sunoo memapah tubuh Jake berjalan dan turun menuju tangga.

Dalam hati Jake sudah memantapkan niatnya untuk membuat tongkat yang baru saja ia beli.

"Manja sekali, kamu Jake!" komentar seorang lelaki dewasa dengan pakaian jas rapi. Dia adalah ayah Jake yang baru saja pulang dari kantor. Sunoo sudah memberi salam hormat.

Mantan | JakeNoo ft. JayNoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang