Chapter 4

10 3 0
                                    

1 Minggu kemudian...

Pagi ini Raina bangun pukul 5.00 seperti biasa. Namun, dia merasa ada yang aneh dengan badan nya. Dia merasa sedikit meriang, mungkin flu, pikirnya. Dia memaksakan diri untuk tetap melakukan aktifitas biasanya.

"Heyyooo, good morningg." kata Ivanna, dia merangkul Raina.

"Eh Rai, badan lo kok agak anget ya?" Tanya Ivanna, tanganya menyentuh jidat Raina.

"Masa? Gw nggak papa kok." Raina berbohong, dia berbohong agar tetap bisa ikut latihan hari ini. Dia tidak mau tinggal sendirian di asrama, bosan.

"Oh, mungkin karena habis kena Ac." Kata Ivanna. Mereka pun melanjutkan aktifitas biasanya. Raina tetap ikut meski badan nya tidak enak.

Setelah pelajaran, Raina dan teman-teman nya pergi ke lapangan.

"Eh, Raina, lo nggak papa? Muka lo agak pucet deh." Tanya Keisha, dia harus memastikan anggota tim nya sehat-sehat saja.

"Nggak papa kok, cuman flu paling." Jawab Raina.

"Lo, masih bisa latihan? Atau mau gw anter ke UKS?" Tanya Keisha khawatir.

"Nggak, gw gak papa kok, tenang aja." Kata Raina. Pak Yoga dan Bu stella memasuki Hall. Mereka pun berbaris dan bersiap.

"Hari ini kita latihan fisik, silahkan semuanya menuju Gym sekolah, kita akan latihan disana." Ucap pak Yoga.

"latihan fisik lagi..." Kata Keisha

"Kalo gue sih malah gak papa, demi badan yang terus terjaga." Ucap Zea.

"Ini juga buat melatih otot kita lagi, biar makin jadi." Lanjut Zea.

"Otot gua udah jadi, nihh..." kata Keisha sambil mengangkat bajunya dan memperlihatkan perutnya yang berotot itu.

"Widihhh, keren juga tuh perut lo, tapi kalah lah sama perut gue." Kata Natasha.

"Masih kerenan gw kaleeee." Kata Keisha balik. Mereka pun tertawa dan pergi menuju ke Gym sekolah.

Sampai sana, mereka segera pergi ke alat-alat sesuai keiinginan mereka.

"Treadmill dulu yok." Ajak Lea.

"Ayok." Jawab Ivanna. Mereka pun segera menuju ke tempat Treadmill. Raina baru saja ingin menaiki treadmill nomor 14, tapi tiba-tiba pria berambut cukup gondrong itu langsung menaikinya, dia Reihan.

"EH! Gw duluan, kok lo nyelak sih?!" Sahut Raina.

Pria itu diam saja.

"Minggir! Gw duluan!" kata Raina memelas.

"Sori, gw duluan ya, bentar aja, diujung sana kan masih kosong noh." Jawab Reihan.

"Harusnya lo yang diujung sana! Buruan turun!" Sahut Raina.

"Au deh, males berurusan sama orang kayak lo!" Raina pun pergi ke Treadmill diujung. Dia sangat kesal, dari kemarin Reihan telah membuatnya sangat kesal. Sudah tidak enak badan, ditambah lagi berurusan dengan Reihan. Kepalanya sangat pusing sekarang.

"Kasian Raina, Lo sih!" Ujar Natasha ke Reihan. Reihan tidak membalasnya, dia malah memasang Earphone nya dan melanjutkan jalan.

Kekesalan Raina belum selesai bahkan sampai latihan selesai. Namun, dia menghiraukan saja dan tetap fokus pada latihan.

Di tengah-tengah latihan, Raina duduk untuk istirahat dan minum, kepalanya pusing. Tiba-tiba ketika dia minum, Reihan duduk di kursi disebelahnya. Muka Raina langsung berubah kesal.

"Lo ada masalah sama gw? Kenapa lo natap gw begitu?" Tanya Reihan.

"Ada, lo ada 1001 masalah sama gw." Jawab Raina.

"Hah? Lo marah gegara Treadmill tadi? Yailah cuma Treadmill doang." Jawab Reihan.

"Salah satunya, waktu itu juga ada." Jawab Raina.

"Waktu itu? Waktu itu yang mana?"

"Astaga! Lo udah lupa? Waktu itu tuh, lo ngusir gw pas gw ngajak kenalan! Dasar pikun" Kata Raina.

"Yailah, masalah begitu aja marah, oke gw jawab, gw Raihan, lo Ra-ratu kan?" Kata Reihan dengan keraguan.

"Ratu matalo! Gw Raina." Jawab Raina kesal, ternyata si Reihan memang tidak mendengarkannya waktu itu .

"Oh ya, Raina. Udah, masalah selesai kan?" Kata Reihan.

"Bodo deh!" Kata Raina sambil meninggalkan kursi.

"Anak aneh..." Gumam Raihan.

Raina menghampiri teman-teman nya yang sedang berolahraga. Beberapa sedang mengecek ponsel nya.

"Ngobrolin apa tuh? Sama dia?" Tanya Lea sambil menunjuk Raihan.

"Dia duluan, dia nanyain gw ada masalah apa sama dia."

"Trus?"

"Ya gw ingetin, dia bukan nya minta maaf, malah bilang 'gitu aja marah', trus dia baru ngejawab yang gw kenalan kemaren barusan." Jelas Raina.

"Aneh" Ucap Natasha.

"Banget." Kata Raina.

Mereka latihan hingga jam setengah 8 malam, lalu mereka kembali ke asrama.

"Waduh, astaga, lupa, botol minum gua masih di Gym, gua ambil dulu ya." Kata Raina.

"Gak mau gua temenin Rai? Muka lo keliatan pucet, gw takut kenapa-napa." Kata Keisha.

"Tenang aja, gw oke kok, bentar ya, keburu Gym nya tutup." Raina pun berlari ke Gym.

Sesampainya di Gym, Raina pun segera masuk, dia tidak mau lama-lama. Ternyata masih ada Reihan di sana, anak itu sedang berlatih sendirian. Dia melakukan Push-up tanpa baju atasan. Raina takjub karena anak itu masih latihan meski sudah jam segini. Reihan yang melihatnya langsung menghentikan Push-up nya.

"Kenapa balik?" Tanya nya ke Raina. Dia segera mengambil Jersey nya dan memakainya, dia malu.

"Botol gw, ketinggalan." Jawab Raina, dia segera menuju ke botolnya.

"Oh..." Kata Reihan.

"Kok muka lo pucet banget?" Tanya Reihan.

"Eh? Gw gak papa kok." Dia meminum air dari botolnya.

"Seriusan?" Tanya Reihan kembali.

"Iya seriusan, gw gak papa ko-" Pandangan Raina menggelap.

BRUK.

Badan Raina terjatuh ke lantai. Dia pingsan. Badan nya sudah tidak sanggup lagi.

----------------------------------------------------

HEYYY IT'S KAN HEREEE :DDDDD
Gimanaa? Penasaran gak nih kelanjutan nya?
Jangan lupa Vote yaa :D
Tungguin kisah Raina dan Reihan di Chapter-chapter selanjutnya.
Love you all,
-Kan 🌈

LoveyballTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang