03. Masa SMP

2.1K 334 37
                                    

Sunoo dan Jake itu sudah dekat sedari kecil, kebetulan kedua orang tua mereka adalah tetangga. Mereka berdua juga lahir di Rumah sakit yang sama. Saking dekatnya bahkan Jake sudah seringkali menginap di rumah Sunoo begitu pun sebaliknya.

Tak ada rahasia di antara keduanya. Bahkan Sunoo tahu perasaan Jake padanya. Sahabat kecilnya itu tak pernah memandang ia sebagai teman, sedari kecil Jake sudah berceloteh akan menikahi Sunoo setelah dewasa.

Sunoo pikir itu hanya candaan semata, atau janji manis anak-anak yang bahkan tak tahu arti sebenarnya dari sebuah ikatan pernikahan.

Tapi Sunoo salah mengira hal itu hanya bualan Jake saja, karena nyatanya Jake benar-benar ingin memenuhi janji itu. Di tahun pertama SMP, Jake menyatakan perasaan padanya untuk mempertegas hubungan mereka berdua.

"Aku beneran suka kamu, Noo."

"Kamu masih aja suka bercanda. Aku tahu kok kamu suka aku, aku juga suka kamu."

"Aku mau kita pacaran!"

"Pacaran?" Sunoo memandang bingung karena baru kali ini ia diajak pacaran oleh seseorang.

Jake mengangguk semangat. "Iya, kamu mau kan Noo jadi pacarnya aku? aku janji bakal bahagiain kamu." Tangan Jake segera saja menggenggam tangan Sunoo dan mengelusnya pelan.

Sunoo tersenyum lebar dan tanpa pikir panjang mengangguk menyetujui keinginan Jake. "Aku mau."

Dan di malam itu di bawah hamburan bintang yang berkerlap-kerlip, Sunoo dan Jake berpegangan tangan sambil melihat indahnya langit di atas genting, mengurungkan niatnya untuk segera masuk ke kamar padahal hawa dinginnya malam sudah menelusup masuk ke sela-sela kaos tips mereka.

"Sini aku peluk, biar kamu gak kedinginan."

Jake merengkuh tubuh Sunoo ke dalam pelukannya, sementara tangannya melingkar manis pada pinggang Sunoo sambil sesekali menunjuk salah satu bintang di atas langit.

"Tahu gak kenapa bintang cuma nongolnya pas malem aja?" tanya Jake tepat mulutnya di dekatkan pada telinga Sunoo.

Sunoo menggeleng perlahan. "Aku gak tahu. Emangnya kenapa?"

"Bintangnya malu, kalah bersinar sama cinta kita berdua. Kan kalau siang kita banyak kegiatan di luar makannya bintangnya malu sementara malem kita tidur baru deh bintangnya nongol," celoteh Jake.

Sebetulnya tak ada yang menarik dari kata-kata receh Jake tapi entah mengapa justru membuat Sunoo tersipu malu, ia bahkan tertawa kecil ketika Jake berkata-kata dengan antusiasnya.

"Tapi ada kok bintang yang bersinar di siang hari," balas Sunoo setelah cukup ia tertawa.

"Apa? jangan bilang hati kamu ya, hati kamu kan bintangnya aku."

"Bukan." Sunoo memukul bahu Jake pelan karena mengodanya terus. "Matahari 'kan juga bintang, dia bersinar di siang hari."

"Mungkin mataharinya gak tahu malu," balas Jake.

***

Jake sudah menunggu di depan rumah Sunoo untuk berangkat bersama. Hanya menunggu beberapa menit saja Sunoo sudah keluar dengan mendorong sepedanya keluar.

"Noo, kamu jangan bawa sepeda," ujar Jake tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Aku bonceng kamu , kita kan udah pacaran. Sebagai pacar yang baik aku mau nganterin pacarku sampai sekolah dengan selamat tanpa kecapean."

Sunoo dengan senang kemudian kembali mamasukkan sepedanya lalu di bonceng Jake. Jake sendiri sudah mengayuh dengan semangat. Satu tangannya meraih tangan Sunoo yang berpegangan pada bahunya.

"Pegangannya di pinggang aja. Noo, yang erat biar gak jatuh."

"Iya." Kedua tangan Sunoo langsung melingkar dengan manis pada pinggang Jake, sementara matanya tak henti melihat beberapa pohon di pinggir jalan yang mereka lewati.

Di musim semi bunga-bunga sakura bermekaran. Kelopak merah muda itu berterbangan tertiup angin, ketika sepeda mereka lewat susananya seakan dihujani bunga sakura yang sangat cantik.

Sunoo sangat menyukainya.

Tangan Sunoo mengambil beberapa bunga sakura yang jatuh dari pohon tertiup angin.

Sesampainya di sekolah, seperti biasa Jake akan merapikan rambut Sunoo. Menangkup dengan sayang kedua pipi chubby Sunoo. "Belajar yang rajin, ya."

Sunoo mengangguk semangat. "Iya. Kamu juga."

Karena mereka berbeda kelas, Sunoo sudah ikut masuk ke kelasnya bersama teman yang lain sementara Jake menuju ke parkiran terlebih dahulu untuk menyimpan sepedanya.

"Cie... Masih pagi udah romantisan," goda beberapa teman Sunoo ketika sang empu sudah masuk ke kelas.

Saking dekatnya Sunoo dan Jake tentu saja siapapun akan berpikit bahwa keduanya memiliki hubungan melebihi kata teman sekalipun Sunoo menyangkal, karena mereka sangat yakin suatu saat Sunoo akan memiliki hubungan dengan Jake.

"Sekarang udah pacaran, Noo?" tanya teman sebangkunya.

Sunoo tak menjawab, ia hanya tersenyum malu.

"SUNOO! PACARMU DATANG, NIH?!" teriak ketua kelas menggelegar seisi ruangan.

Benar saja, Jake sudah berdiri di depan pintu kelas Sunoo. Melambaikan tangannya pada Sunoo yang tengah duduk di bangku. Sunoo sebetulnya sudah sangat malu terus-terusan digoda oleh teman sekelas, wajahnya sudah memerah.

Ia berlari menghampiri Jake, menarik tangan Jake dan membawa lelaki itu agak jauh dari kelasnya.

"Ada apa?" tanya Sunoo.

Jake meraih tangan kiri Sunoo, memberikan satu payung. "Hari ini kamu lupa bawa payung 'kan? takutnya nanti pulang sekolah hujan," katanya, lalu kembali lagi Jake meraih tangan kanan Sunoo. "Nah ini bekal buat kamu, aku buatin bento. Aku denger dari temen menu makan siang kantin hari ini sayur kerang, aku tahu kamu gak terlalu suka makan kerang jadi aku buatin bento."

Kedua mata Sunoo sudah berkaca-kaca. Selalu saja seperti ini, Jake selalu tahu apa yang Sunoo butuhkan. Dia memang lelaki paling baik setelah ayahnya yang pernah Sunoo kenal bahkan teramat sangat baik.

"Aku gak tahu harus bales kamu kayak apa." Sunoo menundukkan kepalanya, ia sadar selama ini ia hanya menjadi beban bagi Jake.

Melihat tingkah Sunoo kali ini, Jake langsung menggeleng cepat. "Aku cuma mau kamu tetep di samping aku. Itu aja udah cukup kok, hehe."

"Kalau gitu aku bakalan terus di samping kamu selamanya," balas Sunoo sambil tersenyum manis, pipinya yang chubby juga sedari tadi merah merona menambah kadar manis Sunoo dimata Jake.

"Kalau gitu, aku balik ke kelas, ya."

Sunoo mengangguk. "Iya."

Jake pun melangkah pergi, tapi sebelum itu ia telah lebih dulu mencium pipi kanan Sunoo membuat Sunoo diam terpaku merasakan sensasi yang berbeda di dadanya. Jantungnya berdebar sangat kencang, bahkan perut nya terasa seakan dipenuhi kupu-kupu saat ini.

"Dah... Jangan lupa nanti dimakan bentonya," sahut Jake yang sudah perlahan berjalan jauh dari pandangan Sunoo.

Mantan | JakeNoo ft. JayNoo ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang