03

1.6K 156 8
                                    


"Chanyeol awas!!!!" Dara menjerit untuk menyelamatkan Chanyeol yang lengah, namun terlambat. Lelaki itu jatuh terkapar berkat pukulan keras sebuah kayu balok yang mengenai pundaknya saat berkelahi.

Dara menemani Chanyeol, sesosok lelaki yang jauh lebih mudah darinya yang telah menyelamatkan nyawanya kala itu. Kalau bukan karena Chanyeol, Sandara pasti sudah menjadi santapan para pria bejat yang mabuk itu. Sudah satu bulan lamanya Chanyeol tidak sadarkan diri, dan ini adalah hari ke 32 ia berbaring di rumah sakit kelas bawah yang hanya memiliki satu tempat tidur tipis sebagai alas.

"Noona"

"hiks... akhirnya... kau sadar"

Wajah pucat Chanyeol tersenyum dipaksakan, airmata Dara membuat Chanyeol terkekeh pelan, merasakan kelembutan tangan sehalus sutera membelai wajahnya.

Dara mengenakan syal merah dilehernya, diluar juga sedang turun salju menandakan bahwa cuaca amat dingin. Dara membuka syalnya dan menyelimuti dada bidang Chanyeol dengan benda hangat itu.

"Chanyeol, aku akan segera memanggil dokter. Tunggu sebentar"

"tidak!" Chanyeol menahan lengan Dara sekuat tenaga, Dara terperangah dan menatap polos kearah Chanyeol.

"darimana kita membayar biaya rumah sakit?"

Dara tersenyum kecut, disaat seperti ini Chanyeol justru berpikir tentang uang.

"aku baik-baik saja. Sebaiknya, kita segera pergi tanpa harus membayar"

"kesehatanmu lebih penting! Lagipula... aku memiliki uang untuk membayarnya" bentak Dara pada Chanyeol.

Chanyeol mencelos, dan Dara menenangkannya dengan senyum hangat terukir dibibir.

.

.

.

"Mark... Jennie tertinggal didalam!"

Mark terperangah ketika menyadari bahwa hanya ada dirinya dan Doyoung saja di dalam mobil, "sial!"

"kita harus kembali kedalam" ajak Doyoung dengan semangat.

"kau gila?! Ayahku adalah walikota. Didalam banyak polisi dan razia sedang berlangsung!" tahan Mark pada Doyoung.

Doyoung mendesah kasar, "ini semua salahmu! Kalau terjadi apa-apa dengan anak itu bagaimana?"

Wajah Mark sangat kusut, begitupun dengan Doyoung. Dua anak itu sibuk dengan rasa gelisah dalam diri masing-masing. Mark mengacak rambut pirangnya dengan kasar, dan Doyoung duduk tak rapi diatas jok mobil.

"kita pikirkan nanti. Lagipula, Jennie sepertinya anak orang penting, jika sesuatu terjadi padanya... besok pasti akan ada artikel besar yang dimuat disemua media"

Doyoung menggelengkan kepalanya tak percaya pada ucapan yang baru saja terlontar dari mulut sahabatnya itu.

"benar benar..."

Jennie semakin memojokkan tubuhnya kearah dinding ketika sesosok pria tampan yang tempo hari pernah mencium bibirnya tanpa permisi itu kembali muncul dengan raut serupa. Pria tampan, seksi, penuh dengan aura maskulinitas tersimpan dari setiap gurat wajah dan tubuhnya. Tangan pria itu kembali naik untuk menyentuh bibir ranum milik Jennie yang baru saja sembuh dari luka gigitan seduktifnya waktu itu.

Park Chanyeol tersenyum kecil, lalu tertawa pelan sembari menutup bibirnya.

Jennie membuka matanya lebar-lebar ketika gebrakan dari luar pintu tempatnya bersembunyi muncul dengan nyaring.

DADDY LITTLE MONSTER (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang